Puncak Kemarau Agustus, Waspada Karhutla
EkbisNews.com, Jakarta – Rapat koordinasi (Rakor) khusus tingkat menteri untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) 2020 berlangsung Kamis (2/7) di gedung Manggala Wanabhakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Rapat dipimpin Menkopolhukam Mahfud MD dihadiri Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri ATR Sofyan Djalil, Menteri Kominfo Johnny G Plate, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala BMKG Dwikorita, Kepala BRG Nazir Foead, wakil dari BPPT, TNI, Polri dan para gubernur.
Menurut Menteri Siti Nurbaya, Rakor khusus kali ini menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo pada Rakortas Karhutla 23 Juni 2020 lalu dengan perspektifnya untuk upaya pencegahan karhutla secara permanen.
“Berdasarkan rekomendasi BMKG, kita berhasil melewati fase I krisis Karhutla pada periode Mei – Juni. Kepada semua pihak saya ingatkan, jangan sampai lengah karena fase kedua nanti akan terjadi seiring dengan puncak musim kemarau pada Agustus. Semua wajib waspada pada fungsi tugasnya masing-masing,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Beberapa daerah saat ini sudah menetapkan status siaga darurat, diantaranya Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Jambi. Penetapan status siaga darurat untuk antisipasi pencegahan dan pengerahan sumber daya pengendalian karhutla.
Untuk memaksimalkan pencegahan karhutla menurut Menteri LHK telah dilakukan rekayasa hari hujan melalui tekhnologi modifikasi cuaca (TMC) di provinsi rawan seperti Riau dan Sumsel, tujuannya untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal.
“Kita sudah belajar dari berbagai pengalaman di 2015-2019 dan saat ini untuk analisis iklim dan pengendalian operasional, Alhamdulillah sudah mulai terlihat hasilnya,” ujar Siti Nurbaya.
Menteri Siti Nurbaya juga mengingatkan, hal yang sedang dan harus diselesaikan segera adalah pengelolaan landscape, untuk semakin memantapkan tata kelola gambut secara benar, termasuk pengerjaan land clearing menggunakan sistem pertanian tradisional dengan bentuk kearifan lokal yang masih perlu terus dieksplorasi.
Untuk itu beberapa rencana penguatan pengetahuan tekhnis bagi aparat daerah akan segera dilakukan melalui, pertama, E-Learning dan modul analisis waterbalance dan water holding capacity sehingga bisa diperkirakan periode kering (kemarau) dan periode basah (musim hujan). Serta bisa memproyeksikan periode atau masa tanam (cropping calender) dan jenis-jenis tanaman yang sesuai dengan periode kekurangan air atau pola tanam.
Kedua, E-Learning dan modul analisis water balance gambut sehingga bisa diproyeksikan peluang budidaya gambut dan daya dukung, serta langkah pengelolaan dan keberhasilan rehabilitasi gambut.
“Saya ucapkan terimakasih untuk seluruh pihak yang terus bekerja keras melakukan pengendalian Karhutla di tengah suasana Covid-19, terutama yang berada di lapangan. Tetap jaga kesehatan dan keselamatan. Solid bersama menjaga Indonesia kita,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Editor : Maspril Aries