Syariah

Cegah Anak Stunting dengan Memenuhi Kebutuhan Protein Hewani

Peringati Hari Gizi Nasional 2023

EkbisNews.com, Palembang –  Tahun 2023 ini, peringatan Hari Gizi Nasional mengusung tema tentang ‘Protein Hewani Cegah Stunting’. Tema  tersebut merupakan ajakan kepada warga Indonesia untuk mencegah stunting pada pertumbuhan anak.

Hari Gizi Nasional atau HGN ini diperingati 25 Januari tiap tahunnya. Tahun ini, HGN jatuh pada Rabu, (25/1/2023).

Meskipun stunting di Indonesia mengalami penurunan. Hasil survei 2021 prevalensi stunting 24,4 %, pemerintah menargetkan angka stunting turun 3% di tahun 2022, namun angka ini masih jauh dari target RPJMN sebesar 14 % di tahun 2024. Stunting masih tetap jadi perhatian.

Stunting  adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebabnya adalah kekurangan gizi kronis sejak janin dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Dalam lansiran BeritaBrita.com, dikemukakan bahwa stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK. Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya stunting.

Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki.

Ahli Gizi Klinik RSMH juga Ketua PD AsDI Sumsel, Yenita, DCN, MPH, RD mengatakan, Stunting dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik dalam bentuk  jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.

Dampak jangka panjang stunting yang tidak segera ditangani adalah penurunan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh melemah sehingga anak mudah sakit, dan memiliki risiko tinggi terkena penyakit metabolik, seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah.

Agar menghindari terjadinya stunting pada anak, maka dibutuhkan aturan dan asupan Gizi yang benar.

1. Pola makan gizi seimbang.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, sementara setengahnya lagi diiisi dengan sumber protein (nabati atau hewani) dengan porsi yang lebih banyak dibandingkan karbohidrat.

Penuhi kebutuhan protein hewani spt: telu, ikan, ayam, daging, susu berfungsi untuk pembentukan jaringan, seperti otot, kulit, hingga tulang.

Selain itu, protein juga bisa meningkatkan sistem imun tubuh anak yang membuat anak akan terhindar dari infeksi secara berulang. Asupan karbohidrat untuk kebutuhan energi haruslah selalu terpenuhi dengan optimal agar dapat melakukan berbagai aktivitas fisik.

Lihat Juga :  Pelantikan IPEMI, Bupati Lahat: “Jangan Takut Untuk Berinovasi Memulai Usaha”

Anak-anak yang rutin melakukan aktivitas fisik dapat terhindar dari gangguan tumbuh kembang. Penuhi kebutuhan mineral seperti zat besi yang memiliki fungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Lihat Juga  Dibulan Ramadhan, Penyanyi kondang Rossa Targetkan Baca Al-Qur’an "One Day One Juz"

Bila zat besi tidak terpenuhi dapat memicu terjadi kekurangan zat besi pada anak (anemia) Kalsium adalah mineral yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang yang optimal dengan terpenuhinya zat gizi ini sesuai usia  maka anak terhindar dari kondisi stunting .

2. Penuhi kebutuhan gizi selama kehamilan
Mulai 1.000 hari pertama kehidupan saat janin dikandung  kebutuhan zat gizi didapatkan dari ibu, maka kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting untuk cegah stunting.

Ibu hamil memerlukan tambahan kalori sekitar 350-450 kalori per hari. Kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil dapat terpenuhi dengan mengonsumsi makanan mengandung komponen zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) dan mikro ( vitamin dan mineral).

Asupan zat gizi ibu hamil tidak boleh terlewatkan seperti : Protein sangat penting untuk pertumbuhan jaringan dan organ pada janin, salah satunya otak. Zat gizi ini juga dibutuhkan ibu, yaitu membantu pertumbuhan jaringan payudara dan rahim selama kehamilan.

Protein juga berperan meningkatkan suplai darah. Hal ini dapat memungkinkan lebih banyak darah untuk dikirim ke janin. Ibu hamil memerlukan sekitar 70-90 gram protein per hari. Seperti ayam, ikan, dan daging, telur, susu dan olahannya serta nabati seperti kacang-kacangan.

Kebutuhan mineral Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang bayi dan mengatur cairan di dalam tubuh ibu membutuhkan 1.200 mg kalsium. Beberapa sumber kalsium yang baik adalah susu, yoghurt, keju, ikan, tahu, dan sayuran berdaun hijau tua.

Asam folat adalah nutrisi penting untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf. Kondisi cacat lahir utama ini memengaruhi sumsum tulang belakang dan otak bayi, misalnya anencephaly dan spina bifida.Ibu hamil direkomendasikan untuk mengonsumsi asam folat sebanyak 600-800 mcg.

Asupannya seperti hati, kacang, telur, dan sayuran berdaun hijau tua, buah jeruk, lemon, mangga, tomat. Mineral besi yang dibutuhkan pada saat hamil sebesar 27 mg zat besi per hari yang berfungsi untuk membuat se l darah merah dan dapat mencegah anemia, yang baik dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C untuk meningkatkan penyerapannya.

Sumber zat besi adalah sayuran berdaun hijau tua, buah sitrus, roti atau sereal yang diperkaya zat besi, daging sapi dan unggas tanpa lemak, serta telur.

Lihat Juga :  Jangan Sembarangan, Begini Cara Gendong Bayi Sesuai Usia

3. Memberikan ASI eklusif 6 bulan
Untuk mencegah stunting, pola asuh yang baik dapat diterapkan mulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja, hingga para calon ibu untuk memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil.

Lihat Juga  Sebanyak 444 CJH Kloter 4 Embarkasi Berangkat ke Tanah Suci, 6 Orang Gagal Berangkat

Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), mengupayakan pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif (ASI saja), terutama pada beberapa hari setelah kelahiran bayi. ASI mengandung banyak kolostrum serta zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Berikan ASI secara eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan

4. Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI )
Makanan pertama pendamping ASI dapat diberikan ketika bayi berusia > 6 bulan. MPASI harus mengandung gizi seimbang agar dapat memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta serat.

MPASI  harus dimulai dengan makanan yang sudah dihaluskan atau bisa juga makanan encer yang sudah disaring. Secara bertahap bisa mengubah tekstur makanan yang semula lebih encer atau cair menjadi semakin padat dan tidak menambahkan gula, garam, atau penyedap rasa ke dalam MPASI.

Jenis makanan awal MPASI sayuran di haluskan  seperti wortel, labu, kentang, ubi, buah dihaluskan, seperti apel, pisang, pepaya, atau alpukat. Ibu dapat  mencampurkannya dengan ASI. Bubur susu atau biskuit yang dihaluskan.

Usia 9-12 bulan, bayi sudah  bisa diberikan dalam bentuk bubur tim, seperti bubur tim hati ayam dan wortel , bubur tim kacang hijau. Diatas usia 12 bulan anak sudah bisa diberikan makanan bentuk padat yang terdiri dari : Nasi lembut , protein hewani ( telur, ikan tanpa tulang, daging ayam, daging sapi, hati ayam , hati sapi dll ), protein nabati ( tempe, tahu, kacang hijau , kacang merah dll ), sayuran, buah . Pola makan hendaklah  berpedoman pada gizi seimbang.

5. Pantau pertumbuhan dan perkembangan anak
Untuk memantau pertumbuhan anak, terutama berat badan dan tinggi badan. Orang tua harus membawa anak ke Posyandu atau klinik anak secara berkala agar  penanganan bisa segera dilakukan jika terjadi masalah kesehatan. Pertumbuhan linier pada anak merupakan penanda pertumbuhan yang sehat.

Pemberdayaan masyarakat dalam mencegah stunting sangat dibutuhkan dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat stop stunting pada anak melalui edukasi penyuluhan kesehatan dan pengetahuan gizi  guna memenuhi kebutuhan nutrisi wanita usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, anak dan penerapan pola gizi seimbang dalam keluarga.

Reporter: Trijumartini

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button