Indonesia Dinyatakan Bebas dari Persebaran Virus Corona
Jokowi: Virus Corona Belum Ada Terpantau Di Indonesia
EKBISNEWS.COM – Akhirnya pemerintah Indonesia memberikan keterangan yang sesuai hasil dari kenyataan bahwa Virus Corona belum ada terpantau yang menjangkiti masyarakat Indonesia. Bahklan mereka yang dikarantina pun dinyatakan tidak terjangkit penyakit yang mendebarkan jantung masyarakat dunia tersebut.
Sebanyak 238 warga negara Indonesia (WNI) telah lulus masa observasi virus corona (Covid-19) di Natuna, Kepulauan Riau. Hasil observasi menunjukkan, para WNI tersebut sehat dan akan diterbangkan menuju Jakarta, Sabtu siang ini (15/2/2020).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah melalui Menteri Kesehatan beserta seluruh kemenko, kementerian dan lembaga terkait sesuai Inpres Nomor 4 tahun 2019 menjamin bahwa semua WNI tersebut dalam keadaan sehat walafiat dan menjalani program transit observasi di Natuna sesuai dengan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Terimakasih sebanyak-banyaknya dan hormat sehormat-hormatnya untuk seluruh warga Natuna yang menjadi tuan rumah saudara sebangsa kita 285 orang menjalani transit observasi dari Propinsi Hubei, RRT, hingga hari kepulangan pada Sabtu 15 Februari 2020 ini,” kata M. Fadjroel Rachman, Juru Bicara Presiden, dalam keterangan resmi, Sabtu ini (15/2).
Menurut Fadjroel, keyakinan tersebut dinyatakan kembali oleh Presiden Jokowi bahwa pemerintah mengikuti semua proses protokol kesehatan dari WHO pada Jumat, 14 Februari 2020 di Magelang.
Kemudian Pemerintah Indonesia juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berjasa selama mereka berada dan dievakuasi dari Propinsi Hubei, terutama Pemerintah China di mana Presiden Jokowi juga menelpon langsung Presiden Xi Jinping.
“Selanjutnya kepada Menlu dan Dubes RI di China serta seluruh tim yang menjaga dan menjemput mereka, dan kepada Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota yang akan menjemput mereka di Bandara Halim Perdana Kusuma, serta mengantar mereka kepada keluarga masing-masing,” katanya.
Yang Dikarantina di Natuna Juga Bebas Virus Corona
Selain itu, katanya, kepada masyarakat yang akan menerima mereka, Presiden juga menghimbau untuk menerima mereka semua dengan tulus-ikhlas dan meyakini bahwa semuanya sudah menjalani program transit observasi sesuai protokol WHO yang menjamin mereka semua sehat walafiat, serta proses pemantauan pun tetap akan dilakukan setelah mereka kembali ke daerah masing-masing.
Untuk diketahui, 285 orang yang akan pulang tersebut terdiri atas 238 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami dari WNI), 5 anggota tim pendahulu KBRI Beijing, dan 42 orang dari tim penjemput termasuk kru pesawat dan petugas kesehatan.
“Mari kita semua dengan hati dan tangan terbuka menyambut kembali kehadiran saudara/i kita kembali ke dalam kehidupan bersama kita. Kegotongroyongan ini merupakan modal sosial bersama kita menghadapi masa-masa sulit ini, dan semoga wabah virus Corona atau Covid-19 segera berakhir,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan WNI yang telah menjalani observasi di Natuna akan diterbangkan menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. “Lepas landas pukul 13.30 WIB,” Kata terawang seperti di kutip Detik.com..
Semua WNI tersebut sudah genap 14 hari melalui masa observasi. Sesampainya di Halim, Terawan, akan menyambut dan selanjutnya, mereka akan berproses menuju daerah asal masing-masing.
“Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan akan terus membantu. Tidak ada istilah lepas tangan buat Kementerian Kesehatan,” kata Terawan. Seperti dilansir CBNC Indonesia
Sebanyak 238 WNI berasal dari 28 daerah di seluruh Indonesia. Rinciannya, Aceh (13 Orang), Bali (2), Bangka Belitung (1), Banten (5, Bengkulu dan DIY (2) dan Gorontalo 1 orang.DKI Jakarta 16 orang, Jambi (4), Jawa Barat (9), dan Jawa Tengah (10).
Selain itu Jawa Timur yang terbanyak 65 orang. Lalu ada Kalimantan Barat 4 orang, Kalimantan Timur (15), Kalimantan Selatan (8), Kalimantan Tengah (4) dan Kepulauan Riau (2).Lalu, Lampung (1), NTB (4), Papua (5), Papua Barat (9), Riau (6), Sulawesi Barat (2), Sulawesi Selatan (16). Sulawesi Tengah (2), Sulawesi Tenggara (4), Sumatera Utara (4) dan Sumatera Barat (1)
Belum Disimpulkan virus corona novel alias Covid-19 tidak bisa menular di Indonesia
Peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, David Handojo Muljono enggan menyimpulkan virus corona novel alias Covid-19 tidak bisa menular di Indonesia yang menerima paparan matahari lebih banyak dari China. Menurutnya, hal itu perlu diteliti secara tersendiri.
“Tidak bisa (disimpulkan). Harus dilakukan uji tersendiri terkait pengaruh matahari (terhadap Covid-19),” ujar David di Kantor LBM Eijkman, Jakarta, Rabu (12/2).
David menuturkan cuaca secara umum mempengaruhi seseorang terkena penyakit. Dia berkata banyak orang yang sakit ketika musim dingin dari pada musim panas.
Akan tetapi, dia mengingatkan seseorang bisa tertular penyakit karena kondisi imun yang menurun. Selan itu, keberadaan seseorang di dalam ruang berpendingin udara juga bisa terpapar penyakit lebih cepat.
“Soal cuaca saya kira relatif ya. Memang ini (virus) bisa terjadi di cuaca-cuaca yang normal. Bahwa itu nanti virus mati karena cuaca itu saya tidak bisa jawab,” ujarnya.
“Yang jelas kalau di ruang terbuka lebih aman dari tertutup,” ujar David, seperti dilansir CNN Indonesia. Lebih lanjut, David membeberkan dugaan mengapa banyak orang di China yang meninggal akibat Covid-19 dari pada orang di luar negara lain. Dia menuturkan banyaknya orang meninggal di China karena virus tersebut baru ketahui
Kenapa di lain tempat tidak, ya mungkin karena kalau menurut saya karena orang (di luar China) mulai berhati-hati menghindari orang-orang yang batuk dan kesadaran menggunakan masker itu maka kasusnya turun,” ujarnya.
Dalam jurnal yang baru dipublikasikan beberapa hari lalu, David menyebut penyebaran Covid-19 dipengaruhi oleh jumlah virus hingga lingkungan.
Cara Infeksi Virus Corona
David menjelaskan virus adalah mikororganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup (inang). Virus, kata dia, hanya berimplikasi di dalam inang karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk berproduksi sendiri.
“Semua bentuk kehidupan dapat kena infeksi oleh virus, mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, hingga bakteri,” ujar David.
David berkata ada tiga mekanisme yang membuat virus bisa masuk ke dalam sel inang. Pertama, dia berkata fusi membran virus dengan membran sel terget pada inang. Kedua, endositosis virus oleh selaput permukaan sel inang. Terakhir, penetrasi materi genetik virus ke dalam sel inang.
“Tap virus memiliki cara tersendiri memasuki sel inang,” ujarnya.
Dari hasil studi molekuler terhadap kasus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dia berkata virus corona masuk ke dalam sel inang melalui reseptor Angiotensin-converting enzyme (ACE)-2, suatu protein yang terdapat di dalam inang, terutama pari-paru dan ginjal.
“Analisis molekuler menemukan adanya kemiripan susunan genetik virus SARS, MERS, dan Covid-19. Temuan terbaru adalah diketahuinya asam amino tertentu pada ACE-2 yang dapat dikenali oleh virus Covid-19, yang merupakan jalan masuk virus itu ke dalam sel tubuh inang,” ujar David.
Lebih dari itu, David berkata susunan genetik virus corona, termasuk Covid-19 perlu dikembangkan untuk mendeteksi infeksi virus dan untuk melakukan karakterisasi virus.
Kemitraan antar pengambil kebijakan dengan lembaga penelitian diharapkan bisa terwujud agar bisa mendeteksi kasus dan menangani pasien dengan cepat dan tepat.
Editor: Bangun Lubis