Menghitung 800 Jenis Bunga Tulip di Keukenhof
Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Penggiat Kaki Bukit Literasi
Pergi ke Belanda hanya untuk menghitung berapa banyak jenis bunga tulip, adalah perjalanan sia-sia. Namun kesia-sian menjadi suatu yang menyenangkan saat berada di Keukenhof atau Lisse. Ribuan bunga tulip aneka jenis dan warna di sana tengah melukis alam negeri kincir angin.
Saat yang tepat berburu untuk menghitung bunga tulip yang tengah mekar adalah saat musim semi (Maret – Mei). Jika tidak datang ke Belanda, bisa datang ke Turki atau Belgia. Tulip juga tumbuh dan berkembang di negara-negara Asia seperti China, Jepang dan India. Bunga tulip juga bisa dijumpai di Amerika Serikat dan Kanada.
Jika ke Belanda yang identik dengan “negeri tulip” maka bunga yang disebut berasal dari Turki atau Asia Tengah tersebut tumbuh subur di beberapa tempat, salah satunya yang paling banyak dikunjungi adalah taman bunga tulip Keukenhof. Di sini tidak setiap waktu bunga tulip mekar indah.
Perjalanan menuju taman bunga tulip Keukenhof bermula dari Hotel Park Plaza Amsterdam dekat bandara Schiphol. Perjalanan Amsterdam – Keukenhof butuh waktu sekitar 30 menit menggunakan bus privat. Jika berangkat dari bandara Schiphol ada bus khusus Keukenhof Express yang menuju ke taman bunga yang kerap dijuluki Garden of Europe.
Tahun 2020 taman bunga tulip Keukenhof tengah berduka. Sama seperti negara-negara di dunia berduka karena pandemi virus corona. Untuk pertama kalinya taman Keukenhof yang dibuka pertama kali tahun 1950 ditutup karena virus corona. 7 Juta umbi yang di tanam di taman seluas 32 hektare tersebut kini tumbuh, berkembang dan berbunga tanpa ada yang menyapa dan membelainya.
Manajemen taman bunga tulip Keukenhof menyatakan taman bunga terluas di dunia yang terletak di Lisse, South Holland, dijadwalkan mulai dibuka untuk pada 21 Maret 2020, namun kemudian diputuskan ditutup selama dua bulan sebagai dampak dari virus corona. Jika anda mengunjungi websitenya sekarang, laman website akan menyapa dengan kalimat “Keukenhof is closed We hope to see you in 2021!”
Jelas kecewa ketika tidak bisa masuk ke taman bunga tulip Keukenhof yang pada tahun 2020 adalah edisi ke 71 mengusung tema A World Of Colors. Jika datang ke sini pada setiap tahun, maka taman bunga tulip akan menampilkan tema berbeda dengan penataan bunga yang berbeda. Tahun 2019 mengusung tema Flower Power dan sebelumnya, tahun 2018 bertema Romansa. Tahun 2017 tema Desain ala Belanda, tahun 2016 tema Zaman Keemasan, tema Van Gogh tampil pada 2014.
Masuk taman bunga tulip Keukenhof tidak gratis, alias bayar dengan mata uang Euro. Harga tiket masuknya sebesar 17 Euro/ orang dan anak-anak tarifnya 8 Euro/ orang. Tiket masuk diberi secara online melalui website taman bunga http://www.keukenhof.nl atau di loketnya. Waktu bukanya pun cukup panjang sejak pukul 08.00 sampai 19.30 waktu Belanda.
Walau waktu bukanya panjang, area yang dijelajahi sangat luas, jangan sampai tersesat saat mencari pintu keluar. Saat masuk dan berkeliling taman bunga tulip Keukenhof usahakan berbekal peta taman yang bisa diperoleh gratis di depan pintu masuk. Apa lagi jika waktu berkunjung yang terbatas karena harus meneruskan perjalanan ke destinasi lain di Belanda. Butuh waktu yang panjang berkeliling Keukenhof.
Taman bunga Keukenhof (dalam bahasa Belanda berarti kebun dapur) adalah sebuah taman bunga yang terletak antara kota Hillegom dan Lisse, di selatan Haarlem dan barat daya Amsterdam. Taman yang terletak di daerah bernama Duin en Bollenstreek mulai didirikan tahun 1949 untuk menjadi tempat pameran bunga dari penjuru Belanda dan Eropa. Kini tempat tersebut menjadi taman bunga tulip yang dibuka setahun sekali.
Bunga tulip telah menjadi simbol dari Belanda dengan warnanya yang beraneka, ada banyak warna merah, kuning, putih dan ungu. Tulip yang memiliki nama latin Tulipa merupakan salah satu jenis tanaman berbunga yang termasuk ke dalam famili Liliaceae.
Bunga cantik ini awal mulanya tumbuh liar di pegunungan berhawa sejuk di Asia Tengah di kawasan bernama Tengri Tagh yang terletak pada perbatasan Kirgizstan dan Cina. Sejak abad ke-11 orang-orang Turki mulai piawai membudidayakannya.
Bunga tulip adalah taman berumbi dengan tinggi antara 10 – 70 cm. Daunnya jenis daun berlilin yang runcing dan memanjang dengan warna hijau kebiruan, membuatnya terlihat sangat indah. Bunga dari tanaman tulip ini mempunyai ukuran cukup besar yang terdiri dari enam kelopak daun mahkota.
Di taman bunga tulip Keukenhof tercatat ada lebih dari 800 jenis/ spesies bunga tulip. Jelas kalau datang ke sana untuk menghitungnya, tak cukup hanya satu hari. Terdapat lebih dari 7 juta bunga tulip berbeda menebar pesonanya pada musim semi.
Dari lebih 800 jenis bunga tulip tersebut diantaranya, Single Late yaitu jenis tulip yang memiliki ukuran mahkota yang cukup kecil. Bunga ini akan mekar pada akhir bulan April, terkadang sudah masuk bulan Mei baru mekar.
Ada jenis Double Late memiliki ciri khas tertentu dan berbeda dengan Single Late, kelopak bunganya berukuran lebih besar daripada jenis bunga tulip lainnya. Kemudian jenis Little Princess, tulip yang memiliki ukuran kecil atau mini yang merupakan hasil persilangan antara Tulipa Hageri dengan Tulipa Aucheriana.
Jenis bunga tulip Angelique yang disebut bunga yang paling cantik merupakan salah satu spesies tulip yang sangat terkenal. Jenis bunga ini termasuk bunga klasik, feminin, memiliki kelopak ganda dengan warna pink lembut yang tampak seperti peony. Ciri dari bunga ini yaitu memiliki kelopak yang penuh dan juga mewah, namun susunannya sedikit berantakan. Bunga ini berwarna pink muda hingga ke pink cerah.
Juga ada jenis Darwin Hybrid hasil persilangan bunga tulip jenis Fosteriana dengan bunga tulip berjenis Darwin. Bunga ini identik dengan ukurannya, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis tulip lainnya. Bunga ini menjadi pelengkap keindahan tanaman hias lainnya dan sering dijadikan sebagai bunga potong. Masih banyak jenis lainnya.
Asal Bunga Tulip
Dalam bahasa bunga, tulip dapat melambangkan cinta, kepercayaan, ketenaran hingga kedermawanan. Di Turki ada legenda menyebutkan seorang pangeran bernama Farhad jatuh cinta pada seorang gadis bernama Shirin. Ketika mendapat kabar sang gadis dibunuh, Pangeran Farhad bunuh diri dengan cara menunggangi kudanya melompati sebuah tebing. Dari tiap tetes darahnya yang jatuh diantara bebatuan tebing, tumbuh sebuah kuncup tulip berwarna merah darah akan mekar.
Itu cerita tentang legenda, boleh percaya boleh tidak. Namun dalam sejarah Turki mencatat. Pada awal abad ke-15 era kekuasaan Sultan Suleiman I (1494- 1566), tulip telah menjadi simbol umum tentang keanggunan dan kebangsawanan. Bunga tulip tersebut memikat hati orang Eropa. Oghier Ghislain de Busbecq (1522-1592) duta besar Raja Ferdinand I untuk Istanbul kagum dengan keindahan bunga tulip. Ia berinisiatif agar istana Raja Ferdinand I juga dihiasi kebun bunga tulip.
Pada masa itu rakyat Istanbul sudah mengenal budi daya tulip yang mengawin-silang antara tulip yang berbeda-beda warna. Dari kawin silang tersebut bunga tulip semakin variatif dan indah.
Di negeri Belanda bibit bunga tulip yang dibawa duta besar Oghier Ghislain de Busbecq, juga tumbuh dan berkembang. Kemudian seorang ahli botani Belanda, Carolus Clusius (1526-1609) meneliti dan membudidayakan tulip. Kemudian pada 1630 industri tanaman bunga tulip di Belanda semakin berkembang. Bunga tulip di Belanda bibitnya dibawa dari Turki pada era Utsmaniyah.
Masyarakat Belanda pun langsung jatuh cinta dan semua orang ingin memilikinya. Tahun 1634-1637 disebut sebagai era bernama Tulipomania, sehingga membuat harga bunga tulip melambung tinggi gila-gilaan hingga dapat ditukar dengan berbagai macam barang berharga yang bernilai tinggi.
Sejarah Turki juga mencatat pada pada paruh akhir masa pemerintahan Sultan Ahmed III (1718-1730) adalah Era Tulip (Lale Devri). Pada masa itu lahir kembali kegemaran para bangsawan Turki membudi daya bunga tulip. Saat itu pada masa bunga tulip tengah mekar atau musim bunga tulip bersemi diselenggarakan perayaan besar-besaran.
Sultan Ahmed III juga memaklumatkan hukum yang cukup unik, “Barang siapa yang kedapatan menjual bunga tulip keluar dari Istanbul, maka ia divonis penjara.” Sultan Ahmed III pun kerap dijuluki Raja Tulip. 𝞨𝞨
Editor : MA