KULINER

Berburu Chicago Bulls di Kota Musik

Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Penggiat Kaki Bukit Literasi

Pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) membuat banyak kota-kota di dunia sepi dari aktivitas warganya, kota-kota metropolitan menjelma seperti menjadi “kota hantu.” Kisah “kota hantu” bisa dengarkan hit teranyar dari Mick Jagger bersama The Rolling Stones dalam single “Living In The Ghost Town.” Di bumi ini, salah satu kota metropolitan yang disebut menjadi “kota hantu” adalah Chicago. Sebuah media online memasang judul beritanya, “Chicago Kini Jadi ‘Kota Hantu.’”

Chicago adalah salah satu kota terpadat di Amerika Serikat (AS), kini bagaikan “kota hantu” dengan pemandangan di jalan-jalan serta setiap sudut yang kosong tanpa terlihat ada warganya yang lalu lalang. Semua warganya benar-benar mematuhi perintah untuk tetap berada di rumah sebagai bagian dari upaya mengendalikan penyebaran Covid-19.

Salah satu area pusat kota Chicago yang ramai dengan manusia yaitu Millenium Park, kini kosong tanpa pengunjung. Cloud gate yang hampir setiap hari menjelma menjadi cermin memantulkan sosok mereka yang datang ke taman itu, kini tak terlihat seorang pun yang berdiri untuk mengambil sebuah pose untuk sebuah momen foto yang instagramable.

Berita lain tentang Chicago di tengah pandemi corona adalah berita tentang sebuah papan media luar ruang yang terpasang di tepi jalan raya dekat bandara internasional O’Hare. Foto papan reklame tersebut menjadi viral setelah memajang anjuran Nabi Muhammad SAW tentang bagaimana masyarakat menghadapi wabah, seperti pandemi Covid-19 saat ini.

Dalam bahasa Inggris di papan reklame tertulis tentang tiga perintah Rasulullah SAW, yaitu rutin mencuci tangan, tidak meninggalkan wilayah terjangkit wabah, serta tidak mengunjungi kawasan yang dilanda wabah.

Semua kabar tentang Chicago di tengah pandemi Covid-19 mengingatkan saya tentang Bandara O’Hare yang menjadi bandara pertama tempat saya menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di benua Amerika. Setelah menempuh penerbangan panjang lebih dari 15 jam lintas benua dari Abu Dhabi (UEA) di benua Asia menuju Chicago (USA), akhirnya bisa menjejakkan kaki di bandara yang pernah meraih prestasi bandara terbaik di Amerika Utara versi Majalah Business Traveler.

Selesai urusan imigrasi, saat melangkahkan kaki ke luar bandara, berputar dalam ingatan dua hal tentang Chicago. Pertama tentang musik, yaitu tentang grup band yang berasal dari kota yang terletak di negara bagian Illinois. Grup band tersebut memiliki nama yang sama dengan kota asalnya, yaitu Chicago. Lagu-lagu dari grup musik yang berdiri tahun 1967 tersebut pertama kali akrab di telinga saat duduk di bangku SMA. Chicago sangat dikenal dengan vokalisnya yang sudah lama out Peter Cetera.

Kedua, adalah klub bola basket Chicago Bulls yang tergabung dalam National Basketball Association (NBA). Chicago Bulls adalah klub bola basket yang sangat berjaya pada era tahun 1990-an dengan pemain bintang yang melegenda Michael Jordan. Chicago Bulls dengan berbagai cendera matanya akan menjadi buruan selama berada di kota yang dikenal sebagai salah satu kota musik di dunia.

Lihat Juga  Pesona Baru Kepulauan Seribu Memanjakan Wisatawan

Pada era tahun 1920-an Chicago menjadi surga bagi gangster dengan tokohnya Alphonse Gabriel atau lebih dikenal dengan sebutan “Al Capone.” Ingin tahu kisah Al Capone bisa ditonton dalam film “The Untouchables” yang dibintangi Robert De Niro.

Bagi yang datang ke AS menjadikan Chicago sebagai salah satu destinasi adalah pilihan yang tepat, apa lagi jika datang dengan dollar AS di dompet yang terbatas. Chicago tidak seluas New York, dengan anggaran dan waktu yang terbatas kota ini dapat dijelajahi dengan nyaman.

Mereka yang datang ke Chicago banyak berkomentar, kota ini adalah kota yang cantik berada di tepi Danau Michigan. Berjalan kaki menyusuri kota terpaan angin selalu membuat rambut menjadi tak lagi rapi. Tak salah jika Chicago dijuluki “The Windy City” alias kota berangin.

Tulisan ini bukan cerita tentang Covid-19 yang menyergap Chicago atau tentang grup Chicago dan Peter Cetera atau Chicago Bulls dengan Michael Jordan, melainkan tentang Millennium Park dan Cloud Gate.

Millennium Park adalah taman publik, kita di sini menyebutnya “alun-alun” yang berlokasi di Loop Community. Taman ini dibuka 16 Juli 2004 dengan luas sekitar 99.000 meter persegi. Di taman yang telah mendapatkan banyak penghargaan karena desainnya yang menakjubkan kerap ada konser musik dan event lainnya.

Millennium Park yang setiap tahun dikunjungi jutaan orang – Wikipedia menulis ada 25 juta pengunjung yang datang ke sini setiap tahun – adalah taman yang dimaksudkan untuk merayakan milenium ketiga. Perencanaan pembangunannya dimulai pada Oktober 1997 satu tahun kemudian dimulai konstruksi pembangunannya.

Berkunjung ke Millennium Park tidak dipungut bayaran alias gratis. Berjalan kaki mengelilingi taman ini bisa menuju ke Paviliun Jay Pritzker, gerbang awan, air mancur mahkota, taman lurie, dan destinasi wisata lainnya.

 

Millennium Park juga terhubung oleh BP Pedestrian Bridge dan Nichols Bridgeway ke bagian lain dari Grant Park sebuah taman atap (roof garden) atau green roof terbesar di dunia yang berada atas gedung area parkir dan stasiun kereta komuter Millennium.

Taman atap adalah bagian dari visi Kota Chicago yang dicanangkan Wali Kota Richard M. Daley pada awal tahun 2000, yaitu America’s Greenest City atau kota yang ramah lingkungan. Salah satu agendanya pada 2003 adalah “City of Chicago’s Water Agenda” dengan implementasi seperti green roof, rain barrel, permeable paving, natural landscaping, filter strip, rain garden, bioinfiltration, drainage swale, dan detention basin.

Di Chicago ada lebih dari 250 bangunan menggunakan sistem green roof yang menutupi 2,5 juta kaki persegi. Gedung lain yang memiliki atap green roof adalah Mayor Daley’s City Hall, Apple Store, Chicago Condo Green Roof, Museum Ilmu Pengetahuan dan Industri dan lainnya. Chicago adalah skyscrapers city yang ramah lingkungan.

Lihat Juga  Eks Bunker Jepang, Wisata Potensial yang Belum Digarap

Destinasi pertama yang dikunjung setiba di Millennium Park adalah Cloud Gate. Cloud Gate merupakan patung yang bisa memantulkan atau refleksi gambar mirip dengan cermin memantulkan gedung-gedung di kota Chicago yang memagari taman milenium.

Cloud Gate sering juga disebut “The Bean” karena bentuknya yang mirip dengan kacang tanah. Cloud Gate merupakan karya dari Anish Kapoor, seniman Inggris kelahiran India. Cloud Gate adalah instalasi seni terbuat struktur baja tahan karat dengan ukuran 10 x 20 x 13 m.

Selain Millennium Park, di Chicago ada beberapa destinasi wisata gratis lainnya. Ada Lincoln Park Zoo dengan koleksi yang lengkap. Tak jauh dari taman milenium ada Grant Park dan Buckingham Fountain dengan berjalan kaki melewati Art Institute of Chicago, di taman ini tempat berlangsung Chicago Blues Festival yang juga gratis.

Kemudian ada Navy Pier destinasi yang dulu dijadikan sebagai dermaga dan tempat latihan bagi penerbang atau personil militer Amerika. Tempat ini mirip-mirip dengan Ancol di Jakarta. Navy Pier berada di tepi Danau Michigan yang bisa dinikmati dengan berlayar naik kapal.

Jika anda yang suka belanja dan dolar di dompet masih tebal atau kartu kredit belum melewati limit bisa datang ke Magnificent Miles yang merupakan jalan di pusat Kota Chicago. Sepanjang jalan ini terdapat hotel, restoran, cafe, dan pusat perbelanjaan. Tapi jika ingin berkeliling Chicago bisa sewa andong alias kereta kuda yang mewah berwarna putih atau dengan naik bus wisata.

Target selanjutnya adalah ke United Center di 1901 West Madison Street. United Center menjadi markas Chicago Bulls. Berburu untuk mencari suvenir atau cendera mata klub bola basket tersebut berbuah kecewa, karena hari itu bukannya hari Chicago Bulls. Saat itu yang berlaga Chicago Blackhawks, bukan Chicago Bulls.

Jadi yang banyak dijual hari itu suvenir Chicago Blackhawks sebuah klub hoki es yang juga menggunakan United Center sebagai kandangnya. Ternyata Chicago Bulls dan Chicago Blackhawks sama-sama pemilik United Center yang berkapasitas 21.711 kursi. Di Indonesia Chicago Blackhawks kalah populer dengan Chicago Bulls. Urung membeli cendera mata Chicago Bulls.

Pada era milenial kejayaan Chicago Bulls tinggal kenangan. Saat diperkuat legenda bola basket Amerika Serikat Michael Jordan klub ini pada tahun 1995/1996 mencatat rekor pertandingan 72 kali menang dan 10 kali kalah. Pada tahun 2000/2001 mencatat rekor terburuk hanya memenangkan 15 pertandingan dan kalah sebanyak 67 kali. Michael Jordan sendiri menjadi legenda bola basket negeri paman Sam dengan enam kali meraih gelar pemain terbaik NBA. Kehebatannya pemain dengan tinggi 198 tersebut juga beraksi dalam film berjudul “Space Jam.”

Membawa rasa kecewa setelah perburuan gagal. Perjalanan dari Chicago harus diteruskan dengan American Airlines ke St Louis, Missouri. Selamat tinggal Chicago. 𝞨𝞨

Editor : MA

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button