JAJAN

Alih Kelola Blok Rokan Jangan Lupa Perusahaan dan Tenaga Kerja Lokal

EkbisNews.com, Jakarta – Alih kelola Blok migas Rokan di Provinsi Riau dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam tiga bulan ke depan, Agustus 2021 akan terealisasi.

Dalam siaran pers yang diterima Ekbisnews.com menyebutkan, di tengah proses transisi yang sedang berjalan, SKK Migas terus mengupayakan agar blok penghasil minyak nomor dua terbesar di Indonesia tersebut dapat mencapai targetnya pada tahun ini guna menjaga penerimaan negara serta kontribusinya pada perekonomian nasional, khususnya di Provinsi Riau.

Rudi Satwiko Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas.

“Dalam alih kelola Blok Rokan, SKK Migas akan terus memaksimalkan potensi blok untuk menyuplai kebutuhan produksi migas nasional untuk mendukung produksi migas 1 juta barel pada 2030,” kata Rudi Satwiko, selaku Plt (Pelaksana tugas) Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Kamis (29/4).

Agar target produksi tercapai dan menahan turunnya produksi minyak Blok Rokan, SKK Migas menargetkan penyelesaian pengeboran 192 sumur oleh PT Chevron Pasific Indonesia dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan.

Menurut Rudi, dalam upaya menahan turunnya laju produksi migas, SKK Migas akan terus mendukung dan mendorong upaya percepatan pengadaan kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi target pengeboran sumur yang telah ditetapkan.

Lihat Juga  Minyak Masih Dibutuhkan dan EBT Harus Terus Dikembangkan

SKK Migas memberikan dukungan nyata dengan salah satunya percepatan pengadaan barang dan jasa termasuk dukungan dengan persetujuaan daftar pengadaan barang dan jasa (procurement list) yang diperlukan serta mengawal jalannya proses pengadaan untuk kebutuhan memastikan pemenuhan program kerja tersebut.

Saat ini kontrak barang dan jasa untuk kebutuhan 115 sumur telah selesai dilaksanakan, sementara pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan 77 sumur tambahan diperkiraan selesai di akhir April 2021.

“SKK Migas juga berkomitmen bahwa kegiatan operasional Blok Rokan harus mengutamakan penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri, diantaranya partisipasi perusahaan lokal serta tenaga kerja dalam negeri,” katanya.

Sementara itu Kepala Divisi Pengelolaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi menjelaskan, pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan Blok Rokan disuplai sepenuhnya oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan melibatkan tenaga kerja lokal.

“Penggunaan tenaga kerja lokal ini  dapat roda perekonomian dalam negeri terutama dimasa pandemi ini. Upaya pengadaan ini merupakan kolaborasi yang baik antara SKK Migas, CPI dan PHR yang membangun sistem pengadaan yang seamless sehingga proses transisi ini menjadi lancar dan memberikan kontribusi positif bagi lifting dan produksi negara,” ujar Erwin Suryadi.

Lihat Juga  Hebat! Medco E&P Menyabet Tujuh Penghargaan SKK Migas Award

Di Blok Rokan saat ini, sudah 43 sumur yang dilakukan pengeboran dan masih terus akan dilanjutkan program eksplorasi dan pengeboran dengan pengawasan SKK Migas.

Menurut Erwin, “Perlu dicatat bahwa ini merupakan best effort dari SKK Migas untuk pengeboran 200-an sumur pada 2021 dan masih akan berlanjut lagi tahun-tahun berikutnya.”

Minyak Terbesar 

Blok Rokan salah satu blok minyak terbesar di Indonesia, luas sekitar 6.220 kilometer persegi yang wilayahnya terletak di lima kabupaten di Provinsi Riau, yaitu Kabupaten Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir.

Blok Rokan memiliki 96 lapangan, tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Potensi Lapangan Duri pertama kali ditemukan 1941 di bawah pengelolaan Caltex mulai produksi 1951 kini blok tersebut dikelola  PT Chevron Pacific Indonesia hingga tahun 2021. Terhitung sejak 9 Agustus 2021 mendatang Blok Rokan akan dialihkelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan.

Editor : Maspril Aries

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button