Kementerian LHK Tawarkan Denmark Bantu Pengelolaan Sampah di Lima Destinasi Wisata
EkbisNews.com, Jakarta — Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (LHK), Senin (24/2) menerima kunjungan Menteri Lingkungan Hidup (LH) Denmark Lea Wermelin. Kedatangan Menteri LH Denmark dan rombongan diterima Wakil Menteri (Wamen) LHK Alue Dohong.
Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai penguatan kerja sama bilateral di sektor lingkungan hidup antara Indonesia dan Denmark yang telah berjalan selama ini.
Dalam siaran pers Kementerian LHK menyebutkan, Wamen Alue Dohong menilai kerjasama lingkungan antara Indonesia dengan Denmark sangat positif mengingat Denmark merupakan salah satu negara di dunia yang sudah sangat maju dalam hal pengelolaan lingkungan. Masalah pengelolaan sampah dan limbah menjadi topik sentral yang dibahas dalam pertemuan ini, khususnya pengelolaan sampah di lima destinasi prioritas yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia.
“Saya mengerti Denmark cukup maju dalam pengelolaan lingkungan, kami ingin membina lebih lanjut kerja sama bilateral di bidang ini, termasuk dalam pengelolaan sampah dan limbah. Pemerintah Indonesia telah menetapkan lima destinasi super prioritas wisata yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, kami ingin agar Denmark dapat membantu pengelolaan sampah dan limbah di lokasi-lokasi tersebut,” kata Wamen LHK.
Wamen Alue Dohong menjelaskan, bahwa pengelolaan limbah adalah prioritas bagi Indonesia. Pada tahun 2017 Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Domestik. Targetnya adalah pada tahun 2030 Indonesia telah mampu mengurangi limbah sebesar 30 persen, dan mengelola 70 persen sisanya.
“Komitmen Presiden tersebut telah ditindaklanjuti dengan menetapkan peraturan untuk mendorong setiap derah menyusun Kebijakan Strategi Daerah atau Jakstrada. Hingga saat ini kebijakan tersebut telah diselesaikan oleh 21 dari 34 provinsi, dan 353 dari 514 kabupaten dan kota. Selain itu ada 2 provinsi dan 25 kabupaten dan kota yang telah mengatur kebijakan pengurangan plastik sekali pakai,” ujarnya.
Antara Indonesia dan Denmark selama ini telah terjalin kerjasama seperti Program Dukungan Lingkungan Tahap 3, yang telah mendukung pengelolaan limbah diempat kota di Jawa Tengah, yaitu Cilacap, Klaten, Semarang dan Tegal. Selain itu juga terkait Nota Kesepahaman Indonesia-Denmark tentang Pengelolaan Sampah dan Ekonomi Sirkuler (circular economy) yang ditandatangani pada tahun 2017.
Nota kesepahaman tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan dua perjanjian proyek, yaitu tentang Kerjasama Sektor Strategis dalam Ekonomi Sirkuler dan Pengelolaan Limbah Padat (proyek SSC) serta proyek tentang Sustainable Island Initiative (proyek SII) di bidang Energi dan Lingkungan. “Indonesia sangat mengapresiasi kerjasama tersebut,” kata Wamen Alue Dohong.
Indonesia juga menghargai dukungan Pemerintah Denmark pada program waste to energy Pemerintah Indonesia sesuai dengan kebijakan Percepatan Pembangkit untuk Mengubah Limbah menjadi Energi Listrik (waste to energy) yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2018.
Juga pada kerja sama tentang keanekaragaman hayati, Indonesia-Denmark telah memiliki kerja sama yang erat melalui MoU dalam konservasi satwa liar di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur.
Sementara itu menurut Menteri LH Denmark Lea Wermelin, “Isu pengelolaan sampah juga circular economy menjadi isu penting Pemerintah Denmark. Kami memiliki teknologi untuk itu yang digerakkan oleh sektor swasta. Kami siap kerjasama pada sektor pengelolaan sampah tersebut.”
Menurut Lea Warmelin, Pemerintah Denmark sangat mendukung penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk menunjang kehidupan manusia. Denmark mempunyai target yang ambisius untuk mengurangi . emisi karbon hingga 70 persen. Ini menunjukkan komitmen tinggi Denmark untuk melakukan perlindungan dalam bidang lingkungan.
Dalam kunjungan ke Indonesia Menteri Lea Wermelin juga diagendakan mengunjungi Lombok, salah satunya untuk melihat langsung proyek SII di landfillIsland Lombok, serta mengunjungi proyek-proyek, fasilitas inisiatif pengolahan limbah skala kecil di pulau Lombok yang juga salah satu dari destinasi wisata super prioritas yang digadang oleh Pemerintah Indonesia.
Editor : Maspril Aries