Antara Frankfurt dan Köln
Oleh : Maspril Aries
Wartawan Utama/ Penggiat Kaki Bukit Literasi
Jika berkunjung ke Jerman saya punya mimpi untuk datang ke Frankfurt Book Fair (FBF). Ketika kesempatan itu tiba, saya datang ke negara yang dipimpin Angela Merkel di sana sedang tidak ada FBF. Frankfurt Book Fair yang dalam bahasa Jerman Frankfurter Buchmesse biasa berlangsung pada bulan Oktober, sementara saya tiba pada bulan April.
Mimpi datang ke Frankfurt Book Fair yang merupakan pameran perdagangan buku internasional terbesar di dunia berdasarkan jumlah peserta pameran dan jumlah pengunjung, urung terwujud. Frankfurt Book Fair telah ada sejak 500 tahun lalu, merupakan pameran buku pertama di Frankfurt yang diadakan tidak lama setelah buku pertama dicetak dari mesin Gutenberg di Mainz.
Indonesia pada FBF 2015 pernah menjadi tamu kehormatan dengan mengusung tema “17 Ribu Pulau Penuh Imajinasi.” FBF setiap tahunnya selalu menunjuk negara-negara di luar Jerman sebagai tamu kehormatan pada pameran buku yang pada 2019 lalu diikuti oleh penerbit-penerbit dari lebih dari 106 negara di seluruh dunia.
Tak ada FBF bukan berarti harus pulang ke Indonesia. Frankfurt adalah kota yang menarik untuk dikunjungi. Frankfurt adalah kota bisnis dan metropolitan yang modern dengan gedung pencakar langit menjulang tinggi. Frankfurt dikenal sebagai salah pusat pameran perdagangan terbesar di dunia di kota ini ada Frankfurt Trade Fair (Messe Frankfurt ) dengan areanya mencapai luas 578.000 meter persegi.
Di sini tempat berlangsung Frankfurt Motor Show (Internationale Automobil-Ausstellung – IAA ) sebagai pameran mobil terbesar di dunia dan Pameran Buku Frankfurt atau Frankfurt Book Fair (Frankfurter Buchmesse ) pameran buku terbesar di dunia. Namun tak sempat menyaksikannya, karena datang bukan pada waktu yang tepat saat pameran berlangsung.
Sebagai kota bisnis, Frankfurt adalah tempat kantor pusat dari dua bank sentral, yaitu Bundesbank Jerman dan Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB). Bank Sentral Eropa (Europäische Zentralbank) adalah bank sentral paling penting di dunia yang menetapkan kebijakan moneter untuk Zona Euro yang mencakup 19 negara anggota Uni Eropa yang telah mengadopsi Euro (€) sebagai mata uang bersama.
Jika berkesempatan datanglah ke markas ECB di Euro Tower untuk melihat The Euro Monument atau Monumen Euro yaitu monumen yang berbentuk lambang Euro dengan bintang di sekelilingnya merupakan ikon dari kota Frankfurt. Letaknya di depan Eurotower markas besar Bank Sentral Eropa yang tingginya 148 meter.
Bagi yang suka berbelanja datanglah Haupstwache merupakan titik pusat Frankfurt am Main yang merupakan kawasan publik penghubung kawasan modern Frankfurt sekaligus salah satu plaza paling terkenal. Di kawasan ini bisa berkunjung ke MyZeil pusat perbelanjaan di Zil yang dibangun tahun 2004-2009. MyZeil adalah pusat perbelanjaan di pusat kota Frankfurt dirancang oleh arsitek Massimiliano Fuksas. Tercatat pusat perbelanjaan ini resmi dibuka pada 26 Februari 2009 oleh Walikota Kota Petra Roth.
Frankfurt adalah kota yang memadukan antara bangunan atau arsitektur modern dengan bangunan tradisional yang berada di kawasan Sungai Main. Dari pusat bisnis yang modern dan metropolitan kaki pun melangkah ke kota tua Romer yang terletak di Romerberg. Romer adalah landmark yang difungsikan sebagai balai kota, merupakan pusat kota lama Frankfurt.
Nama Romerberg berasal dari bangunan balai kota Frankfurt bernama Romer. Balai kota yang dibangun antara abad 15 dan 18 bergaya arsitektur gothic. Berkeliling ke sekitar Romer tak membutuhkan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki. Di sisi timur atau berhadapan dengan balai kota Romer berdiri bangunan rumah kayu khas Jerman. Bangunan ini pernah hancur akibat bom pada Perang Dunia II. Bangunan tersebut kemudian direnovasi seperti aslinya.
Di bangunan tersebut ada berdiri cafe dan toko-toko yang menjual cendera mata khas Frankfurt atau Jetman. Di sini juga bisa membeli kaos atau jersey tim nasional Jerman yang menjadi juara Piala Dunia FIFA tahun 1954, 1974, 1990, dan 2014. Harganya, lumayan harus merogoh Euro agak dalam.
Di Romerberg bisa berkunjung ke Historisches Museum yang menampilkan sejarah kota Frankfurt. Tak jauh dari museum terdapat Alte Nikolaikirche, gereja gothic yang dibangun pada tahun 1290. Di belakang Alte Nikolaikirche ada Junges Museum. Museum ini untuk anak-anak yang membangkitkan kreativitas mereka. Di sini ada pameran dan ada lokakarya semuanya untuk anak-anak dan remaja.
Masih di Romerberg ada katedral Frankfurt. Katedral yang menjadi saksi sejarah Frankfurt yang memamerkan perhiasan dan pemandangan kota yang indah. Katedral Frankfurt memiliki nama Katedral St. Bartholomew yang pertama kali dibangun tahun 852. Katedral ini terus mengalami perombakan berulang kali. Pada tahun 1562 hingga 1792 para penguasa Roma diambil sumpahnya di katedral ini.
Di sebelah Katedral Frankfurt ada museum katedral yang memajang jubah berwarna-warni dan mahkota bertahtakan batu mulia yang digunakan dalam upacara pelantikan kaisar-kaisar Kerajaan Romawi. Untuk masuk museum harus membayar dengan Euro.
Berjalan-jalan di Romerberg akan dijumpai banyak pengamen yang memainkan dari lagu klasik sampai lagu pop. Ada pengamen dalam formasi lengkap seperti sebuah grup musik, juga ada pengamen tunggal yang menyandang gitar dan harmonika.
Dari Romer kaki melangkah menuju ke jembatan besi Frankfurt yang terkenal, Eiserner Steg (jembatan besi). Jembatan yang membentang di atas sungai Main dikenal juga sebagai jembatan “gembok cinta.” Berjalan di atas jembatan ini sambil melihat keindahan lanskap kota Frankkfurt dan sungai Main.
Jembatan ini menghubungkan Romerberg dan Sachsenhausen, panjangnya sekitar 400 meter. Setiap hari lebih dari 10.000 orang melintasi jembatan yang dibangun tahun 1868. Jembatan ini pernah hancur terkena bom Perang Dunia II lalu dibangun kembali. Kini di pagar jembatan ada terpasang, mungkin ribuan gembok yang pasang pasangan yang datang ke sini.
Jika ingin berlayar di sungai Main yang jernih juga ada kapal pesiar (Primus-Line), yang tentu tidak gratis untuk menaikinya. Ongkosnya sebesar 10,90 Euro/ untuk pelayaran sekitar 50 menit.
To Köln
Usai sarapan di Hotel Leonardo Royal Frankfurt Jerman, jam di tangan menunjukkan jelang pukul 08.00 waktu Jerman, saatnya berkumpul di lobi hotel dan naik ke dalam bus yang akan membawa ke Köln, kota berikutnya yang menjadi tujuan di kawasan Eropa Barat.
Perjalanan darat antara dua kota di Jerman tersebut melintasi jalan tol yang mulus membutuhkan waktu hampir tiga jam untuk tiba di kota yang terletak di tepi sungai Rhine. Selama dalam perjalanan harus bersiap dengan uang koin Euro, karena saat berhenti di rest area jika ingin ke toilet harus bayar antara 50 sen sampai 1 Euro.
Setelah menempuh perjalan darat hampir tiga jam tiba di Köln yang menjadi kota destinasi berikutnya. Köln dalam bahasa Inggris ditulis “Cologne.” Cologne identik dengan parfum oleh sebab itu disebut juga kota parfum. Ada yang menyebut Köln kota yang wangi.
Parfum “Eau de Cologne” sangat terkenal karena aroma yang harum namun ringan. Eau de Cologne dibuat pertama kali di kota Cologne (Köln), tepatnya di sebuah rumah yang berada di Obenmarspforten 21 oleh ahli parfum Johann Maria Farina.
Rumahnya tempat menciptakan Eau de Cologne telah diubah menjadi museum parfum yang selalu menarik kunjungan wisatawan. Di rumah yang bernama resmi Fragrance Museum wisatawan bisa melihat proses pembuatan parfum Eau de Cologne hingga ikut meracik parfum sendiri. Untuk masuknya tentu tidak gratis.
Selain Fragrance Museum ada beberapa destinasi wisata lainnya di Köln. Yang terkenal adalah Katedral Köln yang merupakan katedral terbesar di daratan Eropa. Katedral ini terdapat di tepi Sungai Rhine. Katedral Köln adalah gereja gothic yang ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya dunia. Katedral Köln memiliki puncak atapnya setinggi 157 meter.
Berjalan di sekitar Katedral Köln ada beberapa museum yang bisa dikunjungi diantaranya Museum Ludwig yang berisi karya kontemporer, seni populer dan karya ekspresionis. Tak jauh dari museum ini ada Museum Römisch-Germanisches
Museum. Di Köln tercatat ada sekitar 30 museum dan 100 dengan koleksi kelas dunia, tak cukup satu hari untuk mengunjungi seluruh museum. Sama seperti di Frankfurt, di selasar museum kerap dijumpai kelompok pengamen yang menghibur para wisatawan.
Di seberang Katedral Köln ada taman bermain yang luasnya mencapai 40 hektare bernama Rheinpark. Di taman ini ada Skylift yang bisa membawa pengunjung menyeberangi sungai kemudian ke kebun binatang Köln.
Usai berjalan kaki di sekitar Katedral Köln, saatnya tiba dengan menggunakan bus menuju Masjid Köln atau Zentralmoschee Köln (Masjid Pusat Köln) yang kini juga menjadi ikon dari kota Köln.
Tiba di masjid yang berada di Distrik Ehrenfeld Köln saat menjelang waktu salat Zuhur. Kaki langsung melangkah ke arah masjid dan menuju ke tempat wudu di sebuah ruangan yang lumayan besar dengan beberapa kran air tersedia untuk berwudu jemaahnya. Khusus bagi jemaah perempuan tempat wudu tersedia di lantai dua yang langsung terhubung dengan tempat salat wanita yang juga berada di lantai dua masjid.
Masjid Köln adalah masjid terbesar di Jerman. Masjid ini dibangun tahun 2009 dan dianggap simbol integrasi dan simbol lahirnya arsitektur masjid Jerman. Masjid pusat Köln (Zentralmoschee Köln) memiliki luas 4500 meter persegi mampu menampung 1.200 jamaah dibangun oleh organisasi muslim Turki DiTiB. Masjid ini memiliki perpustakaan, tempat kursus, ruang seminar, pusat olah raga, kantor serta pertokoan yang berada di area basement.
Masjid Köln atau Zentralmoschee Köln tersebut diresmikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada akhir September 2018. Masjid Köln terkenal dengan desain arsitekturnya yang desain oleh arsitek Paul Böhm yang berasal dari keluarga arsitek terkenal di Jerman. Paul dan ayahnya, Gottfired Böhm adalah ahli di bidang arsitekur gereja Katolik.
Desain arsitektur Masjid Köln adalah “terbuka” dan “terang.” Bangunan masjid didesain transparan dengan menggunakan kaca yang menonjolkan pencahayaan natural. Desain masjid juga dianggap “sangat Jerman” karena mampu menciptakan gebrakan di bidang arsitektur rumah ibadah yang mengawinkan arsitektur masjid era Ottoman Turki dengan arsitektur bergaya romawi khas Eropa.
Penggunaan material glass wall memberikan kesan terbuka bagi masjid ini. hal tersebut memang sengaja dibuat demikian sebagai simbol bahwa masjid ini terbuka bagi siapa saja. Nuansa modern terlihat lewat desain kaca-kaca yang menyatu di dinding. Kesan Islam yang modern juga tampak dari tulisan kaligrafi emas di dinding dan atap masjid.
Masjid ini kerap dikunjungi warga non muslim. Masjid Köln ingin menjembatani komunikasi antar agama di Jerman. Masjid Köln bermoto “Unsere Moschee für Kölle” atau “Masjid Kita untuk Köln.” Masjid memiliki dua menara yang menjulang di langit Köln dengan tinggi 55 meter – atau 1/3 dari 157 meter ukuran puncak Katedral Köln.
Rancangan arsitektur bangunan utama masjid sangat berbeda dengan pakem bentuk masjid pada umumnya yang kita kenal. Bentuk bangunan utamanya dibangun menyerupai sebuah bola dunia dengan dinding dari bahan transparan. Karena itu bentuk bangunan Zentralmoschee Cologne sangat berbeda dengan masjid pada umumnya di berbagai belahan dunia.
Pada saat salat Zuhur siang itu jemaah masjid mayoritas warga Jerman keturunan Turki. Usai salat saya berkesempatan bersilahturahmi dengan imam masjid. Selesai silahturahmi ada hal konyol yang saya lakukan, saya lupa mengambil jaket yang tergantung di tempat gantungan jaket yang tersedia di bagian belakang tempat salat. Dalam perjalanan menuju hotel rasa dingin harus dinikmati karena suhu saat itu berkisar 5 – 10 derajat celcius.
Salat Zuhur dengan jaket yang tertinggal di Zentralmoschee Köln adalah pengalaman yang tidak terlupakan.∎