EkbisNews.com, Tanjung Enim – Kota tambang Tanjung Enim kini menjelma menjadi kota wisata dan menjadi salah satu tujuan destinasi wisatawan di Sumatera Selatan (Sumsel). Dengan sentuhan dari program CSR (Corporate Social Responsibility) BUMN PT Bukit Asam (PTBA) Tbk, kota itu berbenah dan berubah menjadi kota yang menarik untuk dikunjungi.
“Guna mempersiapkan Tanjung Enim sebagai kota wisata, PT Bukit Asam bersama stakeholder lainnya kini terus berupaya melengkapi fasilitas, serta berbenah,” kata Manajer Humas, Komunikasi dan Adm Korporat PTBA Iko Gusman, Rabu (28/7).
Menurutnya, pembangunan sejumlah destinasi pendukung yang terintegrasi dengan destinasi utama terus digalakkan. “Kini tersedianya fasilitas pedestrian yang memadai menjadi bagian tak terpisahkan dari sejumlah langkah penting dalam memperindah tatanan kota Tanjung Enim.”
Manajer Humas Iko Gusman menjelaskan, “Pedestrian yang tengah dibangun membentang dari Jalan Ahmad Yani Tanjung Enim, mulai dari depan gedung Sekolah Muhammadiyah hingga Jalan Lingga Raya. Pedesterian ini untuk pejalan kaki serta menjadi kawasan penunjang Tanjung Enim sebagai kota wisata,” ujarnya.
“Keberadaan pedesterian selain mempercantik Tanjung Enim, juga untuk memberikan keleluasaan dan kenyamanan bagi para pejalan kali melintas area yang sering dilewati oleh berbagai kendaraan bermotor. Dengan memanfaatkan pedesterian, para pejalan kaki merasa lebih nyaman serta meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan,” kata Iko Gusman.
Namun pembangunan pedesterian ini sempat disambut dengan pro dan kontra. Akhirnya sebagian masyarakat yang mendukung pembangunannya sebagai upaya mendukung perkembangan pariwisata di Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim.
Menurut Iko Gusman, dukungan diantaranya datang dari Ketua Rw. 07 Pasar Tanjung Enim Hijazi yang memberikan dukungan dan usulan agar agar desain pedestrian di wilayahnya yang agak menyerong ke arah jalan dapat diluruskan karena mempertimbangankan keindahan, sehingga jalan raya tidak terkesan menyempit.
Usulan tersebut mendapat respon Pelaksana Harian Tim Pembangunan Tanjung Enim Kota Wisata Dwi Handayani. Menurutnya, desain pedestrian yang tengah dibangun telah memenuhi standar teknis, sesuai dengan izin dan rekomendasi dari Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR karena jalan utama yang melintas di Tanjung Enim adalah jalan negara.
“Namun akan mengkonsolidasikannya guna mempertimbangkan usulan yang ada untuk menghasilkan yang terbaik sehingga pedestrian ini menjadi nyaman bagi pejalan kaki dan membuat kota wisata Tanjung Enim semakin indah,” katanya.
Dukungan dan apresiasi datang dari Camat Lawang Kidul Andrile Martin ataus kontribusi BUMN PTBA yang ada wilayahnya mendukung pembangunan pariwisata daerah dengan mengembangkan sektor wisata di Kecamatan Lawang Kidul.
“PTBA membangun pendestrian itu sebagai sarana untuk masyarakat. Untuk itu harus mendapat dukungan semua pihak. Pihak perusahaan melengkapi dengan fasilitas pendukung di tempat itu sehingga warga merasa nyaman,” ujarnya.
Andrile Martin juga mengimbau kepada masyarakat, wajib mendukung dengan menjaga semua fasilitas yang ada di dalamnya. “Kami dari pemerintah mendukung upaya perusahaan dalam mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Muara Enim khususnya di Kecamatan Lawang Kidul.”
Tokoh masyarakat Tanjung Enim Safranudin Arpa juga menyampaikan dukungannya. Menurut Safranudin yang juga penggiat wisata di Tanjung Enim, kehadiran pendestrian yang dibangun PTBA di Jalan Ahmad Yani menambah sarana wisata yang ada.
“Sekarang PTBA sudah memulai dan membangunnya, kami harapkan juga ada kontribusi dari perusahaan yang ada di sekitar pendestrian seperti perbankan juga mempunyai peran dalam mendukung perkembangan pariwisata di Kecamatan Lawang Kidul,” ujar pria yang kerap disapa Papang Arpa
Papang menegaskan, “Kalau bicara pariwisata itu juga harus mendapat dukungan dari lingkungan sekitar, selain warga, juga peran perusahaan lain yang ada di sekitar harus ikut mendukung perkembangan pariwisata di Tanjung Enim kedepan.”
Sebagai kota wisata, Tanjung Enim yang berada di Kabupaten Muara Enim awalnya dikenal sebagai daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah yaitu batu bara atau yang lebih dikenal dengan sebutan “emas hitam.” Batu bara di sini sudah mulai dieksplorasi dan eksploitasi sejak tahun 1919.
Kondisi kota Tanjung Enim sekarang berbeda dengan kondisi sekitar 10 tahun lalu. Dulu suasana di pusat kota terlihat sepi dari berbagai aktivitas warganya. Sebagai kota tambang pada masa itu geliat kota ini tidak berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang tak memiliki sumber daya alam yang relatif besar.
Keberadaan pedestrian yang juga sering disebut trotoar pada era milenial di beberapa kota besar telah berubah bentuk dan keindahannya. Di Jakarta, Bandung dan Surabaya keberadaan pedestrian atau trotoar yang nyaman telah menjadi ikon kota dan istilah kerennya “instgramable” yang memanjakan pejalan kaki dengan kenyamanan dan keamanannya.
Instagramable itu artinya tempat yang cocok dijadikan sebagai latar belakang (background) untuk berswafoto karena alasan tertentu. Sepertnya karena pedestriannya indah, cantik dan keren.
Selain menjadi salah satu penunjang destinasi wisata, pedestrian atau trotoar itu adalah ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan. Pedestrian yang menjadi ruang publik di banyak kota lainnya kerap disulap sebagai tempat menjalankan fungsi ekonomi dengan menjadikan sebagai tempat aktifitas perekonomian masyarakat sehingga sering merampas ruang atau hak pejalan kaki.
Jika merujuk kepada ilmu pengetahuan maka pengertian pedestrian adalah, berasal dari bahasa Yunani “pedos” yang berarti kaki. Pedestrian juga berasal dari bahasa Latin “pedesterpedestris” yaitu orang yang berjalan kaki atau pejalan kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki.
Secara harfiah, pedestrian berarti “person walking in the street“, yang berarti orang yang berjalan di jalan. Pejalan kaki adalah orang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat/asal (origin) tanpa kendaraan, untuk mencapai tujuan atau tempat (destination) atau dengan maksud lain.
Editor : Maspril Aries