Luhut Ungkap Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal
EkbisNews.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan soal tiket pesawat mahal tidak menyelesaikan masalah dengan menurunkan harga tiket berbiaya murah (Low Cost Carrier/LCC)menjadi sebesar 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA) pada jam-jam tertentu
Luhut mengatakan terdapat sejumlah permasalahan di industri penerbangan Tanah Air yang perlu dibenahi
“Sebenarnya LCC selama ini tidak ditata dengan benar, di negara-negara lain sudah punya bandara sendiri, terminal sendiri untuk pesawat LCC, itu supaya beban biaya lebih murah. Ujung-ujungnya pada beban biaya,” tutur Luhut, Selasa (2/7).
Ia juga mencontohkan usia penggunaan pesawat oleh maskapai Amerika Serikat (AS) lebih panjang dibandingkan maskapai Indonesia. Maskapai Indonesia menurut dia, lebih sering memperbarui armadanya sehingga membuat beban biaya lebih tinggi. “Tapi pemeliharaannya (pesawat maskapai AS) bagus, sehingga beban biayanya mereka lebih rendah,” terang Luhut.
Ia pun menekankan maskapai perlu melakukan berbagai efisiensi biaya operasional. Tak hanya terkait bandara dan armada pesawat, efisiensi juga bisa dilakukan dari sisi pembelian avtur.
“Di Indonesia tidak efisien dalam banyak hal, seperti minyak itu kenapa harus monopoli, PT Pertamina (Persero),” ujar dia dikutip dari cnnindoneesia.com
Makanya, ia sepakat untuk membuka pintu bagi pelaku usaha lain yang bisa menyediakan avtur kepada maskapai di Indonesia. Jika itu terjadi, Luhut optimistis industri penerbangan bisa lebih efisien dibandingkan dengan Singapura.
“Jadi buat saja itu pesaing Pertamina, ada siapa misalnya PT AKR Corporindo Tbk atau siapa saja yang mau ikut. Harganya dibatasi,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan penurunan harga tiket pesawat LCC hanya untuk penerbangan dengan jam keberangkatan pukul 10.00 – 14.00 (waktu setempat) pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Pemilihan waktu tersebut dilakukan dengan pertimbangan okupansi yang masih rendah. Selain itu, pemberian diskon juga untuk kursi kelas tiket tertentu.
“Yang jelas kami komitmen sekian persen dari total kapasitas penumpang di pesawat akan kami alokasikan kursinya untuk penerbangan murah,” pungkas Susiwijono.
Editor : Handoko suprianto