Oleh: Bangun Lubis (Wartawan)
Berdegup juga jantung, kalau mendengar cerita tentang virus corona, atau Covid-19. Semua heboh jadinya. Mengerikan, menakutkan dan membuat orang se dunia resah dibuatnya. Soalnya, begitu terkena virus corona ini, tak lama dari itu, bisa saja meninggal. Makanya semua lembaga di dunia menaruh perhatian ekstra terhadapvirus ini.
Gejalanya, Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.
Tentu ini yang menakutkan bagi semua orang. Karena bisa menyebar dan berjangkit kepada orang lain, dan bisa lebih parah lalu mengalami derita yang sangat menakutkan, bisa jadi meninggal. Makanya, pemerintah semua Negara membuat kebijakan, kalau bertemu jika tidak perlu, tak usah bersalaman, tidak juga cipika cipiki. Takut terjangkit dari teman sendiri.
Negara Lockdown
Bahkan Itali yang sudah 1.016 orang meninggal, melakukan Lockdown dengan melarang warganya keluar dari rumah jika tidak ada yang penting. Apalagi keluar negeri, dilang oleh pemerintahnya. Kalau melanggar didenda bahkan dipenjara. Filipina pun melakukan Lockdown alias sebuah pelarangan terhadap warganya ke luar negeri, dan juga warga Negara dari luar ke dalam negeri Filipina. Sama dengan Itali dan Denmark dan Irlandia. Saudi Arabia sudah lebih dulu, termasuk dengan penghentian umroh sementara.
Indonesia, sebenarnya sampai Januari 2020 masih menyatakan bebas terhadap virus corona. Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Dr. Agus Terawan dalam berbagai acara selalu menyatakan bebas dengan Virus Corona. Namun, di bulan Februari akhir dan Maret 2020, barulah pemerintah Indonesia menyatakan ada yang terserang virus itu. Awalnya, hanya 4 orang lalu, naik dengan lonjakan hingga 27 orang. Sementara Corona di Belahan Dunia mencapai 131.627 Kasus, 4.940 Meninggal, 68.529 Sembuh. (Kompas.com, 13/02-2020)
Anis Baswedan, Gubernur DKI, dalam sebuah video yang dikutip 11 Maret 2020 memberikan pernyataan untuk warganya agar tidak bepergian jika tak penting. Dan dia mengutip hadist Rasulullah SAW, pada zaman dulu ada penyakir menular sehingga melarang ummatnya untuk tidak keluar dari kota mereka, dan juga orang dari luar kota, jika tak penting juga tak perlu mendatangi kota yang berjangkit virus.
Kegelisahan dunia terhadap Virus Corona, agaknya di Indonesia yang mayoritas umat Islam, kalaupun ada ketakutan tetapi tidak seperti negara-negara besar dunia dalam menanggapi kehadirannya yang berlebih-lebihan. Memang ada sekelompok elite yang kalau boleh dikatakan menampakkan ketakutan yang p[enuh kebingungan. Bahkan mereka juga memanfaatkan media untuk menyebar pernyataan akan kegelisahan atas virus corona itu. Laiknya orang bingung.
Anjuran Rasulullah
Sejumlah masyarakat Indonesia, yang memiliki pemahaman agama terutama Islam yang mayoritas ini, karena memiliki ilmu bagaimana Nabi Muhammad Rasulullah dan para nabi seperti nabi Ayyub AS yang memiliki penyakit pada masa lalu, tidak menampakkan kegelisahan yang berlebihan. Karena mereka memiliki panutan para nabi yang menyembuhkan penyakit dengan ketaatan kepada ibadah keagamannya.
Secara medis diakui bahwa penyakit ini, membutuhkan air atau dalam Islam harus bersuci berulang-ulang agar bersih. Sementara umat Islam setidaknya menggunakan air wudhu’sebanyak lima kali bahkan lebih kalau mereka juga melakukan salat wajib dan sunnah. Umat Islam bersuci dengan penuh kebersihan yang malah melebihi standard medis.
Mengutip Ustadz Hadi Hidayat, menyatakan bahwa standar kesehatan yang diberlakukan Pemerintah Indonesia memang sudah tepat dengan berusaha misalnya membersihkan tangan dan mencuci muka atau menjaga kebersihan. Dan seseorang yang terkena virus ini agar tidak menyatu dengan masyarakat lain yang sehat. Tatapi bukan juga isolasi seperti di warga wuhan di China. Kalau isolasi itu berlebihan.
Sejumlah ulama di negeri ini, tak ketinggalan KH. Aa Gym, menyebut bahwa kalau umat Islam Indonesia tidak perlu terlalu berlebihan atas ketakutan terhadap Corona, karena umat Islam disertai dengan ibadah Shalat yang bisa menghindarkan diri dari penularan. Karena orang shalat pastinya berwudhu’. Mereka pasti bersih. Lalu umat Islam Indonesia memanjatkan doa agar Allah menghindarkan mereka dari virus Corona.
Doa Nabi Ayyub AS
Nabi Ayub AS. ketika beliau ditimpa musibah termasuk musibah sakit menular. Ia pun berdoa Artinya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. al-Anbiya; 83).
Maka doa ini, diajarkan oleh para ulama di Indonesia kepada masyarakt muslim agar bisa terhindar dari ancaman penyakit virus corona ini. Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Somad, Aa Gym dan juga Buya Yahya serta ulama lainnya dalam setiap kesempatan meminta jamaahnya untuk menanjatkan doa sebagaimana Nabi Ayub AS berdoa kepada Allah pada masalalu.
Pada 14 abad lalu Allah SWT telah menyatakan dalam alquran untuk menghindari penyakit menular semacam virus corona ini. Jadi umat Islam bergantung dengan tatacara yang mereka ketahui dari AlQuran, termasuk hadis-hadist Rasulullah dan pengalaman para nabi dan ulama mereka di masa lalu.
Itulah agaknya yang membuat umat Islam di Indonesia, jika pun harus hati-hati, namun tidak berlebihan dalam menanggapi gejala-gejalan virus corona. Kendati ada sebagian elite negeri ini yang katakutannya berlebih-lebihan. Hingga semua tidak boleh. Bahkan salat di masjid pun hati-hati dengan jamaah lain. Padahal, tidak demikian harusnya jika mereka memegang teguh tali keagamaan Islam. Khawatir bukan berarti memisahkan saudaranya seIman dengan sesamanya..
Islam memang mengatur umatnya bahkan dalam pergaulan pun. Wanita dengan pria tak boleh bersamalam (bersentuhan dengan sengaja), jika bukan mahromnya. Artinya cara bergaul antara sesame pun diatur. Tidak bercampur sebagaimana yang kita saksikan dibelahan bumi yang bukan Islam. Laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya berpelukan dan bahkan berhubungan tanpa ikatan tali pernikahan yang sah. Hati-hati saja kalau begini, bisa terjangkait lebih dari virus corona yang mematikan. Karena ini maksiat namanya.
Lalu, umat Islam tidak memakan hewan yang tidak halal dan secara medis telah dinyatakan memiliki bakteri dalam tubuhnya sepeti anjing dan babi. Dan tidak pula mengonsumsi hewan yang tak dipotong secara Islam. Kebersihan makanan amatlah dijaga dengan ketat. Tidak memakan hewan yang buas dan hidup di dua alam. Unsur kehati-hatian atas sumber makanan amat dijaga umat Islam. Bahkan buah-buahan juga mestilah yang tidak memabukkan atau tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Semua dijaga agar kesehatan juga terjaga.
Kalau perlu contohlah umat Islam untuk menanggapi terjadinya cobaan dari Allah dengan menyebarnya virus yang bermula dari China, yaitu vir corona (COVID-19) tersebut. Dalam Islam kebersihan itu sebagian daripada Iman. Jalan mulus untuk menghindarkan diri dari serangan virus corona adalam kebersihan yang sebagian dari Iman itu. Kendati juga tidak takabur atas kondisi sehat yang dihadapi. Semua adalah kehendak Allah. Kendati diantara kita juga masih ada keraguan. Keraguan kepada Islam, gilirannya membawa ketidak yakinan atas kesehatan yang diberikan Allah. Itu adalah dosa.[Palembang, 13032020]