Bisnis

“Agro-Solution” Cara PT Pupuk Indonesia Memajukan Pertanian

EkbisNews.com, Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) kini tengah mengembangkan inovasi program Agro-Solution guna memajukan sektor pertanian Indonesia menuju era pertanian modern dan berkelanjutan.

Dalam siaran pers PT Pupuk Indonesia yang diterima ekbisnews.com, menyebutkan program Agro-Solution bertujuan untuk membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Dengan program Agro-Solution yang dijalankan PT Pupuk Kaltim, petani mendapatkan pendampingan intensif tentang budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi,” kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana, Jumat (30/10).

Menurut Wijaya mengutip penjelasan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman, program Agro-Solution dilakukan dengan berbasiskan triple bottom-line atau 3P (People, Planet, Profit) yang tersematkan dalam enam langkah penting implementasi Agro-Solution.

Enam langkah tersebu, Pertama, pengelolaan tanah dan tanaman yang produktif dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Kedua, pendampingan yang intensif. Ketiga, pola budidaya pertanian presisi berbasis teknologi digital (digital farming), yang didukung dengan penggunaan alat dan mesin untuk meningkatkan produktivitas lahan secara kualitas maupun kuantitas.

Keempat, akses permodalan dan perlindungan risiko berupa asuransi pertanian bagi petani. Kelima, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif. Terakhir, menciptakan kemitraan pertanian pasar (Farm To Market Partnership) guna meningkatkan ketersediaan pangan sesuai kebutuhan pasar, meningkatkan nilai tambah hasil panen, ketersediaan jaringan distribusi serta ketersediaan off taker.

“Enam poin tersebut menjadi siklus berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan petani, namun juga seluruh pihak yang menjadi bagian dari rantai pasok,” ujar Wijaya.

Lihat Juga  Pupuk Indonesia Grup Kembangkan Agro-Solution

Program Agro-Solution secara perlahan telah berhasil diimplementasikan di beberapa daerah. Saat ini, Pupuk Kaltim tengah mengawal keberhasilan Agro-Solution di Jember dan Banyuwangi.

Di Jember, program ini diterapkan di atas lahan 40 hektar dan melibatkan 28 petani. Pupuk Kaltim berperan sebagai koordinator kemitraan, memberikan pendampingan untuk digital farming, serta pendampingan penyediaan pupuk non-subsidi.

Dalam hal permodalan menurut Wijaya Laksana, para petani memperoleh akses dari Bank BNI, dan layanan asuransi pertanian dari Asuransi Jasindo. Selain itu, petani pun mendapatkan pendampingan dari Pemkab Jember untuk akses perizinan dan penyuluhan. Terakhir, ada perusahaan swasta dan koperasi yang bertindak sebagai off taker hasil panen.

Sementara itu, di Kabupaten Banyuwangi program Agro-Solution diterapkan di atas lahan 14 hektar bersama delapan orang petani. Para petani mendapatkan pendampingan dari Pemkab Banyuwangi dan PT Pupuk Kaltim, termasuk juga untuk penyediaan pupuk. Kerjasama dengan swasta pun dilakukan untuk memberikan layanan akses modal, asuransi, benih dan pestisida serta off taker atas hasil panen.

Menurut Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia, petani-petani tersebut mendapatkan pembinaan dan kawalan teknis, serta pasokan pupuk non subsidi yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. Mereka juga diberi kawalan untuk mendapatkan bantuan permodalan KUR dari perbankan, serta memperoleh asuransi pertanian.

Lihat Juga  PTBA - Antam Akan Membentuk Perusahaan Join Venture

“Program ini juga dimanfaatkan untuk ujicoba teknologi i-Farm, yaitu aplikasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim guna memantau aktivitas dan kemajuan para petani binaan di daerah tersebut. Untuk program ini kami bersinergi dengan pemerintah daerah dan petugas PPL untuk membina petani, termasuk juga pihak swasta,” ujar Wijaya Laksana.

Berkat program agro solution ini produktivitas pertanian terbukti meningkat di atas rata-rata. Di Jember, hasil panen meningkat 52,9 persen dari semula 7 ton per hektar menjadi 10,7 ton per hektar. Dari segi pendapatan, naik 69,6 persen dari biasanya Rp21.625.000 per hektar menjadi Rp36.675.000 per hektar.

Hasil yang sama juga dirasakan petani di Banyuwangi. Hasil panen melonjak 76 persen dari semula lima ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar. Pendapatan naik 107,7 persen dari semula 13.050.000 per hektar menjadi 27.106.000 per hektar.

Sampai dengan kuartal empat 2020, luasan lahan Agro-Solution telah mencapai 1.256,18 hektar yang tersebar divsejumlah daerah, seperti Bima, Dompu, Madiun, Magetan, Tulungagung, Tuban, Bojonegoro, Bone, Janeponto, Sidrap, Minahasa, Bolmong, Tomohon, Boalemo, Gorontalo, Banyuwangi dan Jember.

Editor : Maspril Aries

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button