Muba Produksi Jagung Ketan, Ketua TP PKK Thia Yufada Bakar Jagung
EkbisNews.com, Sekayu — Inovasi terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Kali di sektor pertanian, melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Muba, daerah itu mulai membudayakan penanaman jagung ketan. Jagung ketan kini jadi salah unggulan produk pertanian di daerah yang dipimpin Bupati Dodi Reza Alex.
Selasa (14/1) di Taman Agro Inovasi, Sekayu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Muba Thia Yufada Dodi Reza bersama Kepala Dinas TPHP A Thamrin melakukan panen jagung ketan dan bakar jagung bersama anggota PKK lainnya.
Thia Yufada yang langsung turun memetik dan membakar jagung mengatakan, “Jagung ketan ini bermanfaat bagi kesehatan terutama bagi penderita diabetes. Selain memproduksi jagung ketan, Taman Agro Inovasi Sekayu ini bisa dimanfaatkan untuk tanaman produk unggulan Kabupaten Muba seperti pohon gambir.”
Ketua TP PKK Muba meminta di area taman agro inovasi yang luas bisa dicoba menanam bibit pohon gambir. “Mitosnya selama ini, tanaman gambir hanya bisa tumbuh dengan kualitas sangat baik di Desa Toman. Nanti bisa kita bandingkan bagaimana hasil kualitas dari getah daun gambir di sini,” ujar mantan host televisi swasta nasional.
Sementara itu menurut Kepala Dinas TPHP Muba Thamrin, Taman Agro Inovasi Dinas TPHP memiliki luas 5 hektar bisa ditanam berbagai jenis tanaman dan buah-buahan juga tanaman toga dan berbagai jenis bunga.
“Sejak 2018 di sini dilakukan uji coba penanaman sorgum dan jagung Ketan untuk percontohan. Saat ini uji coba untuk jagung ketan cukup berhasil. Produksinya sudah ditampilkan pada Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan ke XIII tingkat Provinsi Sumatera Selatan,” ujar Thamrin.
Selain uji coba Taman Agro Inovasi Sekayu, jagung ketan juga dilakukan oleh para petani dan telah menghasilkan. “Masa panen jagung ketan setiap empat bulan sekali. Saat ini belum masa panen. Jagung ketan ini mendapat respon positif petani dan masyarakat sebab memiliki manfaatkan bagi kesehatan, khususnya penderita diabetes,” kata Kepala Dinas TPHP Muba.
Thamrin menjelaskan, jagung ketan adalah tanaman yang rasanya lebih pulen dibandingkan jagung manis biasanya. “Rasanya sama dengan ketan. Air rebusannya memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Ke depan jagung ketan akan terus dikembangkan.”
Mengutip penjelasan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, di Indonesia, jagung ketan ditemukan di beberapa wilayah. Jagung ketan atau jagung pulut memiliki multi-fungsi. Biji jagung ketan lebih dominan mengandung amilopektin, sejenis polisakarida pembentuk pati yang memberi sifat viskositas tinggi, mudah dicerna.
Jagung ketan ditemukan di Tiongkok pada awal 1900 dengan karakter endosperm seperti lilin (waxy). Di Korea, sekitar lima tahun terakhir, preferensi konsumen terhadap jagung ketan cenderung meningkat. Daya cerna pati jagung ketan lebih rendah disbanding jagung non-ketan. Oleh karena itu, jagung ketan cocok bagi penderita diabetes yang memerlukan pangan karbohidrat yang tidak tercerna sempurna menjadi glukosa.
Pada 2013, Badan Litbang Pertanian menghasilkan dua varietas unggul jagung ketan/pulut, yaitu Pulut URI-1 dan Pulut URI-2. Kedua jagung ketan tersebut lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri marning. Selain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, jagung ketan juga berpeluang diekspor dalam bentuk jagung panen muda, seperti halnya jagung manis.
Editor : Maspril Aries