UIN Raden Fatah Siap Fasilitasi Museum Soneta Grup

EkbisNews.com, Palembang –Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang berminat membangun museum Soneta Grup. Keinginan membangun museum grup musik dangdut tersebut sudah disampaikan langsung kepada Rhoma Irama sebagai pendiri dan pemimpin Soneta Grup.
Menurut Rektor UIN Raden Fatah HM Sirozi, saat Rhoma Irama datang ke kampus UIN Raden Fatah menghadiri promosi doktor Saefudin yang menulis disertasi berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Lirik-lirik Lagu Dangdut Rhoma Irama (Suatu Pendekatan Hermenetika-Semiotika),” 4 Desember 2019.
Rektor UIN Raden Fatah Sirozi sempat ditanyakan tentang pendirian Museum Soneta Grup kepada musisi yang juga raja dangdut Rhoma Irama.
“Saya sampaikan waktu itu, kalau Bang Rhoma Irama tidak aktif lagi, bagaimana dengan Soneta Grup? Apakah sudah ada Museum Soneta? Jika tidak, dan berkenaan Insya Allah kita akan fasilitasi di kampus UIN Raden Fatah Palembang. Kita akan fasilitasi ruangannya untuk Museum Soneta tersebut,” kata Sirozi.
Sebelumnya dalam ujian promovendus Saefudin yang berlangsung terbuka, dosen penguji Akmal Hawi bertanya, “Apa kritik anda terhadap Rhoma Irama?”
Saefudin mengatakan, “Ini pertanyaan yang sulit yang harus saya jawab. Untuk penelitian disertasi ini saya menjadi peneliti independen, jabatan saya sebagai Ketua Forsa saya lepas. Dalam bab IV saya tulis dua kritik terhadap Rhoma Irama.”
Menurutnya, walau peneliti William H Frederick dari Amerika Serikat menyebutkan bahwa Rhoma Irama lebih dari seorang super star, namun tidak terlepas dari kritik.
“Pertama, ketokohan Rhoma Irama begitu dominan di Soneta sehingga dikhawatirkan kalua Rhoma telah tiada maka Soneta juga akan tiada. Kedua, lagu-lagu yang berjumlah 800 judul lagu belum terdokumentasikan dalam satu master, sehingga sulit melacak dan mengumpulkan seluruh lagu karya Rhoma Irama,” kata Saefudin yang sehari-hari menjabat Humas pada Kanwil Kementerian Agama Sumatera Selatan (Sumsel).
Saefudin mengaku untuk penelitian disertasinya mengalami kesulitan dalam mencari dan mengumpulkan lagu-lagu Rhoma Irama tersebut karena berserakan di mana-mana tidak terhimpun dalam satu master. Butuh waktu 2,5 tahun untuk menyelesaikan disertasinya.
“Ke depan saya mengusulkan agar 800 lagu tersebut dicari dan dikumpulkan menjadi satu master. Semoga Haji Rhoma Irama tidak hanya menghimpun 800 lagu-lagu tersebut dalam satu master tetapi juga membuat Museum Soneta,” kata Saefudin yang juga Ketua Forsa (Fans of Rhoma Irama and Soneta) Sumatera Selatan.
Editor : Maspril Aries