China memprediksi Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rampung 2021
EkbisNews.com, Jakarta – Pemerintah China memprediksi pembangunan megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa selesai pada 2021, atau sejalan dengan target pemerintah. Hal itu diharapkan terealisasi meski pembebasan lahanmasih menjadi kendala utama proses pembangunan.
“Mudah-mudahan kami bisa menyelesaikan proyek ini dalam jangka waktu dua tahun, sehingga Anda dapat melakukan perjalanan Jakarta-Bandung lebih pendek dari sekitar 3-5 jam menjadi kurang dari 40 menit,” ujar Ambassador China untuk Indonesia Xiao Qian di Hotel Shangri-La, Selasa (19/3).
Ia mengakui perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung cukup pesat. Misalnya, lanjut Qian, dari sisi pembebasan lahan yang berlangsung cepat. Meskipun, permasalahan lahan menjadi permasalahan krusial di setiap negara.
Pada Februari lalu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) mencatat pembebasan lahan telah mencapai 85 persen. Pemerintah menargetkan pembebasan lahan untuk proyek tersebut selesai pada bulan ini.
“Saya sudah mengunjungi tempat kerja kereta cepat Jakarta-Bandung delapan kali dan perkembangannya luar biasa. Setiap kali saya berada di sana, saya sangat bahagia dan makin percaya diri akan proyek ini,” imbuhnya.
Qian menuturkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan menjadi proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara yang masuk dalam program The Belt and Road Initiative atau program Jalur Sutra yang diinisiasi oleh pemerintah China. Tidak hanya sekadar proyek transportasi, ia meyakini proyek Jakarta-Bandung ini akan memicu perekonomian sepanjang dua kota besar itu.
“Kami memiliki kisah sukses serupa di China yaitu kereta cepat Beijing-Tianjin yang mirip dengan Jakarta-Bandung. Dengan kereta berkecepatan tinggi, orang-orang di Beijing pergi ke Tianjing untuk berbelanja, karena lebih murah di sana. Jadi kota-kota dan desa-desa sepanjang garis ini berkembang,” tuturnya.
Pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri dimulai sejak peletakan batu pertama pada 2016 lalu. Bertindak sebagai kontraktor pembangunan proyek adalah Konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang terdiri dari empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT KAI (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dengan China Railways.
Dari sisi pendanaan, konsorsium mengambil pinjaman dari China Development Bank (CDB). Pada Mei lalu, CDB telah mencairkan kredit tahap pertama sebesar US$170 juta dari total komitmen pinjaman yang mencapai US$500 juta. Lalu, pada September konsorsium kembali mencairkan kredit tahap kedua sebesar US$274,8 juta.