Uncategorized

Bukit Asam Jamin Ketersediaan Cadangan Batu Bara Indonesia

EkbisNews.com, PalembangPT Bukit Asam Tbk semakin berkomitmen dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan. BUMN tambang batu bara tersebut tercatat memiliki cadangan batu bara tertambang sebesar 3,33 miliar ton dan sumber daya sebesar 8,17 miliar ton.

Dalam siaran pers yang diterima Ekbisnews.com, Bukit Asam terus menggenjot produksi dan penjualan batu bara. “Ketersediaan batu bara ini juga menjamin diversifikasi bisnis melalui hilirisasi batu bara,” kata Hadis Surya Palapa Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk.

Menurut Hadis Surya Palapa, Bukit Asam akan terus memperbarui informasi terkait cadangan batu bara, ini sebagai bentuk keterbukaan informasi perusahaan. Bentuk keterbukaan informasi tersebut disampaikan perusahaan melalui Laporan Tahunan Perseroan, pada website perseroan www.ptba.co.id dan web Bursa Efek Indonesia.

Foto : Maspril Aries/ ekbisnews.com

Hilirisasi Perusahaan

Dalam upayanya untuk meningkatkan nilai tambah batu bara serta mendukung program hilirisasi dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, menurut Hadis Surya, untuk mewujudkan hilirisasi batu bara, Bukit Asam telah melakukan pencanangan hilirisasi di kawasan Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) Tanjung Enim pada Maret 2019 dengan menggandeng Air Products, perusahaan Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang gasifikasi sebagai investor.

“Rencananya di pabrik hilirisasi yang berada di kawasan ini batu bara akan diubah menjadi produk lain dengan teknologi gasifikasi. Teknologi ini akan mengkonversi batubara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME), Methanol, dan Mono Ethylene Glycol (MEG),” kata Hadis Surya yang baru menjabat Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk menggantikan Suherman.

Lihat Juga  Meski Masih Rendah, Harga Batu Bara Menguat

Hadis Surya Palapa menjelaskan, proyek hilirisasi batu bara ini direncanakan akan memproduksi 1,4 juta ton DME, 300 ribu ton Methanol, dan 250 ribu ton MEG. DME hasil hilirisasi ini bahkan dapat digunakan sebagai bahan baku LPG, sehingga dapat mengurangi impor gas untuk LPG. “Saat ini studi kelayakan sudah selesai dan masuk ke tahap FEED dan EPC. Pabrik ini diharapkan dapat beroperasi di akhir 2023,” ujarnya.

Melalui hilirisasi batu bara, diyakini dapat mengurangi nilai impor gas Indonesia hingga sekitar US$ 1 miliar per tahun. Total investasi untuk pengembangan gasifikasi ini adalah US$ 3,2 miliar, dimana Air Products bertindak sebagai investor di bisnis Upstream dan Downstrem.

Menurut Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin, “Hilirisasi ini sesuai dengan corporate tagline kami Beyond Coal di mana Bukit Asam mulai melakukan transformasi untuk memberikan nilai tambah batu bara dengan mengolah menjadi produk akhir seperti DME, Methanol, dan MEG.”

Selain hilirisasi, Bukit Asam juga menjalankan proyek pengembangan PLTU yaitu PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 dan PLTU Feni di Halmahera Timur. PLTU Sumsel 8 yang terletak di Muara Enim, Sumatera Selatan memiliki kapasitas 2 x 620 MW dan dikelola oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) yang merupakan konsorsium antara Bukit Asam dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.

Lihat Juga  Direktur Utama PTBA Ingin “Zero Fatality” Jadi Prioritas

Proyek PLTU yang telah ditandatangani antara PLN, Bukit Asam, dan HBAP pada 19 Oktober 2017 lalu, kini sedang berada pada tahap konstruksi. Tahap konstruksi sendiri telah dimulai pada Juni 2018 lalu. Untuk tahap konstruksi, diperkirakan memerlukan waktu selama 42 bulan untuk Unit I dan 45 bulan untuk Unit II. Commercial Operation Date (COD) ditargetkan pada tahun 2021 untuk Unit I dan tahun 2022 untuk Unit II dengan total kebutuhan batu bara sebesar 5,4 juta ton per tahun.

Sementara itu, PLTU Feni Halmahera Timur memiliki kapasitas 2×45 MW dan dibangun dengan semangat sinergi Holding BUMN Industri Pertambangan antara Bukit Asam dengan PT Antam. Hingga saat ini, feasibility study untuk proyek tersebut telah selesai dilakukan dan akan dilanjutkan dengan pembentukan Joint Venture Company. Diperkirakan akan dibutuhkan pasokan batu bara sebesar 330 ribu ton per tahun untuk keperluan PLTU Feni Halmahera Timur ini.

Editor : Maspril Aries

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button