Disukai Mancanegara Pengrajin Jumputan Beralih ke Pewarna Alami
EkbisNews.com, Palembang – Pengrajin Jumputan tumbuh pesat di Palembang dengan ciri khas tersendiri untuk menarik minat pasar. Salah satunya mengganti pewarna tekstil menjadi bahan alami yang nyatanya diminati mancanegara.
Owner Galeri Wong Kito, Anggi Fitrilia mengatakan, memiliki produk yang berbeda dan ramah lingkungan menjadi tujuan pengrajin saat ini, terutama mereka yang juga membidik pasar luar negeri. Sehingga ia menggunakan bahan alami seperti diantaranya Gambir, serbuk Mahoni, serat Secang dan daun Indigo Vera.
“Produk go green lebih disukai pasar luar negeri, seperti Singapura, Amerika. Saat ini pemasaran kita masih sebatas langsung ke consumen, belum dalam bentuk ekspor besar,” katanya, usai memberikan pelatihan membuat Kain Jumputan kepada IKM, Tim Penggerak PKK di Galeri Wong Kito, Senin (16/12/2019).
Dengan adanya peminat dari luar negeri artinya mengenalkan Jumputan ke kancah dunia menjadi kesempatan baik bagi para pengrajin kain khas Palembang ini. “Kain khas Palembang ini punya ciri khas tersendiri terlihat dari cara pembuatannya,” katanya.
Jumputan ini dirancang melalui beberapa proses yaitu lukis dengan pola-pola antik khas Palembang. Kemudian melalui tahapan proses ikat-jahit. Terakhir proses pencelupan dengan pemilihan warna alami.
Seperti bahan Gambir menghasilkan warna hitam orange, hijau, lumut, kuning. Selain itu menggunakan Tegaran yang bisa menghasilkan warna kuning dan cokelat. Serbuk Mahoni menghasilkan warna cokelat muda, cream. Serat Secang menghasilkan pink, ungu, peach. Fermentasi Daun Indigo Vera menjadi menjadi warna biru dan hijau.
“Motofnya bermacam ada Sumping, Titik Tujuh, Lupis, Gelombang. Kain Jumputan dianggap mahal, padahal mereka kurang memahami rumitnya pembuatan kain secara manual ini. Per 3 meternya dihargai Rp375 ribu – Rp1,2 juta,” katanya.
Ketua PKK Kota Palembang Silviana Harnojoyo mengatakan, memasarkan kain jumputan pun tak hanya bisa dilakukan di sentra kain saja. Tetapi juga ditempat-tempat yang banyak dikunjungi masyarakat luar Palembang seperti di bandara atau perhotelan.
“Strateginya, pengrajin bisa bekerja sama dengan pemilik tempat untuk menyiapkan satu space khusus memajangkan kain Palembang,” katanya.