Dari Membaca Lahir Opini/ Artikel
Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Pemimpin Redaksi www.ekbisnews.com
“Kalau Anda ingin terkenal menulislah! Atau berbuatlah sesuatu sehingga orang menulis tentang perbuatan Anda itu. Tidak ada cara yang lain selain itu.” (Prof Dr Mukti Ali, Menteri Agama RI 1971 – 1978).
Menjelang akhir tahun 2019, saya bertemu seorang teman. Dalam pembicaraan singkat, dia mengatakan, “Sekarang rajin menulis. Tulisannya saya baca di beberapa media online. Bagi dong kiat dan teknik menulisnya. Tapi saya mau tanya mengapa anda begitu rajin menulis?”
Karena pertemuan itu berlangsung singkat, saya hanya menjawab pertanyaannya. “Saya menulis sebagai terapi,” jawab saya. Pertemuan itu berakhir, kami pun berlalu, karena masing-masing punya kegiatan merawat aktivitasnya. Sama seperti saya yang terus merawat keterampilan menulis.
Melalui tulisan ini saya mencoba berbagi tentang teknik dan kiat menulis opini atau artikel untuk disiarkan di media massa. Bagi saya menjadi penulis bukan sekedar urusan meraih popularitas atau terkenal. Menulis sejatinya adalah mengartikulasikan pikiran atau gagasan. Gagasan atau pikiran tersebut lahir dari seorang individu. Setiap individu lahir ke bumi telah dibekali dengan kemampuan menulis, a gifted writer. Setiap orang sejatinya adalah penulis.
Menulis tidak hanya sekedar aktivitis, tetapi juga ekpresi diri yang menuntut latihan berkesinambungan dan terpola secara sistematis. Seseorang menulis pasti memiliki tujuan. Menulis adalah tradisi dan rekreasi intelektual, karena dengan menulis, pengetahuan bertambah, wawasan semakin luas dan daya analisis semakin tajam. Menulis juga berarti berbagi informasi dan pengetahuan.
Yang pasti bahwa menulis itu harus dimulai dengan banyak membaca dan latihan. Sangat meyakinkan : semua penulis, besar dan kecil, memulai kebiasan menulis dari latihan dan membaca. (M Alfan Alfian, “Bagaimana Saya Menulis,” 2016). Agar tulisan bermakna seseorang membutuhkan latihan kontinyu dan terpola secara sistematis untuk mengasah ketajaman rasa.
Jika kita membaca dari buku, surat kabar, majalah, layar komputer atau laptop dan layar ponsel maka ada banyak ragam atau jenis tulisan yang bisa dibaca yang dihasilkan oleh para penulis. Ada tulisan ilmiah dan tulisan non ilmiah, juga ada tulisan non fiksi dan tulisan fiksi. Orang yang menulis tulisan non fiksi kerap disebut “penulis” (writer) dan mereka yang menulis fiksi disebut “pengarang” (author).
Opini (Views)
Artikel di media massa adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu suatu masalah/ tema tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial dengan tujuan untuk memberi tahu (informatif), memengaruhi, dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Dalam lingkup dunia jurnalistik, secara teknis artikel adalah salah satu bentuk opini yang terdapat dalam surat kabar atau majalah dan media online. Dalam dunia jurnalistik atau di media massa, opini mencakup artikel, tajuk rencana/ editorial, esai, kolom, karikatur, pojok, dan surat pembaca.
Jika membaca di media massa (cetak atau online) ada tulisan yang ditulis seorang penulis. Tulisan tersebut ditempatkan dalam rubrik/ halaman opini dan sering disebut opini. Dalam KBBI pengertian opini yaitu pendapat, pikiran, pendirian.
Pendapat, gagasan, ide yang disampaikan secara tulisan di media massa kemudian dikenal dengan istilah opini atau views sebagai salah satu jenis tulisan di media massa. Opini merupakan tulisan berisikan pendapat, ide, gagasan atau analisis tentang sesuatu peristiwa atau masalah yang bersifat subyektif.
Opini adalah tulisan ilmiah populer, berisi pendapat atau pandangan seseorang atau kelompok terhadap masalah atau peristiwa, sekaligus berisi saran, kritik, dan solusinya. Opini juga kerap disamakan dengan artikel, karena secara umum atau dalam penulisannya keduanya hampir sama. Secara definisi tulisan opini, esai, dan artikel sama, yakni pandangan, pendapat, atau anggapan seseorang terhadap suatu masalah. Jadi, semuanya berdasarkan interpretasi semata.
Artikel juga kerap diartikan sebagai tulisan lepas berisi opini seorang penulis yang membahas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan terkadang kontroversial dengan tujuan memberi tahu (informatif), memengaruhi, meyakinkan (persuasif, argumentatif), dan menghibur. Jadi artikel/ opini merupakan pergulatan pemikiran dari penulis/ ahli atas masalah yang sedang berkembang di masyarakat. Artikel tersebut sekaligus menjadi intellectual exercise (asah intelektual)
Artikel atau opini merupakan produk jurnalistik dalam bentuk karya ilmiah populer yang paling sederhana. Dari pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi yang dituliskan pada sebuah artikel lebih sederhana dari karya tulis ilmiah lainnya, seperti makalah atau skripsi, tesis dan disertasi. (Heri Jauhari, “Terampil Mengarang,” 2013).
Antara opini, artikel atau esai memiliki ciri khas atau karakter yang berbeda. Menurut definisinya, tulisan opini, esai, dan artikel, itu sama, yakni pandangan, pendapat, atau anggapan seseorang terhadap suatu masalah. Jadi, semuanya berdasarkan interpretasi semata.
Hanya saja ciri khas atau karakternya dapat kita bedakan. Pada Karakter tulisan opini itu lugas dengan mengangkat masalah aktual (yang sedang hangat dibicarakan, baik lingkup daerah, nasional, maupun internasional). Oleh karena aktual, tulisannya pun berciri reaktif, sehingga pengulasan dan pembahasannya tidak begitu menyeluruh.
Artikel memiliki karakter dalam menganalisa menggunakan teori-teori ilmiah dan disiplin ilmu penulisnya. Artikel mengajak pembaca untuk memahami persoalan sembari mendedahkan solusinya. Artikel biasanya identik dengan karya ilmiah semacam makalah atau laporan penelitian
Tulisan esai mengajak pembaca merenung dengan memiliki karakter bersifat reflektif-analitis, mengajak pembaca untuk merenung. Esai di surat kabar penulisannya kadang tidak sistematis (nonformal), suka-suka penulisnya. Seperti dibuka dengan kisah, puisi, atau kata-kata mutiara. Esai tidak mesti sebuah respon atas peristiwa/permasalahan yang aktual.
Untuk menulis sebuah opini/ artikel harus memiliki karakteristik :
1.Ditulis by line story/ nama penulis dan kapasitas/ kompetensinya tertulis di awal tulisan setelah judul opini.
2.Tulisan mengandung ide/ gagasan aktual dan atau kontroversial.
3.Gagasan/ ide ide menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca.
4.Penulisan secara referensial dengan visi intelektual.
5.Menggunakan bahasa Indonesia popular dan komunikatif.
6.Tulisan tidak panjang dengan memperhatikan ruang/ kolom/ space yang tersedia di media massa.
Dalam menulis opini tersedia banyak ragam. Ada opini tentang politik, ekonomi, sosial, agama, hukum, komunikasi dan media, pendidikan, lingkungan, kebudayaan, pertanian, pertambangan, gender, teknologi, dan lain sebagainya. Dari beraneka ragam opini tersebut tulislah opini dengan latar bidang yang dikuasai. Bukan berarti penulisan opini dilarang menulis ragam lain yang di luar latar bidang yang dikuasai atau keilmuannya.
Setelah memilih ragam opini yang akan ditulis, ada prinsip yang dalam menulis artikel/ opini :
1.Memiliki Ide/ Gagasan.
2.Ide harus baru.
3.Ide Menggugah Pikiran.
4.Ide harus orisinil.
5.Ide bisa berasal dari riset atau hasil perenungan.
6.Jangan melakukan plagiarisme
7.Memiliki pengetahuan pada bidang/masalah tertentu.
Mulai menulis opini/ artikel :
1.Tentukan tema yang akan ditulis
2.Perumusan masalah atau tema dengan membuat kerangka tulisan yang terkait dengan judul ata kalimat pada alinea awal.
3.Menggunakan referensi atau rujukan yang mendukung tema
4.Gunakan gunakanlah bahasa yang sederhana dan logis. Hindari pemakaian bahasa Inggris/ asing yang terlalu banyak.
5.Masukan rangkuman referensi yang ada ke dalam tulisan, dan ramu menjadi satu tulisan.
6.Menulis dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar, termasuk istilah, idiom, pemakaian bahasa asing dan sebagainya.
7.Panjang tulisan berkisar 5.000 – 6.000 karakter (dengan spasi) ditulis dalam program Words. Menyesuaikan dengan ketentuan redaksional masing-masing media.
Setelah tulisan opini selesai, tahapan selanjutnya baca kembali tulisan tersebut guna menghindari adanya kesalahan penulisan, menemukan kalimat yang tidak nyambung dan ada gagasan yang loncat. Jika tulisan sudah baik dan lengkap silahkan kirim ke alamat redaksi atau alamat email media massa yang akan dituju.