NASIONAL

Jonan Sebut Milenial Tak Terpikat untuk Bergelut di Industri Tambang dan Migas

EkbisNews.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan bahwa generasi milenial saat ini tidak tertarik untuk bergelut pada industri ekstraktif, seperti minyak dan gas (migas) serta pertambangan mineral dan batu bara (minerba).

Menurut Jonan, sapaan akrabnya, salah satu solusi agar generasi milenial tak meninggalkan industri ekstraktif ialah dengan membenahi kebutuhan tenaga kerja. Dia mengingatkan pelaku industri ekstraktif untuk memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) internasional demi menarik minat generasi milenial.

Terlebih, Indonesia tengah menyiapkan diri untuk memasuki era revolusi industri 4.0, di mana akan bermunculan industri baru. Kondisi ini menuntut industri ekstraktif untuk bisa dengan cepat beradaptasi, termasuk dari sisi kesehatan dan keselamatan.

“Generasi muda mungkin tidak lagi tertarik untuk bekerja di sektor yang sangat sulit seperti pertambangan, hulu migas, pembangkit listrik jika lingkungan kesehatan dan keselamatannya tidak bisa mengimbangi industri baru,” ujar Jonan saat membuka Konferensi Internasional tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ke-2 (2nd ICOHS) di Jakarta, Kamis (25/4).

Lihat Juga  SKK Migas Sumbagsel dan PT Pertamina EP Asset 2 Bantu Pencegahan Covid-19

Mengutip data Bloomberg, Jonan mengungkapkan perusahaan migas masih merajai daftar 10 perusahaan yang memiliki kapitalisasi terbesar di dunia pada 2008. Kala itu, perusahaan migas asal China PetroChina menduduki peringkat pertama dalam daftar tersebut. Di dalam daftar juga ada perusahaan migas lain seperti Exxon, Gazprom, Royal Dutch Shell, dan Sinopec.

Namun, tahun lalu, tidak ada perusahaan tambang yang bertengger di daftar 10 besar tersebut. Daftar itu kini didominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang teknologi seperti Google, Apple, Microsoft, Amazon, Facebook, Tencent, dan Alibaba.

Lihat Juga  Awal Oktober, Tol Lampung-Palembang Akan Diresmikan

“Ini merupakan fakta yang harus diterima. Kita tidak melihat Exxon, Shell, Chevron, dan Petrochina di daftar 10 besar perusahaan terbesar di dunia (pada 2018),” ujarnya sebagaimana dilansir  dari cnnindonesia.com (25/4)

Melihat hal itu, Jonan mendorong agar perusahaan yang bergerak di sektor ekstraktif segera berbenah, terutama bagi perusahaan yang belum menerapkan standar dengan baik.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Minerba Bambang Gatot Ariyono menambahkan sektor pertambangan minerba di Indonesia termasuk yang paling bagus dalam menerapkan standar kesehatan dan keselamatan kerjanya.

Standar ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan yang mendapatkan izin usaha dari pemerintah pusat tetapi juga perusahaan yang mendapatkan izin dari pemerintah daerah.

“Kami atur ketat dan regulasinya lengkap,” ujarnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button