LifeStyle

Sepekan Seni, Ekspresi dan Apresiasi

DKP Ciptakan Pemantik Seni Palembang

EkbisNews.com, Palembang –   Pemantik seni telah diciptakan Dewan Kesenian Palembang (DKP) melalui Gelaran Sepekan Seni dengan tajuk Ekspresi dan Apresiasi.

“Berkesenian itu butuh  pemantik dan ruang. Ini yang masih sulit didapatkan dari pemangku dan pengambil kebijakan,” ujar penggiat teater, Conie C Sema.

DKP telah membangun itu (pemantiknya) melalui Sepekan Seni. “Selanjutnya terserah semua pihak. Mau dikemanakan seni kita ini. Yang jelas, saya yakin, DKP Palembang punya komitmen untuk itu,” ujar penggiat Teater Potlot ini, usai penutupan Sepekn Seni di Guns Cafe, Palembang, Minggu (16/2).

Ketua DKP M Iqbal Rudianto, dalam sambutannya saat penutupan mengungkapkan bahwa selama sepekan, masing-masing komite yang ada di DKP mendapat jatah satu hari untuk menggarap dan memberi ruang berkesenian bagi insan-insan seni di kota pempek ini. Komite teater, film, tari, sastra, seni rupa, dan musik telah menunjukkan komitmennya untuk menghidupkan dan memajukan asmosfer berkesenian.

Ketua Panpel, Faldy mengungkapkan, respon insan seni dan masyarakat Palembang cukup positif. “Tercatat sedikitnya 1.800 orang telah hadir dan meramaikan Sepekan Seni ini.  tak kurang 85 talen telah merasakan panggung yang disiapkan, mulai pelukis, fotografer, komunitas film, pemusik, sastrawan, penari, dan penggiat teater.  30 lukisan  karya seniman seni rupa dan mahasiswa/siswa juga dipameran selama sepekan. Gelaran ini sendri dilaksanakan sejak Senin (10/2).

Pengamatan selama sepekan, setidaknya 17 orang narasumber dihadirkan, baik dari praktisi,   akademisi, maupun tokoh seni. Diantaranya, di komite teater, ada Conie Sema (penggiat Teater Potlot), Amir dan Hasan (Dosen Sendratasik), Dr Muhammad Idris, M.Pd dari Universitas PGRI Palembang yang menyampaikan orasi budaya. Lalu komite tari menampilkan Dr, Erwan Suryanegara, dan Elly Rudi dalam bincang tari, Sonia dan Sayid menyampaikan workshop eksplorasi tubuh. Teater Seni Pertunjukan Universitas PGRI Palembang menampilkan  “And Game” karya Samuel Becket.

Lihat Juga  Pemkab Muba Pasang Wi-Fi Gratis Untuk PJJ

Komite film yang kebagian hari keempat menampilkan Screening Film bersama Silo Sandro (sutradara film Ketangen, yang menjadi pemenang film terbaik Panasonic Young Festival  2019),  Jaid Saidi  mmebagikan ilmu aktingya di workshop, Ari Bulu ( Asosisasi Dokumentaris Nusantara Chapter Palembang) berbagi teknik penyutradaan film dokumenter. Komunitas film pun diberi ruang untuk bedah karya, diantaranya Film Rapor (Videografi Unsri), Film “From School” (Shock Film), Film “Antu Banyu” (Kids Production), Film “Mata  Uang” (Micro Wave), dan Film “Jago Malem” (karya BP).

Komite Sastra, selain menggelar lomba cipta puisi dan cerpen, juga melaksanakan dialog sastra.  Musikalisasi Puisi yang ditampilkan Teater Gembok dan dilanjutkan penyanyi balada M Hatta, memberikan ciri khas tersendiri. Beberapa narasumber dihadirkan mengupas “tantangan dunia sastra di era digitalisasi media”, yakni Hj Weny Ramdiastuti, praktisi media (Pimred TribunSumsel-Sripo); Kepala Balai Bahasa  Sumsel yang diwakili Basuki, M.Pd.; Dr Arif Ardiansyah, M.Pd (akademisi); Dahlia Rasyid (penulis wanita yang meraih penghargaan internasional, Ubud Writers & Readers Festival tahun 2016); dan Risqi Turama (penulis milenial yang karya-karyanya telah menasional).

Sementara Komite Musik menampilkan talk show karya dalam seni musik dengan pembicara, Dr Erwan Suryanegara (budayawan), Kamsul Harla (pemusik karyanya antara lain Ya Saman), dan Ketua DKP M Iqbal Rudianto.  Panggung Guns Cafe diibur oleh pemusik-pemusik Palembang, diantaranya Kopral Jono, Mezto, Filuz Mursalin, Legia, DRDP, Nahdi Rock, FNS feat Puput, The Roman, Habib Dillah, Quarto, KKPP, KGP, dan SGF.

Lihat Juga  kreativitas Semen Gresik Ajak Milenial Cinta Batik Lokal

Yang paling menghebohkan saat pembukaan dan penutupan. Berbagai talen ditampilkan. Saat pembukaan, tiga penyair, Jaid Saidi, Yos Ilyas, dan Anto Narasoma mampu membungkam hadirin dengan puisi Taufik Ismail. Lalu dentingan irama Batanghari Sembilan oleh Riduanata, Orkes Melayu dibawah pimpinan  Randi, dan sajian DJ Byan Kids, serta penampilan wayang Palembang oleh dalang  Ki Wirawan Rusdi tampil dengan sempurna.

Begitupan saat penutupan Minggu (16/2), Kamsul A Harla, Andi Liso, Ardi, Sanggar tari Mei-Mei, dan M Hatta dengan harmonikanya mengakhiri Sepekan Seni, Ekspresi dan Apresiasi dengan manis. Apalagi, dari Komite sastra menyumbangkan tampilan puisi “Ngaben” karya Pramita Dewi oleh dua mahasiswa dari Universitas PGRI Palembang, Yeni dan Gelia Eka Putri.

Pembibitan tak lupa digagas DKP dengan menggelar lomba lukis anak-anak yang dilaksanakan di Gus Cafe pada hari terakhir.  “Anak-anak merupakan aset yang tak ternilai, dan diharapkan akan lahir  perupa-perupa bari di masa mendatang,” komentar Didit, panggilan akrab Keua DKP Palembang usai memberikan hadiah kepada anak-anak peserta lomba.

Staf Khusus Walikota Palembang Babe Herlan memberikan apresiasi tehadap pelaksanaan Sepekan Seni ini. “Ini memberikan sinyal kuat seni Palembang akan menggeliat,” ujarnya.

Kepala Dinas Kkebudayaan  Hj Zanariah, juga menambahkan kehadiran sepekan seni menjadikan DKP tetap eksis dengan gebrakan-gebrakan agenda kesenian budaya kota Palembang.

“DKP telah berjuang pada Sepekan ini, baik komite-komite yang sudah menampilkan talent-talent dan keberagamannya. Saya harap, DKP tetap merapat dengan Dinas kebudayaan agar tetap meramaikan dan melestarikan kesenian,” ujarnya. (Muhammad Nasir)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button