NASIONAL

Indonesia Negara Paling Lambat Ngurusin Kebutuhan Pokok

EKBISNEWS.COM, JAKARTA — Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui pemerintah terlambat dalam mengurus kebutuhan pokok, terutama pangan. Hal ini menyebabkan Indonesia sering kali menghadapi gejolak akibat naik turunnya harga kebutuhan pokok.

“Kita (Indonesia) ini negara paling lambat mengurus kebutuhan pokok. Ini kesalahan negara dan kesalahan saya juga. Saya minta maaf,” ujar JK saat membuka acara CNBC Indonesia Ekonomic Outlook 2019 di Jakarta, Kamis (28/2).

Menurut JK, salah satu kebutuhan pokok yang bisa dipenuhi pemerintah adalah sandang. Sementara untuk pangan, diakui JK masih banyak yang masih perlu dibenahi pemerintah.

“Enggak ada demo sandang, adanya demo beras. Ini yang harus kami selesaikan, kebutuhan masyarakat luas ini diselesaikan,” kata dia, seperti dilansir cnnindonesia.com.

JK menilai gejolak harga pangan dapat menjadi sumber konflik yang besar. Hal itu, menurut dia, sudah terlihat dari pengalaman Indonesia saat krisis 1998.

“Pengalaman kita, kenapa terjadi konflik, kerusuhan 1998, jangan-jangan karena harga pangan,” jelas dia.

Harga pangan selama ini menjadi fokus utama pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Dalam dua tahun terakhir, tingkat kenaikan harga pangan relatif terkendali, sehingga secara keseluruhan inflasi Indonesia dapat stabil di kisaran 3-4 persen. Tahun lalu, inflasi tercatat sebesar 3,13 persen dengan inflasi sebesar 3,61 persen.

Dilansir liputan6.comm disebutkan bahwa kebutuhan pokok masih banyak yang diimpor.

Bahan pokok menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi untuk dipenuhi masyarakat. Pemerintah menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk memastikan pasokan kebutuhan pokok tersebut terjamin agar tidak terjadi gejolak harga.

Selain dari dalam negeri, satu cara memenuhi kebutuhan pokok itu adalah mengambil dari impor. Alasannya, sudah pasti karena meski Indonesia dikatakan memiliki lahan yang subur ternyata belum bisa memproduksi kebutuhan pokok dengan maksimal.

Lihat Juga  Wali Kota Harnojoyo Minta OPD Kreatif, Jangan Bergantung APBD

Bukan satu atau dua, ternyata puluhan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia diimpor dari negara lain. Total nilai impor kebutuhan pokok Indonesia kurun Januari sampai Mei 2013 mencapai US$ 3,6 miliar dengan volume 7,4 miliar kilogram (kg), menurut data Badan Badan Pusat Statistik (BPS) .

Jadi apa saja kebutuhan pokok Indonesia yang masih diimpor negara lain?. Tercatat 28 kebutuhan bahan pokok masih dipasok dari negara lain, yakni :

1.BerasNilai impor: US$ 111,7 juta
Asal negara : Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Amerika Serikat dan lainnya

2. Jagung

Nilai impor: US$ 339,12 juta
Negara Asal: India, Brazil, Argentina, Paraguay, Amerika Serikat dan lainnya

3. Kedelai

Nilai Impor: US$ 425,8 juta
Negara Asal : Amerika Serikat, Malaysia, Etiopia, Argentina, Ukraina, lainnya

4. Biji Gandum dan Meslin

Nilai impor : US$ 1,1 miliar
Negara Asal : Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya

5. Tepung Terigu

Nilai Impor : US$ 34,11 juta
Negara Asal : Srilangka, India, Ukraina, Turki, Jepang dan lainnya

6. Gula Pasir

Nilai impor: US$ 18,15 juta
Negara Asal : Thailand, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan lainnya

7. Gula Tebu

Nilai impor : US$ 635,14 juta
Negara Asal : Thailand, Brasil dan Australia

8. Daging Sapi

Nilai impor : US$ 65,19 juta
Negara Asal : Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat

9. Daging Ayam

Nilai impor : US$ 30,26 ribu
Negara Asal : Malaysia dan Belgia

10. garam

Nilai impor :  US$ 37,54 juta
Negara Asal : Australia, India, Jerman, Selandia Baru, Singapura dan lainnya

11. Mentega

Nilai impor : US$ 34,9 juta
Negara Asal : Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, Belanda dan lainnya

12. Minyak Goreng

Lihat Juga  Kementerian LHK Beli Produk Petani Hutan untuk Tenaga Medis dan Wartawan

Nilai impor : US$ 30,48 juta
Negara Asal : India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan lainnya

13. Susu

Nilai impor : US$ 293,9 juta
Negara Asal : Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Filipina, dan lainnya

14. Bawang merah

Nilai impor : US$ 22,9 juta
Negara Asal : Vietnam, Thailand, India, Filipinam China dan lainnya

15. Bawang putih

Nilai impor :US$ 103,4 juta
Negara Asal : China dan India

16. Kelapa

Nilai impor : US$ 345,42 ribu
Negara Asal : Thailand, Singapura, Filipina dan Vietnam

17. Minyak Sawit

Nilai impor : US$ 1,74 juta
Negara Asal : Malaysia, Papua Nugini dan Virgin Island

18. Lada

Nilai impor : US$ 1,9 juta
Negara Asal : Vietnam, Malaysia, Belanda, Singapura dan lainnya

19. Teh

Nilai impor : US$ 13,4 juta
Negara Asal : Vietnam, India, Kenya, Iran, Srilangka dan lainnya

20. Kopi

Nilai impor : US$ 27,5 juta
Negara Asal : Vietnam, Brasil, Italia, Amerika Serikat dan lainnya

21. Cengkeh

Nilai impor : US$ 1,6 juta
Negara Asal : Madagaskar, Mauritius dan Singapura

22. Kakao

Nilai impor : US$ 29,9 juta
Negara Asal : Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Kamerun, Malaysia dan lainnya

23. Cabai Kering

Nilai impor : US4 8,4 juta
Negara Asal : India, China, Thailand, Spanyol, Korea Selatan dan lainnya

24. Cabai

Nilai impor : US4 983,4 ribu
Negara Asal : Thailand dan China

25. Tembakau

Nilai impor : US$ 222,14 juta
Negara Asal : China, Turki, Brasil, Filipina, Amerika Serikat dan lainnya

26. Ubi Kayu

Nilai impor : US$ 38,3 ribu ton
Negara Asal : Thailand

27. Kentang

Nilai impor : US$ 13,26 juta
Negara Asal :Kanada, Australia, China dan Inggris

28. Sapi

Nilai impor : US$ 97,9 juta
Negara Asal : Australia. (Nur)

Editor: Bangun Lubis

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button