Toyota Indonesia Sebut Ekspornya Anjlok Enam persen
Ekbisnews.com – Toyota Indonesia mencatat pada Januari-April 2019 aktivitas ekspor mobil dalam bentuk tuh atau completely build up (CBU) menggalami penurunan sebesar enam persen menjadi 61.600 unit dibandingkan periode sama tahun lalu berjumlah 65.700 unit.
Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan penurunan ekspor tersebut imbas dari gejolak perekonomian global, terutama kondisi perekonomian di negara tujuan ekspor seperti Filipina dan negara-negara kawasan Timur Tengah.
“Naik turunnya kondisi perekonomian di sebuah negara tujuan ekspor merupakan hal di luar kontrol atau kendali kami dan tidak terhindarkan. Namun demikian, hal-hal seperti ini tentu telah kami perhitungkan dalam manajemen risiko,” kata Bob melalui keterangan resminya, dikutip Senin (27/5).
Dari jumlah pengapalan sebanyak 61.600 unit, kontributor terbesar masih dipegang oleh model Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner dengan jumlah 14.400 unit atau 23 persen. Jumlah Fortuner diikuti Rush 12.600 unit atau 20 persen, sementara Agya 10.800 unit atau 10 persen.
Model-model lain tetap memberi kontribusi, antaranya Vios 7.500 unit, Avanza 8.400 unit, Innova, Sienta, Yaris, serta Town Ace/Lite Ace dengan total volume 7.900 unit.
Bob mengatakan meski pada empat bulan pertama Toyota dalam kondisi tak beruntung, itu tidak bakal berdampak kepada revisi target ekspor.
Dijelaskan Bob target untuk total ekspor dalam bentuk CBU selama 2019 yaitu naik lima persen dari capaian 2018. Pencapaian ekspor CBU Toyota pada 2018 berjumlah 206.600 unit atau naik empat persen dari 2017 yang berhenti pada angka 199.600 unit.
“Belum ada koreksi terhadap target ekspor. Kami masih optimis target pertumbuhan di atas lima persen dapat tercapai,” ujar Bob.
Ia menambahkan untuk merealisasikan target pihaknya telah menyiapkan strategi melalui penambahan negara tujuan ekspor untuk tahun ini.
“Mulai pertengahan tahun, akan ada ekspansi ekspor ke beberapa negara tujuan baru di kawasan Amerika Tengah. Ditambah adanya permintaan fleet order dari negara-negara Timur Tengah diharapkan bisa membantu tercapainya target yang ditetapkan,” tutup Bob.
Editor : Handoko suprianto