KULINER

 Air Terjun Tujuh Panggung yang Tersembunyi

Wisata Empat Lawang

Tujuan wisata di wilayah Sumsel ternyata tidak hanya berupa objek yang sudah dikenal dan diketahui umum. Tetapi ada juga berupa objek yang masih belum digarap dan masih ‘perawan’ berada di lokasi yang tersembunyi. Salah satunya, air terjun tujuh panggung di Desa Tanjungalam, Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.

Sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Lahat,  Empat Lawang memang memiliki tidak sedikit objek wisata yang selain memberikan keindahan juga diwarnai  tantangan.

Di lokasi di atas Deretan Bukit Barisan yang terletak di atas 1.200 meter diatas permukaan laut (DPL), lokasi air terjun tujuh panggung memang memberikan nuansa segar alam pegunungan. Alam yang masih belum tersentuh ini terletak di antara kebun-kebun warga dan hutan yang masih ‘perawan’.

Air terjun di panggung ketiga cukup sulit didaki. Namun, warga sekitar sudah sering menikmatinya.

Untuk mencapainya, harus rela berjalan kaki selama sekitar tiga  jam dari desa terdekat, Desa Tanjungalam. Kalau mau naik ojek, sebenarnya ada, tetapi hanya separoh jalan. Selebihnya tetap harus berjalan kaki meniti jalan setapak di lereng bukit yang terjal dan licin berlumut.

Mencapai air terjun di panggung (tingkat ke tujuh) ternyata belum tersedia akses. Masih berupa jalan setapak.

Warga Desa Tanjungalam, Jon Kenedi mengakui, selama ini keindahan air terjun ini haya dinikmati warga desanya. Itupun terbatas yang punya kebun di sekitarnya.

Karena memang, akses jalan masih berupa jalan setapak yang harus melewati bukit terjal dan hutan rimbun. Itupun baru sampai ke panggung ke dua. Selanjutnya masih berupa jalan melintasi semak belukar.

Lihat Juga  Mampu Produksi 268 ton Perhari, OKU Timur Jadi Sentra Penghasil Ikan Patin

Air terjun di panggung pertama terdiri dari enam deretan air mancur yang masing-masing setinggi sekitar 2 meter dan dibawahnya ada lubuk sedalam sekitar 3-4 meter dengan luas sekitar 4 x5 meter. Air yang jernih dan dingin membuat keinginan berendam tak tertahankan.

Sementara di panggung kedua hingga ketujuh juga memberikan nuansa yang berbeda. Karena ketinggian masing-masing air terjun memang variatif. Berkisar antara 5 hingga meter 14 meter. Di panggung ketujuh, malahan terdapat dua sumber air yang mengucur ke lubuk di bawahnya. Hanya saja di panggung ini, sepertinya memberikan kesan angker karena ada pusaran air yang cukup kuat.

Di atasnya lagi, sesungguhnya masih ada dua panggung air terjun. Namun, belum ada satupun orang yang berani menapakinya, karena memang jalan menuju ke sana cukup terjal. Tebing bebauannya mencapai 45 derajat. Selain curam, juga berlumut sehingga sulit didaki.

Nuansa alami yang liar ini memang cukup memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang punya minat menikmati wisata alam. Hanya saja, untuk mencapai lokasi ini dari kota Palembang, cukup jauh. Jarak Palembang ke Tebing tinggi ditempuh dalam waktu 7 jam menggunakan mobil ataupun kereta api.

Kereta api, tersedia dua jadwal, siang dan malam. Kalau memilih kelas ekonomi bisa berangkat pagi hari  dari Stasiun Kertapati, Palembang tujuan Lubuklinggau. Atau jika memilih kelas bisnis dan eksekutif berangkat malam hari. Jika berangkat dari Kertapati pukul 21.00 WIB, tiba di Stasiun Tebing tinggi sekitar pukul 04.00 WIB.

Lihat Juga  Palembang Segera Miliki Pasar Ikan Modern

Sementara kalau memilih menggunakan mobil bisa menumpang bus ataupun travel. Ongkosnya berbeda sesuai dengan kelasnya. Dari Tebingtinggi menuju lokasi desa terdekat bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Kendaraan angkot bisa disewa untuk mencapai kawasan ini. Jadi untuk menikmati air terjun ini, dari Palembang membutuhkan waktu 3 hari termasuk perjalanan Tebingtinggi-Palembang.

Akses menuju lokasi aor terjun hanya berupa jalan setapak. Bahkan, jalan ini baru dibuat oleh warga. Kalau tidak hati-hati, bisa berbahaya. Jurang yang curam dan berbatu menanti, merupakan tantangan tersendiri.

Kelelahan menempuh perjalanan dari Desa Tanjungalam ke lokais air terjun rasanya terbayar ketika sudah menikmati kesegerdan sawah alam di air terjun. Sepanjang jalan desa dan jalan setapak, ladang, sawah serta gemericik air sungai menemani dan menambah nikmat perjalanan wisata.

Usai menikmati air terjun, dua sumber air panas yang berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan kaki juga bisa melengkapi perjalanan wisata alam ini.

Objek wisata ini sebenarnya bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata pilihan. Mau wisata yang alami dan perawan dan masih liar, mungkin objek ini bisa menjadi pilihan.

Penulis: muhamad nasir

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button