Rupiah Tak Bertenaga, Dibuka Lesu Jelang Rilis Neraca Dagang
EkbisNews.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.290 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (15/3) pagi. Dengan demikian, rupiah melemah 0,09 persen dibanding penutupan pada Kamis (14/3), yakni Rp14.278 per dolar AS.
Pagi hari ini, beberapa mata uang Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Ada beberapa mata uang yang melemah, seperti yen Jepang sebesar 0,14 persen, ringgit Malaysia sebesar 0,05 persen, dan peso Filipina sebesar 0,01 persen.
Namun, ada juga mata uang yang menguat seperti dolar Singapura sebesar 0,01 persen, won Korea Selatan sebesar 0,02 persen, dan baht Thailand sebesar 0,02 persen.
Di sisi lain, mata uang negara maju tercatat mengalami penguatan. Poundsterling Inggris dan Euro menguat 0,01 persen, sementara dolar Australia melambung 0,15 persen terhadap dolar AS.
Seperti dilansir dari cnnindonesia.com Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah hari ini didominasi oleh ekspektasi neraca perdagangan Februari yang sedianya akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (15/3) pukul 09.00 WIB.
Analis memprediksi ekspor akan terkontraksi 4,26 persen secara tahunan sementara impor naik tipis 0,4 persen. Walhasil, neraca perdagangan bulan lalu diperkirakan defisit US$841 juta.
Jika itu terjadi, maka neraca perdagangan akan melanjutkan tren defisit sejak Januari kemarin.
Sentimen neraca perdagangan juga kian melemahkan rupiah setelah harga minyak mentah AS West Texas Intemediate (WTI) menguat ke posisi US$58,55 per barel.
Sebagai negara importir minyak, nilai impor migas Indonesia ke depan tentu akan semakin besar dan berdampak ke defisit neraca perdagangan. Selain itu, permintaan dolar ke depan tentu akan meningkat.
“Dalam perdagangan Jumat, kemungkinan rupiah akan diperdagangkan di level penguatan Rp14.244 hingga Rp14.260 per dolar AS dan di level pelemahan Rp14.285 hingga Rp14.300 per dolar AS,” jelas Ibrahim, Jumat (15/3).