Bisnis

Bukit Asam Bagikan Persentase Dividen Terbesar Sejak 2002

EkbisNews.com, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk atau PTBA, Rabu (10/6) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk tahun buku 2019. Para pemegang saham selain menyetujui laporan tahunan direksi mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama tahun buku 2019, juga menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 3,65 triliun.

Usai RUPS Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin menjelaskan, RUPS menyetujui pembagian dividen sebanyak Rp 3,65 triliun atau sebanyak 90 persen total laba bersih perusahaan BUMN tambang batu bara tersebut tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun. Sekaligus menjadi persentase terbesar dalam pembagian dividen PTBA.

“Rasio pembagian dividen yang mencapai 90 persen ini menjadi yang terbesar dalam sejarah Bukit Asam sejak tercatat di bursa tahun 2002. Bisa juga menjadi yang terbesar juga untuk BUMN yang tercatat di bursa,” kata Arviyan Arifin.

Persentase pembagian dividen mencapai 90 persen dari laba bersih tersebut merupakan yang terbesar bagi Bukit Asam dibanding empat tahun buku sebelumnya. Pada 2018 dan 2017 pembagian dividen BUMN yang bperusat di Tanjung Enim tersebut sebesar 75 persen, lalu pada 2016 dan 2015 hanya sebesar 30 persen dari laba bersih.

Lihat Juga  Bukit Asam (PTBA) Memperbarui Sertifikasi Berstandar Internasional

Menurut Arviyan Arifin rasio pembagian dividen tahun buku 2019 tersebut tidak akan mengganggu posisi likuiditas perseroan di tengah banyaknya tantangan bisnis saat ini. Selain itu, kinerja perseroan dalam dua tahun terakhir yang berhasil mencatatkan pertumbuhan cukup baik.

Dengan membagikan dividen Rp3,65 triliun atau setara dengan 90 persen dari total laba bersih pada 2019 senilai Rp4,05 triliun tersebut nilai dividen yang diterima pemegang saham adalah sebesar Rp316,8 per saham dengan total imbal hasil mencapai 13,5 persen.

Komposisi kepemilikan saham PT Bukit Asam Tbk, pemegang saham terbesar pada tahun buku 2019 adalah Pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebesar 65,93 persen, selebihnya perusahaan dan perseorangan, diantaranya PT Bukit Asam Tbk sebesar 2,87 persen, DJS Ketenagakerjaan Program JHT sebesar 1,38 persen dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) 0,93 persen.

Sementara itu kinerja Bukit Asam pada 2019, walau berada dalam kondisi tren melemahnya harga batu bara, perseroaan mampu mencatatkan laba atas kinerja tahun sebesar Rp4,1 triliun dengan EBITDA sebesar Rp6,4 triliun. Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp21,2 triliun menjadi Rp 21,8 Triliun atau sebesar 3 persen dari tahun sebelumnya.

Lihat Juga  Ayo Minum Teh Rosella Produksi SIBA PTBA

Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, penjualan batu bara ekspor sebesar 41 persen, dan aktivitas lainnya sebesar 2 persen yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Pencapaian laba dan pendapatan ini tentu didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2 persen dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton.

Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari tahun 2018. Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batu bara. Pada 2019, perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13 persen dari tahun sebelumya.

Menurut Arviyan Arifin, kenaikan volume penjualan ini karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial seperti Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.

Editor : Maspril Aries

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button