Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mendapat penjelasakan tentang kondisi Blok Rokan pasca alih kelola dari Chevron kepada Pertamina.
EkbisNews.com, Rumbai – Mengawali tahun 2022 Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, Selasa (4/1) melakukan kunjungan ke Blok Rokan atau Wilayah Kerja (WK) Rokan yang kini dikelola Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dari Chevron sejak 9 Agustus 2021.
Dalam siaran pers SKK Migas menjelaskan, Dwi Soetjipto dan rombongan mengunjungi fasilitas PHR WK Rokan War Room yang dibangun sebagai bagian dari persiapan mendukung rencana kerja masif dan agresif pengeboran 400 hingga 500 sumur baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan pada 2022.
Kepala SKK Migas yang didampingi Direktur Pengembangan Subholding Upstream Pertamina Taufiq Aditiyawarman dan Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin menyaksikan fasilitas yang berlokasi di kantor utama PHR WK Rokan di Rumbai, Pekanbaru.
Di ruang War Room yang dilengkapi enam layar utama menyajikan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard terkait Asset Development dan Drilling & Completion yang memantau aktivitas pengeboran dan jadwal pengeboran yang terintegrasi; facility engineering yang mempersiapkan lokasi pengeboran dan membangun fasilitas produksi sumur; dan Operations & Maintenance yang memantau dan mengelola kegiatan produksi dan perawatan peralatan. Dari War Room terpantau data dan informasi perkembangan pelaksanaan program pengeboran dapat dipantau secara langsung atau real time.
Rombongan SKK Migas mendapat penjelasan Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin melaporkan, “Pusat kendali operasional ini menampilkan informasi komprehensif yang sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan hulu migas. Dengan visi Go Digital di Pertamina kami menerapkan efisiensi dengan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat oleh manajemen terutama untuk mencapai target peningkatan produksi yang masif dan agresif,” ujarnya.
Melalui fasilitas ini dapat dipantau perkembangan kegiatan dan kondisi di lapangan melalui CCTV, termasuk kesiapan lokasi pengeboran, jumlah sumur yang akan dibor dan telah dibor dan yang telah diproduksikan; jumlah dan lokasi rig yang beroperasi; jumlah produksi minyak melalui visualisasi digital.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan dukungannya terhadap fasilitas PHR WK Rokan War Room. “SKK Migas memberikan apresiasi atas inisiatif PHR membangun fasilitas ini, ini adalah langkah antisipasi yang baik untuk mendukung pelaksanaan pemboran yang optimal. Akurasi data yang diperoleh didalam fasilitas ini akan sangat membantu keputusan dan keberhasilan pencapaian kinerja migas.”
Dwi Soetjipto mengharapkan Blok Rokan kembali menjadi yang terbesar di Indonesia. “Melihat entry level di awal 2022 yang di angka 163 ribu BOPD dan target 2022 sebesar 180 BOPD, maka akhir 2022 produksi akan mencapai di angka sekitar 195 ribu BOPD. Sehingga di bulan Agustus 2022 saat HUT Kemerdekaan ke-77 RI, Blok Rokan akan kembali menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia mengalahkan Blok Cepu,” Katanya.
Dalam kunjungannya Dwi Soetjipto berpesan, agar di Blok Rokan melaksankan EOR dan pengembangan Migas Non Konvensional (MNK). Keduanya merupakan tulang punggung bagi peningkatan migas masa mendatang.
“Setelah tertunda diakhir Desember 2021 untuk persetujuan POD EOR, kami harap diawal tahun 2021 segera mendapatkan POD EOR. Kemudian terkait MNK, kami mengucapkan terima kasih kepada Pertamina dan Sub Holding Upstream Pertamina yang telah memberikan dukungan kepada PHR sehingga tahun ini akan ada pengeboran dua sumur MNK. Keberhasilan EOR dan MNK di Rokan akan menjadi sejarah baru bagi pengembangan hulu migas di masa mendatang,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.
Editor : Maspril Aries