26 Perusahaan Raih Penghargaan Proper Emas 2019
EkbisNews.com, Jakarta – Setelah melakukan evaluasi Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) penilaian 2018 – 2019 terhadap 2.045 perusahaan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah menetapkan 26 perusahaan menerima penghargaan peringkat emas.
26 Perusahaan tersebut menerima penghargaan Proper Emas yang diserahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dengan didamping Menteri LHK Siti Nurbaya di istana Wakil Presiden RI, Rabu (8/1).
Daftar 26 perusahaan penerima penghargaan Proper Emas 2019 adalah :
Indonesia Power Unit Pesanggrahan, Pertamina Kilang Sei Pakning, Badak NGL, Star Energy Geothermal Salak, Pertamina Kilang Balongan, Pupuk Kaltim, PLN Tanjung Jati B, PJB Gresik, Indonesia Power PLTP Kamojang Darajat, PJB Paiton, Pertamina EP Subang, Pertamina Kilang Cilacap, Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, Adaro Indonesia, Pertamina Geothermal Energy Kamojang, Pertamina EP Jambi, Star Energy Geothermal (Wayang Windu), Pertamina EP Rantau, Pertamina EP Tambun, Kideco Jaya Agung, Pertamina MOR IV Rewulu, Pertagas Jawa Bagian Timur, Bukit Asam Tanjung Enim, Pertamina MOR III Bandung Group, Tirta Investama Mambal, dan Tirta Investama Klaten.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam pengarahannya di depan pimpinan perusahaan penerima Proper 2019 mengatakan, “Ketaatan yang dinilai melalui Proper sesungguhnya adalah upaya kita dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan sekaligus dalam rangka merawat lingkungan.
Semakin banyak korporasi yang diikutsertakan dalam Proper dan semakin tinggi standar penilaiannya, maka semakin tinggi pula dampak positifnya terhadap masyarakat.”
Sementara itu Menteri LHK Siti Nurbaya melaporkan, selain mengelola data pencemaran yang dihasilkan oleh industri, Proper juga mendokumentasikan berbagai inovasi dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi energi, efisiensi penggunaan air, upaya penurunan emisi, upaya penurunan beban air limbah, penerapan reduce, reuse dan recycle limbah B3 dan non B3.
“Pada tahun 2019, tercatat 794 inovasi atau meningkat 46 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan jika diukur dari tahun 2015 dimana kriteria inovasi mulai diperkenalkan dalam Proper, jumlah ini meningkat rata-rata 52 persen per tahun. Saat ini sudah ada 94 inovasi telah memperoleh hak paten. Hasil inovasi tersebut mampu menghemat anggaran sebesar Rp.192,63 trilyun,” kata Siti Nurbaya.
Menurut Menteri LHK, selain mendorong inovasi dan efisiensi biaya, Proper juga berhasil mendorong perusahaan melakukan program pemberdayaan masyarakat seperti pemberdayaan suku Anak Dalam, pengembangan ekowisata yang melibatkan masyarakat setempat untuk mengelola konservasi hutan mangrove, pembinaan kelompok disabilitas menjadi percaya diri dan mandiri secara ekonomi, bahkan sampai upaya rehabilitasi penderita HIV/AIDS.
“Dana yang bergulir di masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat perusahaan mencapai Rp22,87 triliun. Jika program-program tersebut dikaitkan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals ata SDGs maka sumbangsih dunia usaha untuk menjawab tujuan SDGs tahun ini tercatat Rp50,32 triliun atau naik 30,10 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Siti Nurbaya.
Pada penilaian Proper 2019 juga mulai diterapkannya teknologi informasi dalam proses penilaian Proper. “Inovasi SIMPEL atau Sistem Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup telah menggantikan proses pengumpulan, analisa data dan penyusunan hasil evaluasi peringkat perusahaan yang sebelumnya dilakukan secara manual, dan sekarang dilakukan secara elektronik. SIMPEL memudahkan perusahaan untuk melaporkan dan mengelola data lingkungan,” ujar Menteri LHK.
Inovasi SIMPEL telah memudahkan dalam pengelolaan data. Dari 3.945 perusahaan yang aktif menyampaikan laporan, jumlah emisi yang dapat dikendalikan dilaporkan sebesar 579.107,34 ton SO2, 392.000,8 ton partikulat, 1.370.892,7 ton NO2.
Sedangkan limbah cair sebesar 414.886,62 ton BOD, 863.774,4 ton COD, 125.474,72 TSS, 150.644,06 ton minyak dan lemak serta 1.645,58 ton amoniak. Sementara itu jumlah limbah B3 yang dihasilkan mencapai 64.794.326,66 ton, 60,2 persen sudah dikelola dengan baik, 30,8 persen masih tersimpan di tempat pembuangan sementara.
Editor : Maspril Aries