Pertamina Cabut Izin 33 Pangkalan Gas Elpiji di Jambi, Kenapa?
EkbisNews.com – PT Pertamina (Persero) Jambi mencabut izin 33 pangkalan gas elpiji di Jambi. Pangkalan tersebut terbukti menaikkan harga jual dan melakukan penyelewengan distribusi gas ke pengecer.
“Ada 33 pangkalan gas elpiji yang kita lakukan pemutusan hubungan usaha (PHU). Alasannya itu karena pangkalan itu terbukti melakukan kecurangan atau dikategorikan pangkalan gas nakal yang menjual harga gas bersubsidi di atas harga eceran tertinggi (HET). Serta tidak mengikuti ketentuan administrasi dan mayoritasnya yaitu karena banyak yang menjual gas ke pengecer,” kata Sales Eksekutif PT Pertamina Domestik Gas Region I Rayon Jambi, Andrew Tambunan sebagaimana dikutip dari detik.com, Rabu (8/5/2019).
Menurut Andrew penyelewengan harga gas bersubsidi itu jelas dilarang karena telah memberatkan masyarakat dalam mendapatkan gas bersubsidi yang disalurkan pemerintah. Selain itu penjualan gas bersubsidi kepada para pengecer juga tidak dibenarkan walau dalam jumlah sedikit.
“Yang namanya menyalurkan gas bersubsidi kepada para pengecer tentu itu sangat dilarang karena dapat menyebabkan adanya kelangkaan gas bersubsidi. Apalagi jika gas bersubsidi itu sudah dijual oleh pengecer tentu harga gas itu jadi mahal dan tentu sangat memberatkan masyarakat,” ujar Andrew
“Maka dari itu jika ada pangkalan yang terbukti lagi menaikkan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan serta menjual gas bersubsidi ke pengecer maka sanksinya yaitu pemutusan hubungan usaha,” imbuhnya.
PT Pertamina Persero Jambi juga telah menentukan harga gas bersubsidi di pangkalan dengan harga Rp 17.000/tabung. Jika ada pangkalan gas yang menaikkan harga dengan ketentuan tersebut maka PT Pertamina Persero Jambi tidak segan-segan memberikan sanksi tegas.
Sementara itu, dalam menjamin kebutuhan pasokan gas bersubsidi kepada masyarakat Jambi selama ramadhan serta lebaran 1440 Hijriah. Pertamina Jambi juga telah menyiapkan penambahan tabung gas elpiji 3kg dalam jumlah yang sangat besar untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan gas.
“Selama puasa dan lebaran kita telah menyiapkan penambahan sekitar 233 ribu tabung gas elpiji 3 kg. Penambahan itu lebih meningkat 10 hingga 13 persen dari normal pendistribusian. Sedangkan untuk gas elpiji 5,5 kg dan 12 Kg itu tidak terbatas dijual sebanyak-banyaknya karena tidak bersubsidi,” terangnya.
Editor : Handoko Suprianto