LifeStyle

Direktur Utama PTBA : Berapa Jumlah Orang Miskin di Samping Gedung Kita?

Direktur Utama PTBA Tbk Suryo Eko Hadianto

EkbisNews.com, Tanjung Enim – Suara bergetar dan mata berbinar mewarnai sambutan Direktur Utama PT Bukit Asam (PTBA) Tbk Suryo Eko Hadianto pada peluncuran “Program Pengentasan Kemiskinan” akhir pekan lalu di hadapan Penjabat Bupati Muara Enim Nasrun Umar dan jajaran direksi serta karyawan dari BUMN tambang batu bara yang berpusat di Tanjun Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut.

Pada peluncuran program yang berlangsung akhir pekan lalu Direktur Utama Suryo Eko Hadianto mengawali sambutannya dengan kalimat, “Saya tanya ke SM CSR Pak Hartono, berapa jumlah orang miskin di Lawang Kidul, karena orang miskin di Lawang Kidul ini berada di samping gedung kita, di sekitar operasional kita?”

Lalu SM CSR mengumpulkan berbagai data ke instansi terkait. “Dapatlah angka yang cukup miris. Ternyata di Kecamatan Lawang Kidul ada 16.412 orang pra sejahtera, ini kata yang diperhalus. Sebenarnya kata kasarnya ada 16.412 orang miskin. Kita itu suka menghalus-haluskan supaya tidak terasa sakit,” kata Suryo Eko Hadianto yang menjabat Direktur Utama PTBA sejak 5 April 2021.

Menurutnya Bukit Asam sudah berada di Tanjung Enim sejak 1919, sudah banyak batu bara Tanjung Enim menyebar ke seluruh Indonesia dan dunia dan pernah mengekspor sampai ke Eropa. Batu bara Tanjung Enim dirasakan manfaatnya banyak orang, masyarakat Indonesia dan masyakat internasional.

Suryo Eko mengungkapkan, kekayaan Tanjung Enim dibawa ke seluruh dunia menghidupkan listrik di seluruh dunia, jadi bahan baku PLTU dan bahan baku proses smelter tetapi masyarakat di sekitarnya miskin. Ini sebuah kondisi yang ironis.

“PTBA berjaya menghasilkan kuntungan disegani sebagai BUMN di sleuruh  tetapi di samping kantornya ada 16.412 orang miskin,” kata Suryo Eko yang sejenak  menghentikan pidatonya dan matanya berkaca-kaca

“Saya ingin mengajak seluruhnya, apakah kita tidak tersentuh , apakah kita masih bisa tidur nyenyak khususnya untuk karyawan Bukit Asam? Maka pada hari ini saya mengajak, untuk peduli terhadap orang-orang ini dan untuk itulah program ini secara khusus hanya dalam waktu kurang dari dua bulan saya pikirkan bersama tim direksi langsung kita buat programnya,” ujarnya.

Lihat Juga  Gerak Cepat Tim Rescue Bukit Asam Bantu Korban Semeru

Program Pengentasan Kemiskinan yang dicanangkan anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID ini menyasar kepada warga dari segala usia dengan menitikberatkan pemenuhan kebutuhan dasar mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pangan, air bersih, dan perumahan.

Menurut Direktur Utama PTBA, program ini seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan kemiskinan ekstrim menjadi 0 persen atau zero extreme proverty pada akhir 2024.

“Program pengentasan kemiskinan ini juga sejalan dengan upaya perwujudan Noble Purpose MIND ID yakni We Explore The Natural Resources for Civilization, Prosperity and Brighter Future,” ujar Suryo Eko yang pernah menjabat Direktur Transformasi Bisnis MIND ID.

Adapun program pengentasan kemiskinan yang disiapkan PTBA mencakup enam program. Pertama, program untuk usia tidak produktif  0-6 tahun atau Balita dan PAUD/TK adalah pencegahan stunting dan gizi buruk, peningkatan kelas posyandu dan kompetensi kader serta peningkatan kualitas paud dan kompetensi tenaga pengajar.

Kedua, program untuk usia tidak produktif 7-13 tahun atau usia SD dan SMP adalah beasiswa ayo sekolah, pendidikan gratis untuk anak-anak keluarga prasejahtera di sekolah-sekolah di bawah naungan Yakasaba, Gernas Tastaka dan Tastaba serta khitanan gratis.

Ketiga, program untuk usia tidak produktif lebih dari 64 tahun atau lansia adalah kerjasama jaminan kesejatan, bantuan sembako, pemberian nutrisi tambahan untuk lansia, bantuan daging qurban, pengobatan gratis, operasi katarak, bedah rumah dan penyediaan fasilitas air bersih.

Keempat, program untuk usia produktif 15-18 tahun atau usia SMP dan SMA adalah beasiswa ayo sekolah, pendidikan gratis di sekolah-sekolah di bawah naungan Yakasaba dan kursus bahasa inggris di Lembaga Bukit Asam Language Center (BALC). Kelima, program untuk usia produktif 19-22 tahun atau usia perguruan tinggi adalah beasiswa Bidiksiba dan pendidikan gratis di AKIPBA.

Lihat Juga  Tradisi Kuno Penuh Cinta dan Rasa Hormat, Warga di Desa Ini Dilarang Pakai Sepatu

Keenam, program untuk usia produktif 19-64 tahun adalah Sentra Industri Bukit Asam (SIBA), bank sampah, industri minyak kayu putih, pemanfaatan faba, peternakan unggas/kambing/sapi, budidaya tanaman kelor, pembangunan PLTS, pendanaan UMK, “Rumah Berseri” Bara Lestari dan Sinergitas dengan BUMDES.

Program pengentasan kemiskinan yang dimulai dari Kecamatan Lawang Kidul tersebut menurut Direktur Utama akan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim serta pemangku kepentingan lainnya. “Program ini akan berjalan berkesinambungan sehingga diharapkan dalam 3 hingga 4 tahun ke depan angka masyarakat prasejahtera di Kabupaten Muara Enim bisa berkurang,” ujar Suryo Eko.

Khusus program pendidikan menurut Suryo Eko, PTBA punya yayasan bernama Yakasaba dan punya kampus denan pendidikan dari TK sampai SMA/ SMK dan sudah berdiri akademi yang namanya AKIPBA.

“Dari pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK Yakasaba kecenderungan ingin cari nama dibawa ke taraf internasional ingin mewujudkan sekolah internasional tapi biayanya mahal. Yang bisa sekolah anak karyawan PTBA atau anak pejabat karena biayanya mahal. Kini kami mengubah kebijakan Yakasaba terkait kampus Bukit Asam,” katanya.

Dalam rapat dengan  pejabat PTBA lapis pertama, diputuskan sekolah dibawah Yakasaba akan diperuntukan bagi anak-anak miskin dan gratis. “Untuk orang kaya sekitar Tanjung Enim dan karyawan PTBA bisa mencari pendidikan yang baik bagi anak-anaknya di tempat lain,” pesan Suryo Eko.

Pada sektor kesehatan, PTBA juga akan meng-cover pembayaran BPJS bagi warga miskin di Lawang Kidul terutama bagi 16.412 orang miskin yang ada.

Direktur Utama Suryo Eko Hadianto mengingatkan, “Saya tidak ingin programnya berjalan tapi orang miskinnya tidak terentaskan. PTBA ingin program tersebut benar-benar program yang bisa terukur. Hari ini ada 16.000 orang miskin tapi nanti tahun kelima 16.000 orang miskin yang terdata tadi semuanya sudah mentas dari kemiskinan.”

Editor : Maspril Aries

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button