PTBA Gandeng ACT Ltd Bakal Produksi Karbon Aktif
Siap Produksi Karbon Aktif 12.000 Ton/ Tahun
EkbisNews.com, Jakarta — PT Bukit Asam Tbk (PTBA) semakin gencar menggarap hilirisasi batu bara. Kali ini menggandeng perusahaan asal Australia Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT), BUMN tambang batu bara tersebut bakal memproduksi karbon aktif.
Dalam siaran pers yang diterima Ekbisnews.com menyebutkan, Selasa (22/12) PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan produsen dan pemasok karbon aktif Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha PTBA Fuad IZ Fachroeddin, kesepakatan antara PTBA dan Activated Carbon Technologies PTY, Ltd berupa pemanfaataan karbon aktif yang akan diproduksi oleh PTBA. Dalam HoA disepakati, perusahaan asal Negeri Kangguru tersebut bertindak sebagai calon offtaker karbon aktif yang akan diproduksi dan diolah PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
“Kualitas produk dan term komersial lainnya akan disepakati lebih lanjut oleh para pihak dalam perjanjian jual beli yang lebih rinci,” ujar Fuad.
Bagi PTBA penandatanganan HoA produksi karbon aktif merupakan semangat Bukit Asam kembali mewujudkan komitmennya dalam upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah pertambangan batu bara. Salah satunya adalah dengan memproduksi karbon aktif dari bahan baku batu bara. “Kerja sama ini merupakan bukti transformasi PTBA yang terus mendorong nilai tambah hasil pertambangan batu bara,” katanya.
PTBA berencana membangun pabrik di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha PTBA, persiapan Front End Engeneering Design (FEED) untuk pabrik akan dimulai pada 2021. “Ini kembali menjadi milestone bagi PTBA dengan penandatanganan HoA bersama Activated Carbon Technologies PTY, LTD yang akan menjadi offtaker 12 ribu ton karbon aktif per tahun. Diharapkan pada tahun 2023, realisasi pengapalan pertama karbon aktif dari Tanjung Enim ke pelabuhan di Australia dapat terwujud,” ujar Fuad.
Karbon aktif adalah salah satu upaya hilirisasi dimana batu bara diolah dan mengalami proses aktivasi sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.
Karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG, hingga penggunaan di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan.
Sementara itu CEO dan Founder ACT Peter Cullum sangat gembira dengan kerjasama tersebut. “Kami melihat adanya kesempatan yang sangat baik dan kemungkinan besar kesuksesan yang lebih besar dari kerja sama ini. Selain hal tersebut, kami juga melihat adanya pertumbuhan permintaan karbon aktif yang terus bertambah dan bisa kami optimalkan untuk merambah pasar lebih luas di dunia,” katanya.
Menurut Apollonius Andwie C Sekretaris Perusahaan PTBA, ACT yang akan menjadi mitra PTBA memproduksi karbon aktif adalah perusahaan yang berdiri sejak 2003 di Perth, Australia. ACT selama ini dikenal sebagai perusahaan dan pemasok karbon aktif ternama di dunia. ACT memiliki kapasitas produksi karbon aktif di atas 40.000 ton per tahun dengan pasar global yang meliputi Australia, Selandia Baru, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.
Dalam program hilirisasi batu bara, sebelumnya PTBA juga menjalin kesepakatan dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products untuk proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan sebagai amanat dari Peraturan Presiden No.109 tahun 2020 tentang Proyek Strategis Nasional.
PTBA menjadi pionir gasifikasi batu bara untuk merealisasikan amanat Perpres Nomor 109 Tahun 2020 untuk pengembangan hilirisasi batu bara menjadi DME untuk menekan impor LPG.
Editor : Maspril Aries