Energi

Proyek Gasifikasi Batu Bara PTBA Pangkas Impor LPG Satu Ton/ Tahun

EkbisNews.com, Jakarta – Proyek gasifikasi batu bara Kerjasama PT Bukit Asam (PTBA) Tbk, Pertamina dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) dari Amerika Serikat (AS) terus berlanjut.

Kepastian kelanjutan proyek gasifikasi batu bara yang menghasilkan Dimethyl Ether (DME) ditandai dengan penandatangan amandemen perjanjian kerja sama pengembangan DME antara Pertamina, PTBA dengan APCI yang berlangsung pada dua tempat di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia pada Selasa (11/5).

Penandatangan dilakukan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan President & CEO APCI Seifi Ghasemi disaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan perjanjian pengolahan DME yang menjadi bagian dari kerjasama pengembangan DME tersebut.

FOTO : Maspril Aries

Proyek gasifikasi batu bara tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo sebagai upaya mewujudkan ketahanan energi dan penguatan green economy di Indonesia.

Proyek gasifikasi yang merupakan Proyek Strategis Nasional ini akan dilaksanakan Tanjung Enim selama 20 tahun dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dollar AS atau setara Rp 30 triliun.

Dengan utilisasi enam juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang menghemat cadangan cadangan devisa Rp 9,7 triliun per tahun.

Lihat Juga  PTBA Bangun PLTS Irigasi di Muara Enim, Pesawaran dan Sawahlunto

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya, dan melalui penggunaan porsi TKDN di dalam proyek juga dapat memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal.

Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya mengatakan, “(Kerja sama) ini merupakan wujud dari eratnya hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro, karena sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke green economy serta energi baru dan terbarukan.”

Menurut Menteri Erick Thohir, kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga 9,7 triliun rupiah per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.

Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, sejalan dengan arahan Presiden melalui Grand Strategy Energi Nasional : transisi energi, green energy, dan circular energy menjadi prioritas. “Pertamina sebagai BUMN telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan Pemerintah dalam pencapaian target bebas impor LPG pada tahun 2027 dan penurunan emisi karbon di tahun 2030,” ujar Nicke.

Lihat Juga  “Illegal Drilling” Problem yang Tak Kunjung Selesai

Direktur Utama Nicke mengatakan, “Pertamina juga memahami bahwa pengembangan dan produksi DME ini berkaitan dengan isu lingkungan. Karenanya, sesuai arahan pemerintah, Pertamina akan menjalankan proyek DME secara paralel dengan proyek Carbon Capture Utilization and Storage atau CCUS sehingga isu mengenai emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 45%.”

Pada kesempatan yg sama, Pertamina juga menjajaki potensi kerjasama dengan Exxonmobil terkait CCUS. Diharapkan melalui penerapan CCUS, emisi yang dihasilkan dari proses gasifikasi dapat digunakan untuk peningkatan produksi di sumur-sumur tua, sehingga mendorong terwujudnya green economy untuk proyek-proyek sejenis.

Sementara itu Direktur Utama PTBA Tbk Suryo Eko Hadianto menyatakan,  para pihak yang terlibat dalam penandatanganan pada hari ini akan bekerja keras untuk segera merealisasikan pembangunan proyek gasifikasi batu bara.

“Kami percaya penandatanganan pada hari ini merupakan lompatan signifikan dalam perkembangan kerja sama proyek, dan kami optimis proyek ini dapat dijalankan tepat waktu,” katanya.

Suryo Eko juga menegaskan, “Bagi PTBA kerja sama ini menjadi portofolio baru perusahaan yang tidak lagi sekadar menjual batu bara, tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.”

Editor : Maspril Aries

 

 

 

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button