Chaplin Hingga Perang, Sejarah di Lokasi Pertemuan Trump-Kim
Jejak sejarah ini mulai terlihat pada 1936, ketika aktor kenamaan Charles Spencer “Charlie” Chaplin memilih hotel tersebut untuk menghabiskan malam di tengah bulan madunya pada 1936.
Pada medio 1970-an, aktris Jane Fonda menggelar kampanye anti-perangnya di hotel yang terletak di pusat kota Hanoi tersebut.
Fonda tak asal pilih lokasi karena hotel itu berdiri di atas tanah bekas bungker perlindungan ketika Perang Vietnam berkecamuk pada 1 November 1955 hingga 30 April 1975.
Hotel Metropole berdiri di atas tanah bekas bungker perlindungan ketika Perang Vietnam berkecamuk pada 1 November 1955 hingga 30 April 1975. (Reuters/So Young Kim)
|
Sejak saat itu, hotel Metropole menjadi lokasi langganan sejumlah pejabat negara ketika singgah di Hanoi. Daftar tamu hotel itu mencakup para anggota kerajaan Inggris hingga sejumlah presiden negara Amerika Selatan.
Tak hanya pejabat, selebriti seperti Brad Pitt dan Angelina Jolie pun sempat merasakan kemewahan hotel tersebut pada 2007 lalu.
Kini, Hotel Sofitel Legend Metropole Hanoi siap kembali menjadi saksi sejarah ketika Trump dan Kim bertemu untuk kedua kalinya pada 27-28 Februari.
Perundingan perlucutan senjata nuklir dianggap mungkin masih jauh dari gapaian, tapi deklarasi damai Korut dan Korea Selatan kemungkinan besar bisa terjadi di hotel tersebut.
Selama ini, Korut dan Korsel secara teknis masih dalam status berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan kesepakatan damai.
“Kami harap Trump dan Kim membuat kemajuan dalam denuklirisasi dan semoga Korut dapat terbuka bagi dunia luar,” ujar Stephen Fries, seorang tamu hotel yang kunjungannya sedikit terganggu karena persiapan pertemuan ini.
Hotel dengan interior elegan berusia 118 tahun itu memang kini terlihat sibuk dengan petugas keamanan dan staf hilir mudik memantapkan persiapan pertemuan Kim-Trump.
Di sudut ruas-ruas jalan sekitar hotel terlihat polisi bersenjata, sementara petugas keamanan memeriksa pot tanaman di dekat kolam renang hotel.
Di sudut ruas-ruas jalan sekitar hotel terlihat polisi bersenjata. (Reuters/Jorge Silva)
|
Dalam surat yang diedarkan menjelang kedatangan Trump dan Kim, manajer hotel memohon para tamu maklum dengan “segala bentuk persiapan keamanan yang ketat.”
Menurut manajer tersebut, hanya ada satu pintu masuk yang bisa digunakan selama pertemuan berlangsung dengan pemeriksaan ketat. Para tamu juga diwajibkan menunjukkan paspor di pintu masuk hotel.
Ketika bendera Korut dan AS sudah berkibar di dalam hotel, bangunan itu disterilkan. Tamu tak bisa lagi keluar masuk pada Rabu (27/2) malam.
Tamu hingga staf hotel juga dilarang mengambil foto kedua pemimpin negara itu selama mereka berada di dalam gedung.
Mantan marketing Metropole, Nguyen Dinh Thanh, mengatakan bahwa Trump dan Kim memilih hotel tersebut salah satunya karena para stafnya sangat bisa menjaga rahasia.
“Ketika para bintang besar datang ke sini, beberapa jurnalis menawarkan US$2.000-US$5.000 atau lebih ke para staf untuk mengambil foto mereka, tapi tak pernah terjadi,” kata Nguyen kepada Reuters.
Menutup pernyataannya, Nguyen berkata, “Itu menunjukkan Metropole punya tradisi menyimpan rahasia dan mengetahui bagaimana memperlakukan tamu VIP.”
Namun, dari segi keamanan, Hotel Sofitel Legend Metropole Hanoi dianggap tak memadai untuk satu gelaran resmi yang dihadiri petinggi negara penting.
Mantan Kepala Institut Strategi dalam Kementerian Keamanan Publik Vietnam, Le Van Cuong, mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar menjaga keamanan di hotel ini adalah kekurangan ruang.
“Dalam pekerjaan terkait perlindungan, ruang memberikan keuntungan. Metropole terletak di pusat jalan-jalan sibuk, jadi sangat sulit memastikan keamanan,” katanya.