LifeStyle

Weny dan “Podcast” atau Siniar

Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Penggiat Kaki Bukit Literasi

passion saya bukan  itu, tidak bisa memaksa diri apa lagi untuk coba-coba seperti menjadi youtuber dengan hasrat meraih monetisasi”

Sabtu malam, 12 Juni 2021 saya mendapat kiriman pesan via WA (WhatsApp) dari Pemimpin Redaksi Harian Sriwijaya Post Weny Ramdiastuti, isinya sebuah link podcast   “Tamu Weny” yang judulnya “The Other Side Neno Warisman.”  Dalam Podcast  berdurasi 41 menit obrolan berlangsung sangat menarik, gaya bicara yang jauh dari formalitas dan “jaim” (jaga imej). Weny sebagai tuan rumah dan host menyapa tamunya Neno Warisman dengan sebutan “gue” dan “elu.”

Selama ini saya termasuk yang suka pilih-pilih untuk menyaksikan  podcast  atau tayangan youtube yang berisi wawancara. Saya memilih berdasarkan, tema atau topik talk show, tamu yang diwawancarai, dan pewawancara. Ada beberapa podcast  atau youtube yang saya tonton, seperti milik Dahlan Iskan DI’s Way dan Hersubeno Point. Selain itu, faktor pemborosan paket data internet jika menyaksikan tayangan tidak menarik.

 

Saya pernah ditanya, apakah punya podcast? Mengapa tidak menjadi penggiat podcast? Saya menjawab, saya tidak punya podcast  walaupun pernah menjadi host sebuah acara talk show radio. Selama enam tahun sejak 2006 – 2012 saya menjadi host sebuah talk show  bertajuk “Trijaya Prime Topics” di radio Trijaya FM Palembang.

“Trijaya Prime Topics” di Radio Trijaya FM Palembang disiarkan live dari luar studi pada sebuah hotel berbintang di Jalan Angkatan 45 setiap Senin malam pukul 19.00 – 20.00 WIB. Pada masa itu nyaris podcast belum kenal, acara talkshow tersebut banyak pendengarnya, bisa didengar hampir ke seluruh Sumatera Selatan (Sumsel) dengan melibatkan pendengar sebagai penanya, ada penanya dari Kabupaten Lahat dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), juga daerah lainnya di Sumsel.

Dengan jam terbang selama enam tahun sebagai pemandu sebuah acara radio ternyata saya belum berminat untuk ikut-ikutan membuat podcast  atau menjadi youtuber. Saya percaya, kemampuan saya adalah sebagai jurnalis media cetak dan online, bukan berperan atau berpura-pura seperti host televisi melalui kanal youtube atau podcast .

Saya sadar passion saya bukan  itu, tidak bisa memaksa diri apa lagi untuk coba-coba seperti menjadi youtuber dengan hasrat meraih monetisasi seperti diraih para youtuber top. Saya percaya, suatu pekerjaan itu serahkan pada ahlinya, jika tidak tunggu kehancurannya.

Jika keahlian anda menulis karena berlatar belakang sebagai jurnalis media cetak atau online, yang tetaplah setia menjadi jurnalis dengan terus menulis menghasilan tulisan yang terbaik, bukan ber-talkshow-ria di podcast  atau menjadi youtuber. Mungkin ada yang berargumentasi, ini kan eranya konvergensi media atau multitasking. Atau karena menjadi wartawan, merasa mampu jadi youtuber atau host podcast.

Saya masih percaya apa yang pernah disampaikan BJ Habibie Presiden Indonesia, “Apabila kamu sudah memutuskan menekuni suatu bidang, jadilah orang yang konsisten, itu adalah kunci keberhasilan yang sebenarnya.”

Mengenal Podcast

Podcast di Indonesia termasuk suatu konten dalam audio broadcast di media internet. Pada awal kehadirannya podcast kurang popular di Indonesia, namun beberapa tahun terakhir mulai disukai oleh para pengguna media sosial (medsos).

Lihat Juga  Allah Berikan Nikmat, Menuju Jalan Hidup yang Tenang

Kehadiran podcast dalam bahasa Indonesia disebut “siniar” berawal dari Ben Hammersley menulis artikel dengan menyebutkan kata “podcasting.” Kemudian beberapa orang mulai menggunakan domain kata “podcasting,” diantaranya Dannie Grogeire dalam podcaster.net.

Mengutip Merriam Webster, definisi podcast adalah suatu program melalui internet berupa audio yang dilampirkan ke RSS (Really Simple Syndication) atau sebuah digital data media atau beberapa media series yang didistribusikan oleh internet untuk pemutar media portable dan komputer pribadi (personal computer).

Istilah dan praktik podcast  mulai dikenal luas sekitar tahun 2004-2005. Podcast  sendiri lahir bersamaan dengan kehadiran iPod yang diperkenalkan oleh Steve Jobs pemilik Apple pada 2001. Podcast  sering disebut sebagai “iPod broadcating” yaitu siaran dengan menggunakan iPod yang berbeda dengan siaran radio FM (Frequency Modulation) atau AM (Amplitudo Modulation) konvensional.

Podcast  berbeda dengan radio konvensional karena tidak menyiarkan siarannya secara linear, melainkan podcast  serupa dengan youtube yang merupakan salah satu platform siaran suara on demand. Kelebihan podcast dibandingkan dengan radio adalah podcast tidak terbatas durasi sehingga cerita lebih menarik, sementara itu radio memiliki durasi berbicara yang terbatas.

Mengutip laporan New York Magazine bahwa podcast  hadir dalam beragam jenis. Ada podcast  mengenai politik, olahraga, komedi sampai serial podcast  yang menyajikan cerita fiksi secara berkelanjutan. Kemudian materi podcast  kian berkembang dan beragam, ada yang berisi sandiwara atau drama, monolog, feature dialog atau talkshow seperti yang dikemas pada “Tamu Weny.”

Kemudian dalam penyajiannya, podcast  tidak hanya berupa audio atau suara semata. Saat ini dikenal ada tiga jenis podcast . Pertama, audio podcast  yang berbentuk paling umum biasanya ditemukan dalam format file MP3. Kedua, podcast  dengan gambar yang disertai narasi atau audio. Ketiga, podcast  berbentuk video podcast  yaitu film yang dilengkapi dengan suara dalam bentuk format MP4.

Podcast  adalah salah satu platform yang berada dalam rumpun new media yang di dalamnya ada youtube dan media sosial facebook dan twitter. Semua itu kehadirannya dipicu oleh internet.

Dalam perkembangannya, banyak media memutuskan untuk melakukan multiplatform, atau menggabung-gabungkan elemen berbagai media sekaligus, seperti suara, visual, audiovisual, ataupun tulisan. Sehingga mampu menjadikan berbagai elemen ke dalam satu platform yang bernaung di dalam new media, contohnya Youtube atau media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Menurut Efi Fadilah, Pandan Yudhapramesti, dan Nindi Aristi dalam “Podcast  sebagai Alternatif Distribus Konten Audio,” (2017), Podcast  merupakan sebuah media yang bisa digunakan dengan cara mendengar Audio melalui komputer, laptop, HP android. Media audio podcast  ini bisa merekam suara yang dibuat dengan skenario yang bisa membuat pendengarnya merasa terbawa keadaan yang sebenarnya. Podcast diartikan sebagai materi audio atau video yang tersedia di internet yang dapat secara otomatis dipindahkan ke komputer atau media pemutar portable baik secara gratis maupun berlangganan.

Sementara menurut Richard Berry dalam “Will The iPod Kill The Radio Star?” (2006), Podcast  adalah sebuah aplikasi konvergensi yang mampu menghimpun, membuat dan mendistribusikan program audio video radio pribadi secara bebas melalui new media serta mampu menghimpun format MP3, pdf, ePub, dan download melalui sindikasi sehingga dapat disatukan dalam satu wadah dan diakses banyak orang di seluruh belahan dunia.

Lihat Juga  Bahaya Tidur dengan Makeup

Dengan keunikan on demand podcast terus berkembang pesat termasuk di Indonesia. Dari awal yang kurang peminatnya, maka ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, di Indonesia podcast bertumbuhan dengan pesat pendengarnya cenderung meningkat. Katadata.co.id pada 2020 pernah melansir data bahwa podcast di Indonesia kian popular.

Podcast di Indonesia mengalami peningkatan hingga 81% yang membuktikan bahwa podcast sudah semakin diminati oleh masyarakat  dengan topik yang sering di dengar adalah komedi melalui platform yang banyak digunakan di Indonesia adalah spotify.

Sebuah survei yang dilakukan Dailysocial.id tahun 2018 menunjukkan bahwa ada 67,97% orang di Indonesia sudah familiar dengan podcast . Mereka mendengarkan podcast alasannya, 65% menyatakan karena konten yang bervariasi, 62,69% karena flexiblity (on demand) dan 38,85% karena lebih nyaman daripada konten visual.

Sebuah artikel di IDN Times menyebutkan, perkembangan podcast  di Indonesia tentu tak lepas dari generasi millenial. Pendengar podcast  di Indonesia didominasi oleh usia 20-25 tahun, yaitu sebesar 42,12% kemudian diikuti oleh kelompok usia 26-29 tahun dan 30-35 tahun.

Seiring peningkatan tersebut, semakin banyaknya pendengar podcast di Indonesia ini membuat banyak konten kreator membuat podcast yang semakin beragam. Sekaligus mendorong para podcaster (pengiat podcast) membuat semakin banyak kompetitor yang membuat bersaing menjadi yang terbaik.

Podcast /Podcast ing adalah sebuah fenomena global, sebuah aplikasi smartphone yang memungkinkan seseorang untuk membuat weblog yang berisi mengenai lagu, suara, dan tulisan tentang apa saja, mulai dari yang bersifat personal, hingga publik. Bahkan menurut Richard Berry Podcast  telah menggantikan peran radio dan berpotensi untuk mematikan bisnis radio itu sendiri.

Seperti ditulis Stephen W. Littlejohn & Karen A. Foss dalam “Encyclopedia of Communication Theory,” (2009), di tengah masyarakat telah ada perubahan cara khalayak mengkonsumsi informasi, dimana khalayak sudah semakin aktif dan bebas memilih media dan konten yang sesuai dengan kehendaknya dan tidak lagi bisa didikte oleh satu media saja dalam satu waktu tertentu untuk mememuhi kebutuhannya. Contoh nyatanya adalah penggunaan podcast  pada iPod.

Di tengah semakin maraknya konten kreator podcast atau podcaster,  ternyata masih banyak yang membuat podcast tanpa konsep dan perencanaan. Dalam buku “Expert Podcasting for Dummies” (2008) yang ditulis Morris, Terra, dan Williams menekankan pentingnya perencanaan dengan menentukan topik yang sesuai.

Ada tips yang harus menjadi perhatian podcaster, dengan semakin maraknya keberadaan materi podcast di jagat maya, sebaiknya dilakukan pemetaan sebagai dasar menentukan ‘unique selling point’ atau ‘value’ yang hendak ditawarkan.

Dalam jurnalistik dikenal istilah nilai berita (news value), jadi bukan asal merasa mampu untuk menjadi pewawancara langsung buat podcast. Untuk menjadi seorang pembawa acara saja harus menguasa materi public speaking.

Tips lainnya, seorang podcaster harus memiliki keterampilan komunikasi meliputi : mendengar (listening), berbicara (speaking), menulis (writing), membaca (reading). Selamat ber-podcast-ria. ∎

Editor : MA

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button