JAJAN

SKK Migas Siapkan Aplikasi Monitoring Pembangunan Well Connection

 

EkbisNews/com, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kini tengah mempersiapkan atau membangun aplikasi monitoring pembangunan well connection/ flowline yang terintegrasi dengan Integrated Operation Center (IOC) SKK Migas,

Dalam siaran pers yang diterima ekbisnews.com, bahwa SKK Migas dalam melakukan usaha pencapaian target produksi dan lifting terus melakukan terobosan-terobosan, salah satunya adalah dengan melakukan monitoring ketat terhadap percepatan produksi sumur-sumur yang di bor.

Untuk meningkatkan monitoring atau pengawasan lembaga tersebut membangun aplikasi monitoring pembangunan well connection/ flowline. Aplikasi ini nantinya terintegrasi dengan Integrated Operation Center (IOC) SKK Migas.

Sebagai kick off penggunaan aplikasi tersebut, SKK Migas, Kamis (13/1) melakukan sosialisasi kepada 34 (tiga puluh empat) kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang memiliki program pemboran sumur pengembangan tahun 2022. Sosialisasi dilaksanakan secara online (daring) dan diikuti oleh 194 peserta dari SKK Migas maupun KKKS.

Menurut Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno pada pertemuan secara virtual tersebut, dengan aplikasi tersebut diharapkan pengawasan akan  dapat dilakukan lebih mudah, terintegrasi, transparan  dan  mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efisien guna percepatan onstream sumur-sumur bor tersebut.

Aplikasi tersebut memberi manfaat bagi SKK Migas dan KKKS adalah menjadi semakin efisiennya proses koordinasi yang dilakukan. Sebelumnya, ketika masih dilakukan secara manual, fungsi terkait di SKK Migas dan KKKS menyampaikan laporan yang kemudian dilakukan integrasi secara manual. Proses administrasi ini akan memakan waktu dalam melakukan konsolidasi, serta tidak memberikan dukungan untuk melakukan pengambilan keputusan secara cepat.

Lihat Juga  Sinergi SKK-Migas dan Komisi VII DPR Bantu Penanganan Covid-19

“Pembangunan aplikasi monitoring well connection dan flowline adalah salah satu upaya SKK Migas melakukan simplifikasi proses, menciptakan data yang terintergrasi dan akurat. Ini adalah bagian dari pelaksanaan program-program dalam rencana dan strategi (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 untuk mencapai target jangka panjang 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD)”, kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno.

Julis juga menyampaikan bahwa pada penghujung akhir tahun 2021 dan awal 2022 pimpinan SKK Migas melakukan kunjungan ke beberapa titik lokasi lifting dan pemboran.

“Kunjungan manajemen SKK Migas adalan untuk memastikan dan mengusahakan seoptimal mungkin pelaksanaan lifting 2021 dan menangkap peluang di tahun 2022 untuk mencapai target tinggi sebagaimana amanat APBN 2022. Melakukan pengawasan dan berdiskusi secara langsung sekaligus menyemangati KKKS agar dapat melaksanakan program di tahun 2022 sebaik mungkin,” ujarnya.

Lihat Juga  SKK Migas Minta Industri Migas Pertahankan Kegiatan dan Hindari PHK

Deputi Operasi SKK Migas mengingatkan bahwa insan hulu migas masih menjadi bagian penting dalam perekonomian dan menopang penerimaan negara, dengan harga tahun 2021 yang sangat baik maka mampu melebihi target APBN. “Kita fokus pada pemboran pengembangan karena memberikan kontribusi langsung terhadap produksi tahun berjalan. Saya memberikan tantangan tinggi pencapaian 90 persen -95 persen sumur onstream terhadap sumur-sumur yang dibor pada tahun yang sama,” katanya.

Sementara itu Kepala Divisi Operasi Produksi SKK Migas Bambang Prayoga dalam lapornnya menjelaskan bahwa aplikasi ini dibangun sejak Oktober 2021 dan selesai di akhir tahun 2021 dengan harapan agar dapat diaplikasikan sejak awal tahun 2022.

“Sosialisasi diawal bulan Januari 2022 ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi upaya mempercepat realsiasi produksi sumur-sumur yang ditajak ditahun 2022,” katanya.

Dengan aplikasi ini menurut Bambang, diharapkan terdapat percepatan put on production (POP) sumur yang dibor tahun berjalan dan juga makin berkurangnya sumur sumur yang carry forward (CF) ke tahun berikutnya, sehingga akan ada penambahan volume lifting migas untuk membantu dalam mencapai target nasional tahun 2022.

Editor : Maspril Aries

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button