Musim Giling Tiba PTPN VII Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
EkbisNews.com, Ogan Ilir – Pabrik gula (PG) Cinta Manis milik PTPN VII di Desa Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan Ilir (OI) kini mulai memasuki musim tebang tebu dan musim giling 2020.
Dalam siaran pers PTPN VII yang diterima EkbisNews.com, BUMN perkebunan tersebut dalam menghadapi musim giling di tengah pandemi Covid-19 tersebut menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Doddy Aryanto Ardjan Asisten Kepala Akuntansi dan Keuangan PT Buma Cima Nusantara (BCN) – anak perusahaan PTPN VII yang mengelola PG Cintamanis – siklus aktivitas tahunan ini agak berbeda pada tahun lalu. Sirkulasi orang dan kendaran yang masuk komplek PG Cinta Manis agar tersendat. Penjagaan oleh satuan pengamanan (Satpam) dibantu anggota TNI dan Polri dengan memberlakukan protokol kesehatan.
“Setiap orang masuk lokasi pabrik harus antre berjarak, diperiksa suhu tubuh, wajib pakai masker, dan wajib cuci tangan atau semprot hand sanitizer, “ kata Doddy Aryanto Ardjan.
Perlakuan yang sama juga berlaku bagi kendaraan barang, sopir dan kernet serta pekerjanya harus cek suhu tubuh, pakai masker, dan pakai hand sanitizer. Untuk kendaraan tamu kantor akan dicek di pintu masuk kantor.
Saat menggelar peresmian Buka Giling 2020 Direktur PT BCN Putu Sukarmen mengatakan, “Sebagai industri yang memproduksi salah satu bahan pangan menerapkan standar kesehatan yang tinggi. Kami memproduksi gula putih untuk konsumen atau pengguna langsung. Jadi, standar kesehatan dan kebersihan menjadi satu elemen sangat penting. Protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 kami terapkan sangat ketat,” katanya.
Putu Sukarmen menjelaskan, pada musim giling 2020 pada masa pandemi Covid-19, PT BCN mendapat sedikit kendala untuk mendatangkan tenaga kerja borong tebang tebu dari pulau Jawa yang biasanya dipekerja pada area PG Cinta Manis di Sumsel dan PG Bunga Mayang di Lampung.
“Karena ada pandemi Corona, tahun ini kami mempersiapkan tenaga lokal dan penambahan traktor pemanen mekanik atau cane harvester. Di PG Cinta Manis kami mempekerjakan 3.600 orang lebih tenaga kerja borong yang bekerja di kebun sebagai penebang tebu, tenaga muat, dan angkut,” ujarnya
Menurut Direktur PT BCN, anak perusahaan PTPN VII tersebut dengan menggunakan tenaga borong tebang dari warga lokal, secara umum lebih menguntungkan karena tidak perlu mobilisasi dari luar pulau Sumatera. “Juga bagi tenaga kerja lokal, ini lapangan baru yang bisa menjadi opsi pendapatan pada musim pandemi Corona saat ini.”
Kepada para pekerja lokal tersebut sebelum bekerja mereka mendapat petunjuk standar panen dan berbagai ketentuan yang harus dipatuhi termasuk penerapan standar protokol kesehatan pandemi Corona sesuai dengan ketentuan pemerintah dan dilakukan pengawasan yang ketat.
Editor : Maspril Aries