Energi

Panas Bumi Energi Masa Depan Indonesia

Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Penggiat Kaki Bukit Literasi

Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil sebagai sumber energi masih relatif tinggi, lebih dari 90 persen penggunaan energi nasional.

Laman Instagram Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) @djebtke mempublikasikan bahwa posisi panas bumi Indonesia berada pada peringkat pertama di Asia dan peringkat dua di dunia, dengan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Pembangkit Panas Bumi (PLTP) Indonesia sebesar 2,1 GW.

Indonesia berhasil menggeser peringkat Filipina yang berada pada peringkat ke tiga di dunia. Targetnya tentu ingin Indonesia menjadi nomor satu dunia. Menjadikan panas bumi (geothermal) Indonesia berada pada peringkat pertama di dunia bukan suatu hal yang mustahil.

Sekitar sembilan tahun lalu, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Al Gore dalam pidato pembukaan “The Climate Project Asia Pacific Summit” di Jakarta 9 Januari 2011 menyatakan, Indonesia bisa menjadi negara adidaya dalam penghasil dan pengguna energi panas bumi (geothermal) sebagai sumber tenaga listrik. “Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang memproduksi listrik dari tenaga panas bumi. Indonesia berada di bawah Filipina sebagai negara terbesar kedua di dunia produsen listrik panas bumi,” kata penerima Nobel Perdamaian 2007.

Pernyataan Al Gore tersebut meyakinkan Indonesia tentang betapa besarnya potensi panas bumi di Indonesia yang bisa digunakan sebagai energi masa depan, energi alternatif yang ramah lingkungan. Indonesia memiliki 40 persen potensi panas bumi dunia, namun kapasitas yang terpasang untuk memanfaatkan panas bumi itu baru empat persen dari potensi yang ada.

Dengan potensi panas bumi yang besar dan terus bertumbuhnya PLTP, Al Gore juga memuji kepeloporan Indonesia dalam upaya penanganan perubahan iklim dunia.

Menurut data US Departement Energy tahun 2005, di dunia energi geothermal memiliki cadangan yang cukup besar. Jumlah cadangan di seluruh dunia sektar 50.000 kali lebih banyak dari energi fosil. Kini energi panas bumi menjadi perhatian dunia di tengah munculnya isu-isu pemanasan global, polusi dan mahalnya harga bahan bakar minyak dan gas bumi.

Kapasitas terpasang energi panas bumi di dunia saat ini, pada peringkat pertama adalah Amerika Serikat dengan kapasitas 3.639 MW, Indonesia 2004,5 MW, Filipina 1.868 MW, Turki 1.347MW, Selandia baru 1.005 MW, Mexico 951 MW, Itali 944 MW, Islandia 755 MW, Kenya 676 MW, Jepang 542 MW, dan negara-negara lainnya 925 MW.

Potensi panas bumi di Indonesia dalam buku “Potensi Panas Bumi Indonesia” (2017) menyebutkan, Indonesia adalah negara yang dikaruniai potensi sumber daya energi yang begitu besar dan beraneka ragam. Bukan hanya energi fosil, potensi energi terbarukan juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia diantaranya yaitu energi panas bumi. Potensi panas bumi di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia dengan potensi sumber daya sebesar 11.073 MW dan cadangan sebesar 17.506 MW.

Saat ini pengembangan energi terbarukan di tanah air menjadi suatu keharusan sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Energi terbarukan yang saat ini baru mencapai 7,7 persen dari total bauran energi nasional ditargetkan akan berkontribusi menjadi sebesar 23 persen atau setara 45 GW pada tahun 2025 dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat pelanggan listrik.

Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil sebagai sumber energi masih relatif tinggi, lebih dari 90 persen penggunaan energi nasional. Energi fosil sebagai energi yang tidak terbarukan cadangannya pun terus semakin menipis. Solusi mengatasi kebutuhan energi yang terus meningkatkan setiap tahunnya yang mencapai 6 – 7 persen maka pemerintah perlu mencari energi alternatif dengan mengembangkan energi baru dan terbarukan.

Lihat Juga  Gerak Cepat Tim Rescue Bukit Asam Bantu Korban Semeru

Pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan menjadi suatu keharusan. Pemerintah telah menetapkan bauran energi nasional dengan 23 persen bersumber dari energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 dengan target pengembangan panas bumi sebesar 7.242 MW. Namun hingga saat ini pengembangan panas bumi di Indonesia baru mencapai 2.004,5 MW.

Panas bumi sebagai sumber daya alam yang ramah lingkungan dan terbarukan merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan listrik dan mendukung pertumbuhan pembangunan ketenagalistrikan di Indonesia.

Dalam buku “Potensi Panas Bumi Indonesia” berdasarkan hasil survei dan inventarisasi yang dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan Indonesia memiliki potensi panas bumi yang melimpah dengan 331 titik potensi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, berada di 30 provinsi. Dari potensi panas bumi tersebut telah ditetapkan 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

Di Indonesia lokasi panas bumi tersebar mengikuti jalur pembentukan gunung api yang membentang dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi sampai Maluku. Indonesia dilalui jalur gunung api sepanjang kurang lebih 7.000 km. Sebagai energi terbarukan dan ramah lingkungan, potensi energi panas bumi yang besar ini perlu ditingkatkan kontribusinya untuk mencukupi kebutuhan energi domestik yang akan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap sumber energi fosil.

Jika Indonesia berhasil mengembangkan energi panas bumi maka bangsa ini akan memperoleh manfaat ganda. Di satu sisi, panas bumi mampu menjadi penggerak kegiatan ekonomi, di sisi lain memperkuat kepeloporan Indonesia dalam pengembangan energi ramah lingkungan serta mengendalikan pemanasan global atau perubahan iklim. Panas bumi merupakan sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan (friendly energy resources) dibandingkan dengan sumber energi fosil.

Sebagai sumber energi yang ramah terhadap lingkungan, ada beberapa alasan yang mendukung, diantaranya, emisi yang dilepas ke atmosfir memiliki kandungan SO, CO, NO dan partikel padat sangat rendah. Kemudian Dalam operasional PLTP memerlukan lahan yang relatif terbatas.

Dari potensi panas bumi yang ada mampu dibangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang berarti akan meningkatkan kapasitas energi listrik yang berarti pula mengurangi subsidi APBN untuk listrik. Dengan pembangkit listrik panas tenaga bangsa ini juga akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) atau energi fosil yang masih menjadi sumber utama energi pembangkit listrik di Indonesia.

Sumber energi yang digunakan PT PLN untuk pembangkit yang terbesar adalah batu bara (sekitar 47 persen), gas alam (sekitar 25 persen), minyak bumi 17 persen, dan energi terbarukan (11 persen). Untuk energi terbarukan yang berasal dari panas bumi PLN bisa membangun PLTP dengan kapasitas sebesar mencapai 7.000 MW.

PLTP dengan panas buminya juga menjadi solusi penanganan perubahan iklim global. Tahun 2007, Indonesia membawa persoalan perubahan iklim ini dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Asia Pasifik (APEC) di Sydney, Australia. Tahun 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada KTT Perubahan Iklim (COP-15) di Kopenhagen, Denmark dan menyampaikan lima usulan Indonesia yang diakomodasi forum tersebut.

Pemerintah kini telah menetapkan energi panas bumi sebagi sumber pembangkit listrik utama yang ramah lingkungan pada masa depan. Energi panas bumi telah lama masuk dalam matriks energi Indonesia. Harapan kita semua Indonesia perlu mempercepat produksi listrik dari energi panas bumi bisa lebih cepat karena Indonesia mempunyai potensi panas bumi yang besar.

Panas Bumi Sumsel

Salah satu daerah di Indonesia yang menyimpan potensi panas bumi adalah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Sebagai daerah yang secara geologi berada pada zona gunung api aktif yaitu mencakup sebagian Lajur pegunungan Bukit Barisan di sebelah Barat, Sumsel menjadi salah satu daerah dengan kandungan energi panas bumi yang besar.

Lihat Juga  Medco Power Bersiap Ekspor Setrum PLTS ke Singapura

Berdasarkan survei Badan Geologi Kementerian ESDM di Sumsel telah ditetapkan empat WKP yaitu WKP Danau Ranau, WKP Lumut Balai-Marga Bayur, WKP Rantau Dedap dan WKP Tanjung Sakti serta satu potensi Way Selabung. WKP Danau Ranau yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan memiliki potensi sumberdaya terduga 210 MWe.

WKP Lumut Balai–Marga Bayur yang mencakup Kabupaten Muara Enim dan OKU Selatan, di Lumut Balai memiliki potensi sumberdaya hipotesis 235 MWe dengan cadangan terduga 350 MWe. Di Ulu Danau potensi sumber daya spekulatif sebesar 225 MW, kemudian di Marga Bayur, potensi sumber daya hipotesis 145 MW dan cadangan terduga 194 MWe.

Potensi di Lumut Balai kini telah digarap PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan kapasistas terpasang 55 MW. Sejak Agustus 2019 WKP Lumut Balai, PLTP Lumut Balai unit 1 kapasistas 55 MW telah memasuki tahapan Commercial Operation Date (COD).

Untuk WKP Rantau Dedap yang terletak di Kabupaten Lahat, Muara Enim dan Pagaralam izin pengusahaan dipegang PT Supreme Energy Rantau Dedap memiliki potensi hipotesis sebesar 193 MWe dengan cadangan terduga 13 MWe dan terbukti 92 MWe. Di Rantau Dedap PT Supreme Energy pada Agustus 2018 telah dilakukan penajakan sumur RD-I3 yang merupakan sumur eksploitasi pertama.

PLTP Rantau Dedap akan dikembangkan dalam dua tahap dengan kapasitas keseluruhan sebesar 220 MW. Tahap I sebesar 86 MW direncanakan akan COD pada tahun 2020 sedangkan tahap 2 sebesar 134 MW ditargetkan akan COD tahun 2025.

Kemudian di WKP Tanjung Sakti dan potensi Way Selabung memiliki potensi cadangan terduga sama-sama sebesar 70 MWe. WKP Tanjung Sakti wilayahnya mencakup Empat Lawang, Lahat, Kota Pagar Alam, dan Bengkulu Selatan serta Seluma di Provinsi Bengkulu Selatan. Way Selabung berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

Dalam penggunaan atau pemanfaatan energi panas bumi, tidak hanya untuk pembangkit listrik. Menurut Prihadi Sumintadireja dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dapat juga digunakan secara langsung (direct-use); dan pemanasan/ pendingin bangunan dengan pompa-pompa panas geothermal, biasanya digunakan di negara yang memiliki empat musim.

Keberadaan panas bumi sebagai energi masa depan juga  dapat digunakan pada sektor pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari geotrhermal digunakan untuk irigasi atau pemanasan tanah serta mensterilkan tanah atau digunakan untuk industri seperti industri pulp, pengolahan kertas dan kayu. Seperti di Cina, air panas bumi yang bertemperatur rendah 48 derajat celcius – 79 derajat celcius digunakan untuk pemintalan wool dan pengeringan kain.

Atau di Jepang energi geothermal dijadikan pembangkit listrik skala kecil untuk Hotel Kirishima. Hotel ini memanfaatkan energi gothermal untuk pemandian uap juga digunakan  pembangkit listrik dengan kapasitas 100 kW yang dibangun 1983. Hotel ini juga menggunakan uap dari sumur panas bumi untuk pemanas dan penyejuk ruangan.

Di daerah-daerah yang memiliki PLTP pada wilayah zona penyangga bisa dibuat beberapa aktivitas dengan melibatkan warga sekitar, seperti pembangunan fasilitas permandian air panas dengan memanfaatkan sisa energi panas bumi yang telah dipergunakan oleh PLTP. Sekaligus juga bisa dijadikan tempat pengembangan ilmu pengetahuan khususnya teknologi energi panas bumi dan menjadi kawasan wisata yang di dalamnya ada semacam museum mini tentang panas bumi dan pemanfaatannya. Di kawasan itu juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang wisata, tempat akomodasi berupa hotel, atau youth hostel, restoran, pasar tradisional dan toko souvenir. 𝞨𝞨

Editor : MA

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button