karhutla Ikut ‘Bakar’ Saham Perusahaan Sawit
EkbisNews.com, Jakarta – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tengah melanda Pulau Kalimantan dan Sumatera. Akibatnya, asap dan kabut asap tebal menyelimuti kota-kota di wilayah terdampak hingga negara tetangga.
Karhutla sendiri sudah terjadi sejak Agustus, namun kondisi ini makin parah dalam sepekan terakhir. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (18/9) pukul 09.00 WIB menyebutkan titik panas (hotspot) masih terdeteksi di enam provinsi.
Rinciannya, Riau sebanyak 388 titik panas, Jambi 555, dan Sumatera Selatan 482. Kemudian Kalimantan Barat sebanyak 346 titik panas, Kalimantan Tengah 281, serta Kalimantan Selatan 105 titik panas. Total seluruh luas lahan seluruh Indonesia yang terbakar sekitar 328.724 hektare terhitung Januari-Agustus 2019.
Tak hanya membakar tanaman di lahan hutan, saham perusahaan sawit pun ikut terbakar oleh masalah tersebut. Bahkan, dalam penutupan perdagangan Kamis (19/9) sektor agrikultur terpantau turun paling tajam sebesar 1,44 persen. Dalam sepekan, mayoritas saham perusahaan sawit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah.
Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan karhulta mengganggu aktivitas produksi pabrik sawit yang mayoritas terdampak karhutla. “Beberapa pabrik pengolahan dihentikan karena asap ini,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Akibat terganggunya aktivitas pabrik, ia menuturkan pelaku pasar khawatir kondisi itu berpotensi menekan produksi perusahaan tahun ini. Pasalnya, tak ada satu pihak pun yang dapat memprediksi kapan karhulta bisa dihentikan. Bahkan, sambung dia, kebakaran berpeluang meluas dipicu cuaca kering berkepanjangan.
“Beberapa waktu yang lalu juga beredar peringatan cuaca kering ekstrim. Ini situasi yang cenderung menyebabkan produksi rendah,” imbuhnya.
Berbeda dengan Al-Fatih, Analis Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menilai penurunan saham sektor sawit merupakan imbas dari aksi ambil untung, bukan dipicu karhutla. Pasalnya, harga sawit dunia naik signifikan dipicu kenaikan harga minyak mentah dunia usai penyerangan di kilang Saudi Arabia.
“Jadi ini penurunan hanya bersifat sementara akibat profit taking (ambil untung),” katanya.
Ia memprediksi saham perusahaan sawit berpotensi menguat karena ada Festival Diwali atau Deepawali di India dalam beberapa waktu mendatang. Ini merupakan festival lampu paling terkenal di India. Penyelenggaraan festival ini, sambut dia, merupakan konsumsi minyak sayur nomor dua terbesar di dunia.
“Jadi permintaan sawit akan melonjak,” tuturnya.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, setidaknya terdapat 18 saham perusahaan yang bergerak pada sektor sawit di pasar modal Indonesia. Dari seluruh saham tersebut, mayoritas atau 10 saham terpantau melemah dalam sepekan.
Hanya empat saham yang mampu menguat, sedangkan sisanya sebanyak 4 saham tak bergerak. Pada penutupan perdagangan Kamis (19/9) saham perusahaan sawit mayoritas berhenti di teritori negatif.
Sembilan saham perusahaan sawit yang melemah dalam sepekan yang pertama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk tercatat turun 0,25 persen dalam sepekan. Saham dengan kode SMAR ini ditutup melemah 0,25 persen menjadi Rp3.960.
Kedua, saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk turun 0,56 persen dalam sepekan. Saham dengan kode SMSS ini stagnan pada posisi Rp895 pada penutupan perdagangan.
Ketiga, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk turun 1,16 persen dalam sepekan. Saham dengan kode SIMP ini turun 1,73 persen ke posisi Rp340.
Keempat, saham PT Tunas Baru Lampung Tbk turun 1,08 persen dalam sepekan. Saham dengan kode TBLA ini melemah 4,30 persen menjadi Rp890.
Kelima, saham PT Provident Agro Tbk turun 1,71 persen dalam sepekan. Saham dengan kode PALM ini berhasil naik 2,68 persen ke level Rp230.
Kelima, saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk turun 3,77 persen dalam sepekan. Saham dengan kode UNSP ini tak bergerak di level Rp101.
Ketujuh, saham PT Sampoerna Agro Tbk turun 0,90 persen dalam sepekan. Saham dengan SGRO ini ditutup melemah 0,45 persen menjadi Rp2.200.
Kedelapan, saham PT Andira Agro Tbk turun 3,89 persen dalam sepekan. Saham dengan kode ANDI ini ditutup pada posisi Rp1.730 turun 2,26 persen.
Kesembilan, saham PT Jaya Agra Wattie Tbk melemah 10,08 persen dalam sepekan. Saham dengan kode JAWA ini naik 1,75 persen ke posisi Rp116.
Kesepuluh, saham PT Eagle High Plantations Tbk turun 0,74 persen dalam sepekan. Saham dengan kode BWPT ini turun 2,17 persen ke posisi Rp135.
Sementara itu, empat saham yang berhasil menguat dalam sepekan yang pertama, saham PT Astra Agro Lestari Tbk menguat 5,57 persen dalam sepekan. Saham dengan kode AALI ini ditutup turun 2,67 persen ke level Rp10.925.
Kedua, saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk naik 6,9 persen dalam sepekan. Saham dengan kode LSIP ini ditutup turun 3,95 persen menjadi Rp1.215 .
Ketiga, saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk naik 2,58 persen dalam sepekan. Saham dengan kode ANJT ini ditutup menguat 1,27 persen ke Rp795,
Keempat, saham PT Mahkota Group Tbk menguat 0,60 persen dalam sepekan. Saham dengan kode MGRO ini ditutup stagnan pada posisi Rp845 .
Lebih lanjut, saham yang terpantau stagnan meliputi saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) di posisi Rp330. Sedangkan saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), dan PT Golden Plantation Tbk (GOLL) stagnan di posisi Rp50