Stimulus Wisata Domestik di Era New Normal
Oleh : Miftakhuddin Nur Saleh
Mahasiswa MM FEB Untan Angkatan 43
Dengan dukungan dari pemerintah pusat serta penerapan protokol kesehatan oleh semua pihak, diharapkan sektor kepariwisataan domestik mulai bangkit kembali
Pariwisata merupakan salah satu sektor usaha yang terdampak pandemi Covid-19. Ke depan para pelaku usaha di sektor kepariwisataan diharapkan dapat bangkit dengan menerapkan kebijakan-kebijakan pemerintah seperti protokol kesehatan. Menghadapi pandemi Covid-19 yang belum selesai, pemerintah Indonesia telah memberikan kelonggaran bersyarat kepada masyarakat untuk mulai beraktivitas kembali, agar keseimbangan aspek kesehatan, aspek sosial, dan aspek perekonomian tetap jalan beriringan.
Seorang pelaku usaha sektor kepariwisataan Andi Novianto CEO AM Tour Travel menyambut baik pelonggaran yang diberikan pemerintah dengan harapan bisa lebih gencar menstimulus pariwisata destinasi lokal selagi beberapa negara belum membuka border wisata untuk turis asing. “Saat ini Turki sudah membuka border untuk turis. Maskapai dan penyedia tour lokal mereka gencar melakukan promo besar-besaran untuk menarik turis datang ke negara mereka,” katanya.
Dengan kondisi tersebut Andi Novianto mengimbau, seyogyanya pemerintah dan para pelaku usaha pariwisata di Indonesia juga bisa meniru langkah yang diambil pemerintah Turki, bahkan memodifikasinya untuk memanfaatkan kesempatan tersebut meningkatkan minat lebih banyak dari wisatawan nusantara di era new normal ini.
Menghadapi era new normal, di sektor pariwisata pemerintah bisa memberikan stimulus merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu, bisa berwujud stimulus pemasaran dan stimulus lingkungan. Stimulus pemasaran didesain untuk mempengaruhi konsumen berupa produk, harga, promosi, maupun tempat. Sedangkan stimulus lingkungan merupakan faktor-faktor eskternal dari konsumen, bisa berupa budaya dan kelas sosial.
Provinsi Bali bisa menjadi contoh karena sejak 31 Juli 2020 resmi menerima kembali kunjungan wisatawan nusantara setelah sebelumnya menutup pariwisata karena pandemi Covid-19, dengan wajib mematuhi protokol kesehatan, menerapkan pola hidup bersih sehat (PHSB), dan membawa dokumen pendukung seperti surat uji swab test ataupun rapid test hasil nonreaktif serta mengisi aplikasi LOVEBALI. Kota destinasi wisata lain di Indonesia diharapkan juga dapat mengikuti tren positif tersebut.
Dengan dukungan dari pemerintah pusat serta penerapan protokol kesehatan oleh semua pihak, diharapkan sektor kepariwisataan domestik mulai bangkit kembali. Selain itu, peran serta dari pelaku usaha moda transportasi harus berani menciptakan terobosan-terobosan di era new normal untuk memulihkan minat daya beli masyarakat, misalnya dengan menawarkan tiket promo besar-besaran ke berbagai tujuan wisata domestik, baik moda transportasi udara, darat, ataupun laut.
Hal serupa juga harus dilakukan oleh para pelaku bisnis properti dengan memberikan berbagai penawaran harga promo hotel, vila, ataupun sejenisnya untuk menginap liburan ataupun sekedar staycation di era new normal ini.
Sambil menunggu vaksin ditemukan dengan harapan pandemi segera berakhir, semua pihak seyogyanya semua stakeholder pariwisata dan pemerintah saling bersinergi agar stimulus untuk membangkitkan dunia kepariwisataan Indonesia tersebut dapat berjalan efektif dan efisien. Diharapkan dunia kepariwisataan domestik dapat berjalan normal kembali diikuti dengan meningkatnya perekonomian masyarakat sekitar.
Editor : Maspril Aries