KULINER

Di Inggris ada Brexit, di Jogja ada Breksi

Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Penggiat Kaki Bukit Literasi

Setiap menjejakkan kaki di Jogjakarta, ada dua hal yang selalu melintas dalam ingatan. Pertama, tentang pers mahasiswa. Di kota ini para aktivis era Orde Baru kerap bertemu, berkumpul dan berdebat bahkan beraksi turun ke jalan. Kedua adalah lagu KLa Project berjudul “Jogjakarta.”

“Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat,
Penuh selaksa makna”

“Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja.”

Sebagai aktivis pers mahasiswa pada masa Orde Baru, di kota ini ada aktivis pers mahasiswa yang selalu bertemu, bahkan menyambangi markas redaksi seperti Majalah Balairung di Universitas Gajah Mada (UGM) atau Majalah Himmah di Universitas Islam Indonesia (UII). Bukan hanya itu, datang ke Jogjakarta adalah kesempatan mengunjungi berbagai destinasi yang ada di daerah yang pernah menjadi ibu kota negara Republik Indonesia (RI).

Lama tak berkunjung ke kota, ada yang menyebutnya Yogyakarta atau Yogjakarta, saya berkesempatan berkunjung ke salah satu destinasi wisata yang ada. Bagi saya destinasi ini adalah sesuatu yang baru, mungkin bagi yang lain sudah lama. Destinasi itu bernama Taman Tebing Breksi namun sering disingkat dengan sebutan “Tebing Breksi.” Nama tersebut mengingatkan pada kata “Brexit” yang sempat menjadi pembicaraan saat Inggris atau Britania Raya akan keluar dari perkumpulan Uni Eropa (UE) pada 2016.

Sementara Breksi adalah nama dari destinasi wisata yang ada di Jogjakarta. Taman Tebing Breksi sebagai destinasi wisata kalah tua dibanding detinasi wisata yang sudah lebih dulu terkenal seperti Candi Borobudur atau Kraton Jojgjakarta. Taman Tebing Breksi yang terletak di sisi Timur Jogjakarta di Kecamatan Prambanan walau baru, namun sudah populer. Buktinya tahun 2017 meraih penghargaan Anugerah Pesona Indonesia (API) sebagai tujuan wisata baru terpopuler.

Taman Tebing Breksi diresmikan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 30 Mei 2015, sejak itu Tebing Breksi menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Tebing Breksi adalah destinasi wisata geologi yang menarik untuk dikunjungi.

Lihat Juga  Masjid Raya Abdul Kadim dan “Broken Chair”

Sebelum dikembangkan sebagai destinasi wisata, Tebing Breksi adalah kawasan tambang batu kapur yang menjadi sumber mata pencaharian warga Desa Sambirejo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Sejak 2014 pemerintah setempat melarang penambangan di kawasan Tebing Breksi.

Pemerintah melarang penambangan setelah ada sejumlah penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa batuan kapur di kawasan ini adalah endapan abu vulkanik dari gunung api Purba Nglanggeran di Gunung Kidul. Kawasan Tebing Breksi termasuk sebagai geoheritage. Badan Geologi telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 1157.K/ 73/ BGL/ 2014 yang menyebutkan Tebing Breksi merupakan geoheritage dan kegiatan pertambangan di kawasan itu harus dihentikan.

Mau tahu cerita ilmiah tentang Tebing Breksi? Ceritanya begini, beberapa penlitian ilmiah menyebutkan, secara umum tektonika di selatan Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona subduksi dari lempeng Samudra Hindia-Australia di bawah kerak benua Eropa-Asia yang terjadi sejak pertengahan Zaman Tersier.

Akibat pergerakan subduksi menghasilkan gejala magmatisme-vulkanisme. Ini dibuktikan dengan adanya batuan gunung api berumur Tersier (gunung api purba) yang diperkuat dengan munculnya lava dan breksi gunung api di beberapa tempat di Yogyakarta.

Gunung api purba tersebut tidak mudah dilihat di permukaan karena bentuk bentang alamnya sudah lapuk dan tererosi sehingga penampakan visual bentuk tubuh dan proses vulkanisme seperti gunung api masa kini tidak bisa terlihat.

Sekarang bukan saatnya untuk berdiskusi secara ilmiah tentang Tebing Breksi. Para peneliti menyebutkan batuan kapur breksi di sana adalah endapan abu vulkanik dari gunung api purba Nglanggeran. Kini kawasan tersebut merupakan cagar alam geologi dan harus dilestarikan. Selain keberadaan gunung api Purba Nglanggeran, di sana ada Candi Ijo, Situs Ratu Boko dan sebagainya.

Jika ingin mencapai Tebing Breksi dari Jogjakarta dan sekitarnya bukan hal yang sulit. Ada transportasi umum yang bisa mengantar siapa pun yang ingin ke sana. Datang ke Taman Tebing Breksi jangan sampai kamera atau ponsel tertinggal alias lupa di bawa karena di sini banyak spot foto yang cantik dan elok sebagai latar untuk bergaya.

Lihat Juga  Diskon Tiket Pesawat Diperpanjang Sampai Juni 2021

Taman Tebing Breksi letaknya tak jauh dari situs Candi Ijo, awalnya tebing batuan kapur breksi yang sudah dikupas dengan setinggi sekitar 30 meter. Dinding tebing batu kapur tersebut diukir dengan sentuhan seni dan dibuat tangga untuk mencapai puncaknya. Dari puncaknya bisa melihat keindahan Candi Prambanan, Candi Sojiwan, Candi Barong dan kemegahan Gunung Merapi bahkan panorama kota Jogjakarta.

Di dinding tebing batu kapur ada ukiran yang dibuat seniman setempat dengan berbagai ornamen yang indah diantaranya berbentuk aneka tokoh-tokoh wayang. Di bawah tebing juga ada panggung pementasan seni yang disebut Tlatar Seneng. Jika beruntung datang ke sana, bisa menyaksikan pementasan seni atau musik yang digelar pada malam hari.

Selain Taman Tebing Breksi, juga bisa mengunjungi Candi Ijo yang berjarak sekitar berjarak satu kilometer, juga ada Candi Boko. Untuk bisa masuk ke destinasi wisata yang dikelola kelompok sadar wisata (pokdarwis) “Lowo Ijo” tarifnya pun tidak mahal, cukup membayar retribusi parkir saja untuk kendaraan roda dua Rp2.000 dan roda empat Rp5.000, minibus Rp15.000 dan bus Rp25.000. Entah sekarang mungkin tarifnya sudah naik?

Jika ingin berkeliling menuju Candi Ijo dan Candi Boko serta melintasi jalan tanah dan berbatuan atau untuk menguji andrenalin bisa menyewa jip wisata yang ada di Taman Tebing Breksi. Tarifnya untuk satu putaran berkeliling kawasan Desa Sambirejo sekitar Rp200.000 sampai Rp300.000 dengan penumpang empat atau lima orang.

Wisata Taman Tebing Breksi adalah destinasi wisata yang menawarkan wisata geohistori perpaduan geologi, geografi, sejarah dan budaya serta ada sentuhan milenial yang menarik untuk dikunjungi.

Untuk amenitas dan fasilitas pendukung wisata di Taman Tebing Breksi tak perlu khawatir. Jika lapar dan haus ada banyak makan yang bersih dan rapi dengan beragam menu kuliner, juga ada musala untuk menunaikan salat jika tiba waktu salat, serta toilet pun tersedia.

Editor : MA

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button