Uncategorized

Investor Asing Borong Saham Mandiri

EkbisNews.com – Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali diburu investor asing pada perdagangan Senin ini (27/5/2019) dengan nilai beli bersih atau net buy cukup besar.

Kabar batalnya bank tersebut mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) tampaknya langsung dimanfaatkan pemodal domestik untuk mengambil keuntungan dan membuat harga saham Bank Mandiri terkoreksi.

Hingga 11.19 WIB nilai beli bersih (net buy) investor asing atas saham Bank Mandiri mencapai Rp 40,07 miliar. Namun harga saham Mandiri tercatat turun 0,65% ke level Rp 7.650/saham. Selama tahun berjalan atau year to date, saham Bank Mandiri naik 3,73% dengan kapitalisasi pasar Rp 357 triliun.

Pada sesi I ini, total volume transaksi saham Bank Mandiri tercatat mencapai 20,74 juta saham senilai Rp 151,21 miliar.

Lihat Juga  Darmin Sebut Kinerja Ekspor RI Hadapi Masa Sulit

Namun kendati asing masuk hari ini, secara tahun berjalan terjadi net sell Bank Mandiri mencapai Rp 2,07 triliun di pasar reguler. Di sisi lain saham BNLI juga minus 2,45% di level Rp 795/saham.

Rencana Bank Mandiri mencaplok saham Bank Permata memang dikabarkan kandas menurut sumber CNBC Indonesia yang mengetahui rencana ini.

Dikutip dari cnbcindonesia.com , Bank Mandiri dan pemegang saham Bank Permata yakni Standard Chartered Bank (Stanchart) dan PT Astra International Tbk (ASII) diketahui tak menemukan kata sepakat terkait dengan harga jual per saham bank tersebut.

Sumber tersebut menyampaikan kabar tersebut setelah bertemu dengan pihak Bank Mandiri yang menyatakan rencana akuisisi Bank Permata secara resmi batal.

“Diskusi terakhir dengan BMRI menunjukkan rencana mengakuisisi BNLI secara resmi batal setelah kedua pihak tak bersepakat soal harga,” kata sumber tersebut, Senin (27/5/2019).

Lihat Juga  Pemisahan Ditjen Pajak dan Kemenkeu Segera Dituntaskan

CNBC Indonesia mencoba mengkonfirmasi kabar ini kepada Corporate Secretar Rohan Hafas, namun pesan singkat dan sambungan telepon dari CNBC Indonesia tak direspons.

Dua pekan lalu saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) Rohan sempat menolak berkomentar saat ditanya soal batalnya transaksi ini.

Ia hanya mengatakan rencana pengembangan anorganik tersebut terlebih dahulu harus dimasukkan dalam rencana bisnis perusahaan atau disampaikan kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Permata tidak boleh bicara, kita ga bisa bicara Permata. Belum bisa kasih informasi apapun terkait apa namanya anorganik. Perkembangan kita, mau apa kita belum bisa kasih,” kata Rohan di Menara Mandiri, Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button